Jangan Lupakan Kekejaman PKI

Kebangkitsn PKI memang harus diwaspadai. Karena kekejamannya melewati batas. Lawan politiknya dibunuh dengsn keji.  Seperti apakah. Berikut ini.

 

Jawa Timur. Saat itu Gubernur Jawa Timur, R.M. Soerjo pulang dari lawatan menghadap Soekarno. Di tengah jalan, mobil Gubernur bersama dua pengawalnya dicegat Pemuda Rakyat (underbow) PKI, lalu diseret menggunakan tali sejauh 10 kilometer hingga meregang nyawa.

Lalu, mayatnya di campakkan di tepi kali. Padahal, di masa lalu, Soerjo merupakan pemimpin penting dalam pertempuran melawan Belanda di Surabaya. Jika Anda berkesempatan ke Kabupaten Ngawi, mampirlah sebentar ke Monumen Gubernur Soerjo.

Di Madiun. Di kota ini, PKI juga tega menusuk dubur banyak warga Desa Pati dan Wirosari (Madiun) dengan bambu runcing. Lalu, mayat mereka di tancapkan di tengah2 sawah, hingga mereka kelihatan seperti orang2an
pengusir burung pemakan padi.

Di kota Magetan, Algojo PKI merentangkan tangga melintang di bibir sumur, kemudian Bupati Magetan dibaringkan di atasnya. Ketika telentang terikat itu, algojo menggergaji badannya sampai putus dua, lalu langsung dijatuhkan ke dalam sumur.

Kisah Kyai Imam Mursyid Takeran telah hilang tak tentu rimbanya, genangan darah setinggi mata kaki di pabrik Gula Gorang Gareng, Ayah dari Sumarso Sumarsono yg disembelih di belakang pabrik gula, baru ketemu rangka tubuhnya setelah 16 thn.

Di Blora, tempat kelahiran Pramoedya Ananta Toer, kota itu bersaksi. Pasukan PKI menyerang Markas Kepolisian Distrik Ngawen, Kabupaten Blora, pada 18 Sep 1948. Setidaknya, 20 orang anggota polisi ditahan. Namun, ada tujuh polisi yang masih muda dipisahkan dari rekan-rekannya. Setelah datang perintah dari Komandan Pasukan PKI Blora, mereka dibantai pada tgl 20 September 1948. Sementara, 7 polisi muda di eksekusi dgn cara keji. Di telanjangi, leher mereka di jepit bambu. Dalam kondisi terluka parah, tujuh polisi dibuang ke dalam kakus (wc) ketika masih hidup, kemudian ditembaki.

Muhammad Bana Sahbana

Jurnalis Citizen