
Kediri-Menaramadinah.com Selasa Pahing, 31 Desember 2024 Semangat bekerja dan berusaha yang sungguh-sungguh dan keras, serta didasari keyakinan dan keimanan yang kuat dan tebal bahwa: Rizki apapun datang dari Allah SWT. Inilah Puryani KPM PKH GSM (Graduasi Sejahtera Mandiri) Anggota Kelompok Seroja 1 Dsn Jatirejo Ds Damarwulan Kec Kepung Kab Kediri telah menyatakan dengan sesungguhnya mengundurkan diri keluar dari kepesertaan PKH atas kemauan dan kesadaran sendiri.
Puryani adalah seorang ibu dari gadis remaja yang bernama Nabilah dan anak laki-laki Naufal. Anak-anak itu sangat beruntung mempunyai seorang ibu, berkulit bersih dengan senyum yang manis, ramah, kuat dan ulet serta sangat tekun beribadah dan memiliki prinsip yang dipegang kuat, serta dibimbing oleh suami, bernama Abdul Aziz S, seorang ayah yang moderat dan bertanggung jawab bagi diri dan kedua nya.
Keluarga Puryani dalam keseharian hidup dalam kesederhanaan, rumah yang ditempatinya juga menjadi tempat usaha keluarga yaitu: Berdagang empon-empon, antara lain: jahe, kunir, dan kencur.
Barang dagangan tersebut diambil langsung dari petani, baik dari seputar tempat tinggalnya Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri maupun dari luar daerah Kabupaten Jombang, Kabupaten Malang, ada juga dari luar pulau yaitu Kalimantan dan bahkan dari luar negeri yaitu: Thailand dan Vietnam.
Kepada penulis Puryani menceritakan awal mulanya berdagang empon-empon tersebut dimulai sejak masa Corona tahun 2019, baik secara online maupun offline artinya orang yang membeli datang ke rumahnya maupun membeli di pasar, oleh karena suami Puryani berjualan di pasar. Selain itu ada beberapa pedagang jamu keliling yang menjadi pelanggan nya, ada juga selles.
Dalam menekuni usaha keluarga Puryani dan suami sudah mengalami suka duka yang menjadikan mereka bisa kuat dan bertahan. Puryani dengan wajah yang tenang dan teduh menuturkan bahwa selama menjalani usaha nya kendala yang dihadapi adalah masalah keuangan dari pembeli yang menunggak dan tidak kembali lagi, istilahnya ‘dikemplang’ sudah berkali-kali.
“Prinsip kami: uang yang dibayarkan dari pembeli ‘itulah rizki’ kami, sedangkan uang yang tidak dibayar(kemplang) itu ‘rizki mereka’, kami mulai ‘kulak’ artinya membeli barang dagangan ya dari uang seadanya, baru berjalan lagi” terang Puryani.
Mereka tidak mempermasalahkan uang yang ada di pelanggan yang sudah tidak pernah datang lagi tersebut, walaupun kalau ditotal bisa untuk membeli sebuah mobil pickup yang baru.
Mereka juga mempunyai prinsip bahwa tidak mau pinjam di bank dan berhutang.
Untuk meningkatkan usaha keluarga nya Puryani berharap bisa membeli sebuah mobil pickup untuk mengirim pesanan dan mengangkut dagangan nya dari petani.
Dalam usaha keluarga ini Puryani yang mengatur sirkulasi keluar masuk nya barang, sehingga waktu nya banyak di rumah, ya mengurus dagangan, merawat rumah, mengurus keluarga, melayani pembeli, jadi rumah sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha nya, sedangkan suaminya selesai dari pasar, pulang sekitar jam 11.00, sehingga ada waktu luang untuk bisa digunakan bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat.
Nah mereka bisa menikmati ritme kehidupan tersebut dengan bahagia, “Kami bersyukur sekali bisa menjadi wasilah/jalan bagi rizki orang lain, hal yang membahagiakan adalah ‘bisa memberi’ kepada orang lain” tutur Puryani.
Alasan pokok mereka keluar dari kepesertaan PKH diatas pertama sudah memiliki usaha keluarga, selain itu untuk memberikan kesempatan kepada orang lain. “Saya sangat tersiksa dan tidak nyaman kalau harus antri mengambil bantuan dan bergerombol dengan orang banyak”: tutur Puryani.
Penulis saat berkunjung ke rumahnya mendapat hidangan kopi jaye dan pisang goreng yang enak, sambil memahami prinsip keluarga Puryani yang bermental ‘MEMBERI’ inilah sesungguhnya sikap kepahlawanan para pejuang bangsa Indonesia, tinggalan leluhur nenek moyang kita, dan tuntutan agama. Satu hal lagi yang patut dicontoh dari keluarga Puryani ini adalah mereka sangat memperhatikan kesejahteraan kepada orang tua nya, walaupun mereka belum berkecukupan.
Semoga keluarga Puryani dipertemukan dengan orang-orang yang jujur dalam usaha perdagangannya, apa yang diinginkan dimudahkan dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Semoga Puryani dan keluarga nya, sehat dan bahagia selalu, usahanya terus berkembang dan maju, dan kisah GSM nya bisa menginspirasi KPM PKH dan orang lain.
Nur Habib, mengabarkan.