Kisah Udik Laksono Setiap Malam Tawasul di Madjid Ampel Surabaya di Bulan Ramadan

 

Mulai awal bulan Ramdhan hingga menjelang akhir puasa ini, hampir setiap malam aku tawasul di masjid Sunan Ampel Surabaya. Berikut ini penuturan mas Udik Laksono.

Saya menyombongkan diri, saya ini orang yang paling beruntung dan bisa dikatakan mendapatkan “Lailatul Qodar” . Meski daya yang saya peroleh itu tidak wah dan tidak luar biasa, tapi ada setitik petunjuk tetang jalan kehidupan saya.
Saat saya mengenal pasangan suami istri yang hampir setiap malam, tawasul di tempat suci membuat ku tertarik mendekatinya. Setelah lewat ngobrol aku ketahui pasangan ini sehari harinya beprofesi sebagai pemulung. Dengan gata yang ikhlas, pasrah, membuat semakin tertarikendekayinya lebih.
Ngobrol tentang ilmu luar biasa, bahkan ketika aku tanyakan tentang kita “Bahrul Laut” “Insan Kamil” wedaran Sunan Kalijogo, sahabat ini mampu menguraikan secara rinci.
Bahkan, ketika tak suruh menerawang diri ini, dia tersenyum, lirih berucap: “Monggo Sinau bareng. Sejatine sampean sering tawasul mriki niki enten barang mboten sekece sampean rasakne nggeh,” saya pun terbelalak.
“Eleng mas, sampean kudu konsentrasi dumateng tugas utama ngopeni yogo. Kengeng nopo akhir akhir niki kak angel pados kebutuhan, inten barang engkal mboten permono.” Ucapnya sambil.minta maaf.
Aku pun tertunduk, tak bisa bicara. Dan malam itu aku seakan mendapat Lailatul Qodar. Tak perlu diperjelas, aku sudah menyadari semua yang aku jalani.
Amin ya ALLAH kauvselamatkan hidupku.