Peranan Guru dalam Meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

 

Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
(Guru SMPN 3 Sindang Indramayu)

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah program yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan siswa di sekolah.

Program ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca, menulis, berpikir kritis, dan memahami informasi dengan baik, sehingga siswa dapat menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berwawasan luas.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah

1.Meningkatkan Minat Baca: Mendorong siswa agar memiliki kebiasaan membaca secara teratur, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

2.Mengembangkan Kemampuan Literasi: Membantu siswa memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber.

3.Menciptakan Lingkungan Literasi Membentuk budaya literasi di sekolah dengan menyediakan sarana seperti perpustakaan, buku-buku, dan kegiatan literasi.

Tahapan Pelaksanaan GLS

GLS biasanya dilaksanakan dalam tiga tahap berikut:
1.Pembiasaan Membiasakan siswa membaca buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai.

2.Pengembangan Memberikan kegiatan pengembangan literasi seperti diskusi, menulis cerita, resensi buku, atau membuat poster.

3.Pembelajaran Mengintegrasikan literasi ke dalam mata pelajaran untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap konten pembelajaran.

Manfaat Gerakan Literasi Sekolah

1.Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.

2.Menumbuhkan minat belajar dan rasa ingin tahu.

3.Mengurangi ketergantungan pada teknologi digital tanpa tujuan yang jelas.

5.Membantu siswa memahami isu-isu terkini dengan berpikir kritis.

GLS melibatkan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem literasi yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) secara resmi dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2016 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Dalam Permendikbud ini, kegiatan membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai menjadi salah satu langkah awal dalam pelaksanaan GLS.

Program ini merupakan bagian dari Gerakan Literasi Nasional (GLN), yang bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat secara luas.

Dengan dicanangkannya GLS, pemerintah berupaya mengatasi rendahnya minat baca dan tingkat literasi siswa di Indonesia yang sebelumnya menjadi perhatian di tingkat nasional dan internasional yang masih rendah dalam PISA.

Peran Guru dalam GLS

Peran guru dalam gerakan literasi sekolah sangat penting untuk menciptakan budaya membaca dan menulis yang baik di lingkungan sekolah.

Beberapa peran guru dalam gerakan literasi sekolah antara lain:

1.Membangun Minat
Baca
Guru dapat memperkenalkan berbagai jenis bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat siswa, serta mendorong mereka untuk membaca secara rutin.

2.Menjadi Teladan Guru harus menjadi contoh dalam kebiasaan membaca dan menulis, sehingga siswa terinspirasi untuk mengikuti jejak mereka.

3.Menyediakan Sumber Belajar
Guru dapat menyediakan berbagai materi bacaan, seperti buku, artikel, atau media digital yang mendukung perkembangan literasi siswa.

4.Mengintegrasikan Literasi dalam Pembelajaran. Menggunakan kegiatan membaca dan menulis sebagai bagian dari pembelajaran di berbagai mata pelajaran untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa.

5.Mengembangkan Keterampilan Menulis. Guru memfasilitasi siswa untuk menulis dengan memberikan tugas menulis yang menantang dan konstruktif, serta memberikan umpan balik yang membangun.

6.Menciptakan Lingkungan Literasi yang Mendukung: Menyediakan ruang kelas yang penuh dengan bahan bacaan dan membuat kegiatan literasi menarik agar siswa merasa termotivasi untuk berpartisipasi.

7.Mendukung Pembelajaran Mandiri: Guru membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi secara mandiri dengan memberikan akses ke berbagai sumber daya dan metode pembelajaran yang kreatif.

Dengan peran-peran tersebut, guru dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi siswa, baik dalam hal membaca, menulis, maupun berpikir kritis.

Peran Semua Elemen Guru dalam GLS

Gerakan Literasi Sekolah bukan hanya tugas guru bahasa Indonesia, meskipun mereka memiliki peran yang signifikan.

Gerakan literasi adalah tanggung jawab bersama seluruh civitas akademika, termasuk guru dari berbagai mata pelajaran.

Berikut beberapa alasan mengapa gerakan literasi sekolah adalah tanggung jawab bersama:

1.Integrasi dalam Berbagai Mata Pelajaran:
Literasi bukan hanya berkaitan dengan bahasa Indonesia, tetapi juga dengan kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis yang dibutuhkan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru matematika bisa mengajarkan literasi numerasi, guru sains dapat mengajarkan literasi ilmiah, dan guru sosial dapat mengajarkan literasi sejarah.

2.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis:
Literasi melibatkan keterampilan berpikir kritis yang perlu diterapkan dalam setiap mata pelajaran. Guru di semua disiplin ilmu dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyusun argumen.

3.Menciptakan Kebiasaan Membaca yang Luas:
Guru dari berbagai bidang mata pelajaran dapat memperkenalkan sumber bacaan yang relevan dengan topik pelajaran mereka. Ini membantu siswa mengembangkan kebiasaan membaca yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada materi bahasa Indonesia.

4.Mengembangkan Keterampilan Menulis dalam Berbagai Konteks:
Menulis tidak hanya penting dalam bahasa Indonesia, tetapi juga dalam mata pelajaran lain seperti menulis laporan ilmiah dalam sains, menulis esai dalam sejarah, atau menulis analisis dalam geografi.

5.Membantu Mengatasi Kesenjangan Literasi: Dengan melibatkan semua guru, gerakan literasi dapat lebih merata dan melibatkan seluruh siswa tanpa terkecuali, membantu mengatasi kesenjangan literasi di antara siswa dengan latar belakang yang berbeda.

Dengan demikian, meskipun guru bahasa Indonesia memiliki peran penting, keberhasilan gerakan literasi sekolah membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari seluruh guru dan pihak terkait di sekolah.