
Banyuwangi-menaramadinah.com-Akhirnya Dua pria juru parkir liar di Rumah Apung Bangsri Underwater Banyuwangi, Jawa Timur usai wisara di pantai, Busahra (56) dan Joddy Soebiyanto (61) dengan wajah menunduk lesu diciduk polisi Sabtu (13/12/2025) kemarin.
Tidak seperti saat memalak Bus Pariwisata dengan garang dan sok jagoan minta dengan paksa uang parkir. Mereka menarik pungutan Rp 150.000 di luar biaya parkir sebesar Rp 25.000.
Menurut Busahra dan Joddy Doebiyanto mengatakan, kepada ketua rombongan Rp. 150. 000 jika tidak membayar, maka bus pariwisata tidak diizinkan keluar dari area Parkir, tetapi ditolak, dan karena rombongan meminta tanda bukti pembayaran. Tawar menawar sepakat Rp. 100.000. Selanjutnya para pelaku mengawal bus tersebut sampai ke jalan raya.
Sedangkan Kapolsek Wongsorejo AKP Eko.Darmawan minggu, 14.Desember 2025 mengatajan, pengakuan Busahra, sebelumnya, di hari yang sama sekitar pukul 13.00 WIB juga telah meminta uang jasa pengawalan terhadap kendaraan bus pariwisata yang masuk ke obyek wisata Rumah Apung Rp 150.000,” kata Kapolsek Wongsorejo, AKP Eko Darmawan, Minggu (14/12/2025) kepada wartawan.
Kepada polisi, Busahra mengaku bahwa uang tersebut akan dikumpulkan untuk membeli sembako yang nantinya dibagikan ke warga sekitar area wisata. Namun, keterangan tersebut dibantah oleh ketua RT setempat yang juga dihadirkan oleh polisi.
Kemudian Polisi memanggil seluruh pemangku kepentingan seperti Ketua RT san Keoala Desa untuk mengonfirmasi keterangan Busahra.
Menurut Samsuri selaku ketua RT, bahwa tidak pernah ada musyawarah dengan warga terkait dengan nominal jasa pengawalan dan belum pernah ada pembagian sembako kepada warga sekitar yang dilakukan oleh Busahra dan Joddy.
Sementara Kepala Desa Bangsring, Sutoyo, bahwa ia tidak pernah memberi perintah kepada para pelaku pemalakan untuk melakukan penarikan jasa pengawalan terhaden5aeaap kendaraan yang berwisata di obyek wisata di wilayah Bangsring.
“Kapolsek juga memerintahkan Bhabinkamtibmas Desa Bangsring untuk berkoordinasi dengan pengelola wisata dan tokoh masyarakat sekitar agar tidak terjadi lagi kejadian pemerasan dengan modus jasa pengawalan bus pariwisata.
Husnu Mufid
