
ORGANISASI EKSTRA GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI) VERSUS KOMPRADOR POLITIK SAAT INI MASIH RELEVANKAH ?
Masih ingatkah kita dengan istilah komprador politik ? Komprador politik sering kita gunakan sebagai bahan guyonan pertemanan kita, saat kita masih lucu-lucunya sebagai penggiat diskusi dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya. Demikian penjelasannya : Komprador politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau kelompok yang bekerja sama dengan kekuatan asing atau pihak luar untuk menguasai atau mempengaruhi politik dan ekonomi suatu negara, seringkali dengan mengorbankan kepentingan nasional.
Istilah “komprador” sendiri berasal dari kata Portugis “comprador”, yang berarti “pembeli” atau “agen”. Dalam konteks sejarah, komprador adalah agen atau perantara yang bekerja untuk perusahaan asing di negara-negara kolonial atau semi-kolonial.
Dalam konteks politik modern, komprador politik dapat merujuk pada:
– Politikus atau pejabat yang menerima dukungan atau bantuan dari pihak asing untuk mencapai tujuan politik atau ekonomi.
– Kelompok atau partai politik yang memiliki hubungan erat dengan kekuatan asing dan mengutamakan kepentingan asing daripada kepentingan nasional.
– Individu atau kelompok yang bekerja sama dengan pihak asing untuk menguasai atau mempengaruhi sumber daya alam, ekonomi, atau politik suatu negara.
Komprador politik seringkali dianggap sebagai pengkhianat bangsa atau penjilat asing, karena mereka lebih mengutamakan kepentingan asing daripada kepentingan nasional.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) masih relevan sebagai representasi kaum nasionalis muda dalam melawan komprador politik, tetapi dengan beberapa catatan penting.
*Kekuatan GMNI*
– Membina dan mengembangkan jiwa nasionalisme di kalangan mahasiswa melalui kampanye nasionalisme, protes terhadap negara, dan kerjasama organisasi mahasiswa.
– Melakukan counter narasi terhadap berbagai isu yang menentang nasionalisme.
– Memiliki cita-cita ideologis yang kuat, kecintaan pada Bung Karno, dan rasa cinta terhadap Indonesia yang besar ¹.
*Tantangan dan Kritik*
– Gerakan mahasiswa, termasuk GMNI, sering kali terjebak dalam eksklusivitas, ketergantungan, elitis, reaksioner, dan oportunis.
– Kurangnya interaksi dengan basis massa rakyat membuat mahasiswa lebih sibuk dengan kehidupan lembaga intrakampus masing-masing.
– Organisasi eksternal seperti ormas, organda, dan ornop dapat menggeser peran dan fungsi lembaga kemahasiswaan dengan corak politik elitis yang dibawa mereka ².
*Relevansi dan Arah Gerakan*
– GMNI perlu meningkatkan kreativitas dan menggunakan pendekatan teknologi informasi untuk mengkampanyekan gagasan nasionalisme.
– Memaksimalkan kader dan menjalin keterhubungan dengan program studi.
– Mengembangkan aliansi dengan buruh/pekerja di sektor apa pun, karena mahasiswa pada akhirnya akan menjadi buruh.
Dalam konteks ini, GMNI dapat mempertahankan relevansinya sebagai representasi kaum nasionalis muda dengan memperkuat ideologinya, meningkatkan interaksi dengan rakyat, dan mengembangkan aliansi dengan kelompok lain yang memiliki tujuan serupa.
Pola gerakan organisasi ekstra mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dapat menjadi relevan sebagai representasi kaum nasionalis muda dalam melawan komprador politik, tergantung pada beberapa faktor:
*Faktor Pendukung*
1. *Ideologi nasionalis*: GMNI memiliki ideologi nasionalis yang kuat, yang dapat menjadi landasan untuk melawan komprador politik dan mempromosikan kepentingan nasional.
2. *Sejarah perjuangan*: GMNI memiliki sejarah perjuangan yang panjang dan kaya, yang dapat menjadi inspirasi bagi kaum nasionalis muda untuk melawan komprador politik.
3. *Jaringan dan solidaritas*: GMNI memiliki jaringan dan solidaritas yang luas dengan organisasi lain dan masyarakat, yang dapat membantu memperkuat gerakan nasionalis muda.
*Faktor yang Perlu Diperhatikan*
1. *Relevansi dengan isu kontemporer*: GMNI perlu memastikan bahwa pola gerakannya relevan dengan isu kontemporer dan kebutuhan masyarakat saat ini.
2. *Keterlibatan aktif*: GMNI perlu memastikan bahwa anggotanya terlibat aktif dalam gerakan dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang isu komprador politik.
3. *Strategi dan taktik*: GMNI perlu memiliki strategi dan taktik yang efektif untuk melawan komprador politik dan mempromosikan kepentingan nasional.
*Potensi*
1. *Membangun kesadaran masyarakat*: GMNI dapat membantu membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya komprador politik dan kepentingan nasional.
2. *Menggerakkan aksi*: GMNI dapat menggerakkan aksi mahasiswa dan masyarakat untuk melawan komprador politik dan mempromosikan kepentingan nasional.
3. *Membangun jaringan*: GMNI dapat membangun jaringan dengan organisasi lain dan masyarakat untuk memperkuat gerakan nasionalis muda.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, GMNI dapat menjadi relevan sebagai representasi kaum nasionalis muda dalam melawan komprador politik. diambil dari potingan Bung Joni Teguh di Group Wacshap PA GMNI Jember (gus)
ket foto
-Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra bersama penulis saat jadi Pemateri Kaderisasi Tingkat Dasar GMNI Solok Raya Sumatera Barat ”
-Bersama Bung Hariyadi IPB Presidium GMNI tahun 2012 saat KTD GMNI solok Raya.