
Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Judul artikel ini terinspirasi dari ayat ini, yakni Surah Al‑Imran (3:103):
*وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا ۚ وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ*
⦿ Arti (Terjemahan)
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai; dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Hikmah yang bisa didapatkan dari ayat ini adalah (Modified AI, 2025):
– Persatuan umat hanya terjaga jika kita semua merujuk pada Al‑Qur’an dan Sunnah.
– Jangan terpecah karena perbedaan furu’ (cabang) yang tidak prinsipil.
– Nikmat persatuan adalah anugerah Allah, maka harus disyukuri dengan saling menghormati dan bekerja sama dalam kebaikan.
Artikel ini menyajikan pikiran untuk mengajak saudara kita yang bukan muslim. Untuk ini kita tidak bisa menggunakan dalil-dalil yang berbasis agama Islam yang bersifat Naqliyah atau dogma. Di sini kita menggunakan logika sehat dan prinsip sains.
Kita coba cari kesamaan dalam ciptaan berupa manusia seperti kita ini, apapun agama, apapun perbedaannya. Semua manusia punya karakter fitroh (suci/murni), seperti rasa kasih sayang dan ini tempatnya di hati yang suci. Punya keinginan hidup yang damai tentram. Cenderung senang bersikap santun ramah elegan dll. Secara umum memiliki sifat dasar positif, yakni mau ikut bertanggung jawab membangun kemaslahatan umat.
Di sisi lain semua manusia memiliki sifat-sifat negatif yang diajarkan oleh syetan. Serta memiliki nafsu yang umumnya berkarakter dasar jelek. Sedangkan akal seperti yang difahami dalam dunia filsafat adalah berkarakter tidak bernilai.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sistem informasi dalam diri manusia ada empat komponen. Berikut dengan sistem nilainya adalah; hati (positif), syetan (negatif), nafsu (cenderung negatif), dan akal (netral). Sistem informasi ini terus bekerja dengan tambahan input lingkungan seperti keluarga kolega dll maka akan menghasilkan output sikap. Sikap ini bisa berupa ucapan, pikiran, tingkah laku dst.
Sikap ketika bertahan dalam periode tertentu akan menjadi habit atau kebiasaan. Kesamaan kebiasaan dalam sekumpulan orang kampung misalkan maka akan menjadi tradisi. Kesamaan tradisi dari sekian kampung dalam satu negara menjadi budaya. Kesamaan budaya dalam sistem global disebut peradaban.
Peradaban modern sekarang ini dokumentasinya adalah sains. Sedangkan kita tahu bahwa sains tidak bernilai, selagi sains berkarakter tidak bernilai maka akan sulit bisa memberi maslahat umat. Dengan demikian sains sangat diperlukan untuk dimodifikasi menjadi cenderung bernilai positif. Setidaknya bagaimana sains tidak dinetralkan melainkan bernilai positif meskipun belum mutlak. Sehingga siapapun yang menggeluti sains akan terbawa positif. Idealnya orang pinter berarti orang yang ahli berbuat baik. Bahasa feqihnya ahli ilmu ya otomatis ahli ibadah. Hal ini demi tercapainya perdamaian global, semoga demikian aamiin.
Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.
Surabaya,
21 Jumadil Akhir 1447
atau
11 Desember 2025
m.mustain
