
Oleh : Prof. Machmud Mustain Guru Besar ITS dari Tanah Suci Makkah.
Munculnya aliran Jabariyah dan Qodariah adalah akibat tidak bisa mendamaikan atau mempertemukan antara pemahaman Qodlo’ dan Qodar. Secara singkat Qodariyah mengatakan bahwa Qodlo’ bisa rubah total, sedangkan Jabariyah mengatakan kebalikannya yakni Qodlo’ total tidak bisa berubah (sumber; kitab Al-Ghozsli, kitab Al-Mawardi, dll).
Karena tidak bisa disingkronkan maka kedua aliran tersebut bersi keras mempertahankan pandangannya masing-masing. Sehingga terjadi tragedi munculnya kedua aliran *Qodariyah dan Jabariyah*. Hal ini lantaran kesalah fahaman antara kedua aliran tersebut dalam memahami konsep sebagai dasar aliran.
Definisi umum bahwa Qodlo’ adalah ketetapan yg telah dibuat oleh Allah SWT yg disemayamkan di Lauhil Mahfudz. Sedangkan Qodar adalah ketetapan yg telah terjadi sesuai dengan waktu kejadian yang telah ditetapkan (Pemahaman dari: Fathul qorib-Imam Mawardi, dan Al-Mughni-Imam ibnu Qudamah).
Ada satu pemahan yang menyatukan yakni aliran Sunny. Aliran ini menjadi aliran terbesar (main stream), yakni hampir 90% menjadi populasi muslim dunia.
Pandangan cerdasnya demikian, pemahaman Qodar tidak kaku (rigid) tetapi lunak adanya dua bagian yakni Mu’allaq dan Mubrom (Pemahaman dari; Fathul qorib, Al-Mughni). Mu’allaq berarti bergantung, yakni ada bagian tertentu yang bergantung pada Ikhtiyar manusia. Di sini ada ruang yang manusia bisa merubah nasib. Sedangkan Mubrom artinya pasti yakni ketentuan yang tidak bisa berubah. Manusia tidak diberi kapasitas untuk merubah. Secara umum, segala sesuatu kejadian yang di luar kapasitas kemampuan manusia untuk merubah. Contoh bencana, kecelakaan, detak jantung, dll.
Alhasil, apabila kita bisa memahami seperti ini maka tidak akan terjadi tragedi munculnya dua aliran pemahaman yang berbeda yakni Qodariyah dan Jabariyah. Dengan demikian peluang perdamaian dunia membesar.
Semoga mendatangkan manfaat barokah slamet aamiin.
Mekkah, 19 Romadlon 1446, 19 Maret 2025.
m.mustain