Komunitas Gotongroyong Maknai Hari Jadi Banyuwangi dan Hari Ibu di Saestwo Cafe

Banyuwangi-menaramadinah.com-Komunitas Gotongroyong Rayakan Hari Jadi Banyuwangi dan Hari Ibu dengan Ragam Lomba di Saestwo Cafe

*Banyuwangi, MenaraMadinah. Com* – Semangat menyukseskan Harjaba-Fest 2025, memperingati Hari Jadi Banyuwangi ke-254 sekaligus Hari Ibu 2025
berlangsung di Saestwo Café Klatak, Kalipuro, 19-20 Desember 2025.

Acara literasi betemakan semangat gotongroyong untuk Banyuwangi yang berdaya tersebut berjalan sukses nan berkah dihadiri oleh 99 peserta dari berbagai kalangan dan usia serta bertabur voucher plus buku koleksi Pustaka Agmadina seperti Warung Bathokan,rahasia sebuah bisikan, guritan sewidhak siji, antologi gotongroyong serta cergam adat tradisi yang cetakan Penerbit Erlangga.

Acara ini dipandu oleh Bung Aguk Darsono, Ketua Perkumpulan Komunitas Gotong Royong Empat Puluh Lima, bersama Yeti Chotimah, guru penggerak dan penulis Banyuwangi.

Ketua Paniti HM. Shodiqin, S. Pd,MM.
menekankan pentingnya melestarikan bahasa daerah, membanggakan bahasa Indonesia, dan menguasai bahasa asing seperti Inggris, Arab, Cina dan lainnya serta tingkatkan literasi dan publik speaking.

Festival dibuka dengan tiga lomba yang menampilkan bakat seni dan keagamaan generasi muda. Semua pemenang di hari pertama mendapatkan voucher umroh senilai 2 juta rupiah dari Tulus Hijrah Baitullah Tour & Travel.
*Lomba Pildacil:*
o Juara 1: Azka Dzakiyatus Shaleha (TPQ Safinatul Huda)
o Juara 2: Muchamad Favian (SDI Al Khairiyah)
o Juara 3: Zulfa Chasna Chabibah (Yayasan Rodlotul Jannah Karangrejo). Untuk juara 1 juga ada bonus inap Hotel Aston persembahan Ketua Umum Badan Komunikasi Permuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Banyuwangi
, Ust Ahmad Sururudin, SE, M. Si.

*Lomba Bercerita Bahasa Using:*
o Juara 1: Afina Alana Qolbi (MI Darunajah 2)
o Juara 2: Nayla Taqqiyah (MI Darunajah 2)
o Juara 3: Lutfiyatul Ilmiyah (Rumah Tumbuh Bhakti Imamudin Zhaini/SMP Muhammadiyah 11 Rogojampi)

*Lomba Melukis di Atas Kanvas:*
o Juara 1: Rizka (SMPN 2 Kalipuro)
o Juara 2: Alira (SMPN 2 Kalipuro)
o Juara 3: Tegar (Pondok Pesantren Sirojul Hasan, Rejosari Glagah)

Acara ini menjadi lebih meriah nan berkah ketika KOPPIWANGI (Komunitas Peduli Pendidikan Banyuwangi) melakukan potong tumpeng dalam rangka merayakan hari jadinya satu dekade yang ke- 10.”Alhamdulillah relawan yang hari ini berseragam batik khas bisa berkumpul, Terima kasih praktek baiknya dan teruslah peduli diberbagai bidang dan sinergi dengan komunitas lainnya! ” tutur founder H. Mujiono, SH.

Berbeda dengan hari pertama, lomba pada hari kedua—Baca Puisi antologi gotongroyong Penerbit Lintang dan Story Telling (bercerita adat tradisi lokal dalam bahasa Inggris)—digelar secara bergantian di panggung utama.

Lomba Baca Puisi diikuti peserta dari pelajar SMA/MA/SMK hingga dewasa.

sementara Story Telling dikhususkan untuk pelajar SD/MI. Untuk mengisi jeda penilaian juri, penampilan spontan dari ibu Desi Rachma komunitas Green Jasmine dan Puji Marlena turut memeriahkan acara dengan bersajak.

Jawaranya untuk story telling yakni
o Juara 1: Berlian Ramadhani (MI Darunnajah II)
o Juara 2: Queenbe Hilwa Tazkia (SD Lazuardi)
o Juara 3: Abdul Ghani Ibrahim (MI Darussalam 1 Kalipuro)
o Juara Harapan 1, 2, dan 3 juga diraih oleh peserta dari MI Darunnajah dan Darussalam yang mendapat buku cergam.
o Apresiasi: Seluruh pemenang mendapat voucher kursus ELC senilai 1 juta rupiah. Juara 1, 2, dan 3 tambahan mendapatkan voucher umroh senilai 2 juta rupiah dari Biro Perjalanan Tulus.

Sedang kategori baca puisi pemenangnya:
o Juara 1: Adilla Makhrisza Alharsi (SMAN 1 Rogojampi)
o Juara 2: Mohammad Rizky Yulleo Altaf (SMK Muhammadiyah 8 Siliragung)
o Juara 3: Muhammad Iqbal Maulana (SMPN 3 Rogojampi)
o Harapan 1: Kristanto (SMAN 1 Bangorejo)
o Harapan 2: Farras Aryantaqi (SMKN 1 Pelayaran Kalipuro) selain trophy dan sertifikat juga dapat voucher umroh dan buku.

Harjaba-Fest 2025 yang buat pemenangnya beserta guru pembina bonus ngopi gratis 3 kali di saestwo cafe ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang apresiasi seni,kreasi, melatih mental percaya diri sesuai bakat minatnya serta pelestarian budaya lokal, dan penguatan pendidikan bahasa dan karakter, sekaligus mempererat semangat kebersamaan masyarakat Banyuwangi dalam menyambut hari jadinya memaknai Perang Puputan Bayu.(Aguk Wahyu Nuryadi)