
Kediri-Menaramadinah. Com Rabu Legi, 11 Juni 2025 Merintis usaha dengan menjual beberapa jenis sayuran yang dibutuhkan tetangga diatas ‘lincak’ yaitu meja kecil terbuat dari bilah-bilah bambu di teras rumah. Sekarang menjadi toko yang REPRESENTASENTATIV dengan aneka dagangan.
Adalah Imroatul Azizah, KPM PKH anggota Kelompok Seroja 1 Dusun Jatirejo Desa Damarwulan Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Mbak Im, sapaan hariannya berkulit kuning bersih, wajah bulat telor dengan tatapan mata yang simpati k kepada semua orang murah senyum dan ramah, bersuamikan Rohimin, dari pernikahannya dianugerahi seorang anak laki-laki tampan berkumis serta jambang yang tebal, bernama: Moch. Muroqibul Ikhsan, dia saat ini lagi menunggu jadwal sidang untuk mempertahankan skripsi nya di UM Malang, sedangkan anak yang kedua adalah perempuan yang masih sekolah dasar, gadis kecil itu bernama: Zahra Shifa Ramadani.
Pagi ini Mbak Im, menceritakan bahwa dalam memulai usaha dagangnya dari nol, atau dari kecil, yaitu menjual beberapa sayuran saja dan tempat berjualan nya diteras rumah, semua dagangan nya diletakkan diatas meja kecil dari bilah bambu saja, memang saat ini meja bambu pertama itu sudah tiada, sudah rusak, karena sudah sepuluh tahunan yang lalu, namun sampai saat ini meja kecil dari bambu itu sudah baru, bentuk dan ukuran nya masih sama seperti yang dulu dan ditempatkan di teras rumah, sementara dagangan yang beraneka macam itu sekang sudah ditata rapi dalam ruangan rumah sampai dua ruang. Jadi saat ini sudah menjadi toko kelontong yang indah.
“Dalam mengembangkan usaha seperti ini dibutuhkan kesabaran, artinya sabar menghadapi pelanggan yang karakter nya bermacam-macam, berikut nya ketekunan dan ketlatenan”: Papar Mbak Im dengan senyum yang manis sampai terlihat deretan giginya yang rapi dan bersih.
Ada tiga prinsipnya dalam mengembangkan usaha nya hingga berkembang dan maju seperti sekarang ini.
Pertama: mau mendengarkan apa yang dibutuhkan para pelanggan dan berusaha memenuhi nya dalam batas kemampuan yang ada. Kedua: menabung, seberapapun hasil yang didapatkan hari ini harus disisihkan untuk ditabung, dan yang Ketiga: meminjam, untuk memperbesar usaha, dalam hal ini Mbak Im, memenjam pada Perbankan yang legal dan sermi, yaitu BRI. “Alhamdulillah, pinjaman saya hanya kurang tiga kali angsuran dari total pinjaman 20 juta rupiah”: jelasnya. Dalam memanfaatkan pinjaman itu Mbak Im berpesan agar digunakan yang betul-betul bisa mendorong kemajuan usaha nya, maksudnya bukan untuk kebutuhan konsumtif dan memenuhi keinginan. Selain tiga hal diatas Mbak Im dalam melayani pelanggan agar mempunyai kepuasan tersendiri: suaminya siap mengantarkan sampai dirumah bawaan belanja pelanggan, dan juga siap mengantarkan pesanan pelanggan.
Pada akhirnya wawancara Mbak Im berpesan kepada sesama KPM PKH, agar: dimanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya, syukur-syukur bisa digunakan untuk memulai usaha se-Kecil-apapun usaha tersebut, tekuni dan telateni dengan sabar dan istikomah.
Di toko nya yang rapi dan bersih ditambah pelayanan yang ramah itu setiap hari juga menerima tetangga kanan kiri menitipkan dagangan, ada aneka gorengan, sayur dan lauk-pauk siap saji.
Maka sebetulnya usaha itu bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kita miliki walaupun belum bisa memiliki tempat sendiri, dengan demikian sesungguhnya kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan dari dalam diri sendiri, dengan kemampuan yang kita miliki.
Sesusai dengan semboyan PKH saat ini: Bansos Sementara, Berdaya Selamanya. Artinya sekarang adalah: Era Pemberdayaan.
Kasarnya: Siapa yang tidak mau memperdayakan dirinya akan tertinggal.
Semoga para KPM PKH, bisa menumbuhkan JIWA WIRA USAHA, sehingga tidak lama-lama menerima bantuan dari pemerintah.
Terus belajar, manfaatkan kegiatan FDS atau Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga, sebagai wahana mengasah kemampuan dan ajang promosi usaha, dan mau membuka diri terhadap perkembangan teknologi atau kemajuan yang ada dan mau bekerja sama dengan orang lain.
Nur Habib, mengabarkan.