
Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Regulasi Allah SWT untuk makhluqNya ini sangat luar biasa sempurnanya. Tetapi yang bisa memahami paling baik ya manusia sebab memang dibekali alatnya yakni akal pikiran. Konsekwensinya manusia bertanggung jawab atas pemberian akal untuk mengemban amanah pengatur di muka bumi.
Manusia dengan akalnya di satu sisi diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan apa pilihannya. Tetapi di sisi lain diminta pertanggung-jawabnnya atas pilihan tersebut. Konsekwensi tanggung jawab tersebut jelas secara eksplisit disebutkan dalam hadits atau regulasi agama level dua setelah Al-Qur’an. Hadits tersebut riwayat Bukhari dan Muslim, yakni;
اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ
Artinya: “Kerjakanlah apa yang kamu kehendaki, karena sesungguhnya kamu akan diberi balasan (atas apa yang kamu kerjakan).”
Hadits ini menunjukkan bahwa setiap manusia akan diberi balasan atas apa yang mereka kerjakan di dunia. Jika mereka berbuat baik, maka mereka akan mendapat pahala, dan jika mereka berbuat jahat, maka mereka akan mendapat siksa. Hal ini jelas merupakan konsekwensi pilihan. Dalam penjelasan hadits ini, Imam Nawawi mengatakan bahwa hadits ini adalah peringatan bagi manusia untuk berhati-hati dalam beramal, karena setiap amal akan dihisab di akhirat. Dengan demikian, ada perintah kerjakan sesukamu tetapi harus mau menerima konsekwensinya adalah benar (Midified Meta AI, 2025).
Point besar artikel ini adalah mengingatkan pada kita semua untuk lebih hati-hati dalam menasarufkan kapasitas kemampuan dan waktu kita. Apa yang mau kita cari kalau bukan keselamatan dunia sampai akhirat. Apabila kita hidup dalam komunitas sosial maka selamat hanya bisa dalam kondisi damai. Sedangkan damai hanya bisa dibangun oleh persatuan yang kokoh (establish). Dengan demikian mari kita reduksi semua potensi perpecahan dalam sebuah persatuan komunitas. Sekecil apapun upaya kita yang baik (mengurangi potensi perpecahan) maupun yang jelek (memperbesar potensi perpecahan) akan ada balasannya.
Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.
Surabaya,
03 Rojab 1447
atau
24 Desember 2025
m.mustain
