NGALAH, NGALIH, NGAMUK

“Setiap orang berhak untuk goblok, tetapi banyak yang menggunakannya secara berlebihan !”
(Habib Stalin, pemimpin Komunis Uni Soviet, haplogroup Y-DNA G)

OLEH : FAQIH WIRAHADININGRAT

 

KEGOBLOKAN UNFAEDAH

Di media sosial terkini ada percakapan rasis dan arogan yang melibatkan seorang Habib Imigran Yaman dengan jongosnya seorang muhibbin (pengikut habib). Dia dengan sembrono menyampaikan bahwa jumlah Klan Ba’alwi total kini berjumlah 4 juta jiwa ! Dan apabila mereka bersatu, maka selesailah Indonesia !!!
(https://vt.tiktok.com/ZS6kvugNY/)

Ungkapan ini jelas sangat ceroboh, arogan, rasis dan sekaligus jauh dari kecerdasan logika. Saya agak gamang untuk menggunakan kata GOBLOK, karena khawatir disamakan dengan seorang pendakwah yang juga jongosnya para Kabib. Dimana dia akhirnya harus rungkad nama baik dan jabatannya yang baru seumur jagung. Gara-garanya kata tersebut dia lontarkan kepada penjual es teh sebagai wajah perwakilan dari wong cilik.

Baiklah akan saya ulas dimana letak kebatilan hal tersebut :
1. CEROBOH, karena dia telah berani menyampaikannya di ruang publik seolah hanya dia yang paling jagoan tanpa berkaca dan disertai dengan data yang jelas.
2. AROGAN, seolah Habaib Klan Ba’alwi sebagai ras yang paling hebat di Nusantara.
3. RASIS, karena mengagungkan suatu ras dan sekaligus merendahkan ras lain, seolah dianggap lemah tiada daya. Hal itu adalah bentuk ungkapan rasis yang harus dikecam dan dilawan siapa saja di muka bumi ini.
4. GOBLOK, baiklah terpaksa saya pakai kata ini karena patuh pada Hadits : Menyombongi orang sombong adalah sedekah !
Jelas ini KEGOBLOKAN UNDAEDAH. Suatu kegoblokan yang bukan saja tidak membawa faedah dan kemanfaatan sama sekali, tetapi akan memicu sentimen publik dan konflik horizontal.

 

DATA VALID KEPENDUDUKAN

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk etnis Arab hanya sekitar 0,05% atau sekitar 118.866 jiwa.
(https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_suku_bangsa_di_Indonesia_menurut_jumlah_penduduk)
Apabila pakai estimasi data valid diatas, kini dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 282 juta maka jumlah seluruh etnis Arab hanya sekitar 140 ribu jiwa. Taruhlah mereka tidak mengikuti program KB maka kita maksimalkan jumlahnya maksimal sekitar 300 ribu jiwa. Itu untuk seluruh etnis Arab dari berbagai klan. Misalnya jumlah Ba’alwi adalah separuhnya, maka hanya sekitar 150 ribu saja.

INGAT, KITA HARUS PAKAI DATA DAN JANGAN BIASAKAN HOAX !
Goblok jangan dipelihara, biar hidup tidak salah arah !!!

 

SEJARAH KEBERANIAN NUSANTARA

Dalam tradisi Nusantara sebagai bangsa yang permisif dan memegang adab, maka tentu saja hal tersebut sangat disayangkan.
Bangsa Nusantara terkenal akan budaya kesopanannya, keramahtamahannya dan tingkat kesabaran yang senantiasa menjadi pedoman di dalam sudut kehidupannya. Namun ingatlah tradisi akhlaqul karimah ini baru mulai diterapkan sejak jaman Islam. Terutama sejak kedatangan para pendakwah pada era WALISONGO ke Nusantara.

Di era sebelumnya atau PRA-ISLAM, Bangsa Nusantara terkenal sebagai bangsa pemberani yang sangat keras dan arogan, terutama kepada bangsa asing. Dalam catatan ANTONIO PIGAFETTA pada tahun 1522, seorang penjelajah dan ilmuwan dari Vicenza Italia tenyata mencatat hal yang sangat mengerikan. Dia berkunjung ke berbagai tempat dan sekaligus mengulas banyak hal termasuk tentang watak dan tabiat Bangsa Nusantara. Dalam kesaksiannya, dia tidak pernah menjumpai suku bangsa di berbagai belahan bumi manapun, ada suatu bangsa yang lebih pemberani dari bangsa Nusantara. Mereka terkenal sebagai pelaut yang handal dan sekaligus petani yang hebat. Dalam tulisannya dia menyebutnya sebagai bangsa JAWA, yaitu etnis terbesar yang mendiami dan mewakili orang Nusantara.

Diceritakan sebagai berikut dari berbagai sumber tentang watak Bangsa Jawa :
1. Jangan menatap mata orang Jawa apabila sedang berpapasan, karena itu akan dianggap sebagai tantangan langsung. Atau anda harus siap dihajar oleh mereka tanpa ampun.
2. Jangan duduk atau berdiri di tempat yang lebih tinggi dari mereka, atau anda akan langsung diturunkan dengan paksa. Apabila menolak, berarti siap dibunuh !!!
3. Tidak ada kamus KALAH dalam kosakata bangsa Jawa. Jadi sekali mereka bertikai maka pilihannya hanyalah MENANG ATAU MATI.
4. Bangsa Jawa adalah bangsa yang unik dan ‘gila’, dimana kematian yang menimpa keluarganya, akan dirayakan dengan penuh kegembiraan. Tidak ada kesedihan. Apalagi mati dalam pertikaian dan peperangan. Karena kematian sebagai pemberani adalah tiket sempurna menuju NIRWANA. Untuk terlepas dari segala derita di dunia, terbebas dari segala belenggu jasmani, dan untuk memperoleh kebahagiaan abadi dalam dimensi jiwa. Kesimpulannya, kematian dengan membawa kebajikan dan keberanian adalah syarat reinkarnasi menuju kehidupan selanjutnya yang lebih baik. Pilihannya adalah reinkarnasi ke dunia dengan lebih baik, atau kehidupan di Nirwana (Swargaloka) yang indah dan abadi.

Karena itulah dalam sejarah pra-Islam seringkali terjadi perang besar yang dihadapi dengan penuh totalitas dan kegagahan.
Dalam konflik di era Mataram Kuno misalnya, konflik antara Dinasti Sanjaya yang Hindu dengan Syailendra yang Budha menjadi contoh nyata. Akibat konflik yang berkepanjangan, Raja Sanjaya Rakai Pikatan (yang membangun Prambanan) berupaya meredam perang saudara yang berdarah-darah tersebut. Dia menikahkan putrinya Dyah Pramodawardhani dengan Raja Samaratungga dari Syailendra. Pada akhirnya perang pun usai dengan pernikahan bersejarah tersebut. Dan Samaratungga yang ingin mengharumkan dinastinya dan sekaligus sebagai rasa syukur, maka dia membangun Borobudur yang tak kalah megahnya dengan Prambanan. Namun kemudian pada generasi berikutnya, konflik berdarah kembali bergolak sehingga mengakibatkan Syailendra kalah. Raja Balaputradewa harus menyingkir ke tanah Sumatera dan sekaligus menjadi raja terbesar bagi Kerajaan Sriwijaya yang beragama Budha. Konflik terjadi juga di era Jenggala dan Daha yang mengakibatkan lenyapnya Jenggala dari muka bumi, padahal pendiri keduanya adalah bersaudara. Juga Daha yang hancur pada era kebangkitan Singasari melalui Ken Arok Raja pertamanya.

Pada era Kertanegara, utusan Mongol yang mencoba mengancam Singasari agar tunduk dan mengakui Mongol sebagai kerajaan penakluknya pun seketika dijawab lunas. Kertanegara mengiris telinga duta Mongol dan menantang perang terbuka. Bangsa Nusantara tidak bisa diancam, atau perang adalah pilihannya. Kematian dalam perang adalah kegembiraan yang akan disongsong dengan penuh kebahagiaan.

Nantinya Singasari hancur bukan oleh Mongol, tapi oleh serangan internal dari Kediri (Daha). Dan dalam posisi sudah lemah, Kediri harus menghadapi Mongol yang akhirnya mendarat di Jawa. Kediri hancur, tapi Mongol juga remuk dan kabur kembali ke negerinya karena dihajar oleh Raden Wijaya, Sang Menantu Kertanegara. Koalisi pasukan Jawa yang nanti menjadi Kerajaan Majapahit dengan dibantu oleh pasukan Madura bantuan dari pamannya Aria Wiraraja mampu menghancurkan Mongol yang hampir tak terkalahkan di dalam pertempuran lintas benua.

Tercatat Abbasiyah sebagai Imperium Dunia, pusat peradaban dan ilmu pengetahuan, harus runtuh oleh Mongol pada tahun 1258. Sekitar 2 juta warga Baghdad dibantai pada saat itu. Bangunan-bangunan kota dijarah dan dibakar ludes. Sementara berbagai kitab dan buku ilmu pengetahuan dari berbagai perpustakaan dibuang di jalanan dan sungai. Sungai Euprat dan Tigris seketika berwarna merah akibat darah, dan bercampur warna hitam tinta dari jutaan kitab yang dibuang di kedua sungai tersebut.
Mongol juga menghancurkan KERAJAAN KHAZAR di Kaukasus, dan menghapus selamanya dari muka bumi. YAHUDI KHAZAR KAUKASUS ini berhaplogroup Y-DNA G. Secara paternalistik (garis ayah) adalah asal-muasal dari Klan Ba’alwi Imigran Yaman di Nusantara yang rasis, arogan dan pemalsu cucu Nabi ini.

Namun akhirnya dengan seiring berjalannya waktu dan setelah kedatangan Islam di Nusantara maka perlahan semuanya berubah. Watak yang bara-bar tersebut dirubah menjadi lebih santun, penyabar dan cinta damai.

 

SENTIMEN PUBLIK

Namun sesabar-sabarnya perilaku sebuah bangsa, ada karakter dasar dari pembawaan genetiknya. Karena kambing akan selalu doyan makan rumput, sementara serigala senantiasa selalu doyan daging. Anak singa akan mengaum, dan anak kucing juga akan mengeong.

Bangsa Nusantara yang santun di era Islam seringkali selalu diuji kesabarannya. Dan tragedi pun selalu terjadi berulang. Sifat asli dari karakter Bangsa Nusantara bangkit ketika kesabarannya sudah habis. Prinsipnya NGALAH, NGALIH DAN NGAMUK. Bila dijahati akan mengalah, dan bila terus diusik maka akan menghindar demi perdamaian. Tetapi ketika terus dikerjain maka tidak ada pilihan lain, niscaya NGAMUK, MARAH atau PERANG adalah pilah terakhirnya.

Kolonial Belanda sudah merasakannya, mereka tidak pernah tenang dalam pendudukannya di Nusantara. Walau sempat kaya-raya karena memonopoli perdagangan rempah dan hasil bumi Nusantara, mereka juga menderita. Belanda Raya yang dulu besar akhirnya pecah dan bangkrut. Terpecah menjadi Belgia, Luksemburg dan sebagian wilayahnya dicaplok PRUSIA (Jerman) hingga saat ini.

SEKUTU yang menang Perang Dunia II, harus bernasib tragis kehilangan 2 orang jenderalnya di Nusantara. Dan bagi Inggris, itu adalah aib yang akan mereka ingat selamanya dalam sejarah. Hal itu terjadi pada tahun 1945 ketika mereka membonceng Belanda yang ingin kembali menjajah Nusantara, pasca mereka kalah dari Jepang pada tahun 1942.

Patut dicatat dari kesemua perang yang gagah berani tersebut, tidak ada riwayat seorang Habib Ba’alwi ikut terlibat di dalamnya. Mereka bangsa pengecut, licik dan antek penjajah. Jadi adalah aneh apabila ada ungkapan :

“Jumlah Ba’alwi 4 juta jiwa dan kalau mereka bersatu maka INDONESIA AKAN SELESAI !!!”

Selesai yang bagaimana wahai bangsa pecundang, wahai maling nasab, wahai bangsa tak tahu diri, jongos penjajah dan pemecah- belah ummat ?!?!?
Lihatlah reaksi dari publik yang seketika memberikan sentimen keras dan negatif :
(https://vt.tiktok.com/ZS6B9VFw7/)

Tolong dijaga mulutnya, dan sopanlah sedikit saja agar anda layak untuk dihormati.
Bangsa Cina boleh tinggal di Nusantara asal tidak menghina !
Bangsa Japan boleh datang, asal anda sopan !!
Bangsa Barat dipersilahkan singgah bila tidak menjadi keparat !!!
Dan Bangsa ARAB diijinkan hadir asal anda menjaga ADAB !!!!

Klan Habib Ba’alwi Yaman telah berulangkali menyakiti Bangsa Nusantara. Tidak perlu diceritakan bagaimana fatwa sesat pro-penjajah di masa silam. Atau pemalsuan makam dan sejarah di era kekinian. Juga tidak perlu diingat kembali TRAGEDI TERBANTAINYA JUTAAN NYAWA SIMPATISAN PKI pada tahun 1965. Mereka menjadi ‘Korban Sia-Sia’ akibat kepemimpinan yang goblok dari DN AL AIDIT. Seorang Habib Ba’alwi Imigran Yaman yang menjadi Ketua PKI dalam upaya pemberontakan di tahun tersebut.

Bila kalian wahai Habaib Klan Ba’alwi yang mengaku Cucu Nabi, padahal orang Arab saja bukan, masih terus-menerus berlaku biadab, rasis dan arogan, maka tunggulah saatnya. Karena fase NGALAH DAN NGALIH sudah kami jalani. Hati-hatilah karena kini di fase ketiga, yaitu NGAMUK sedang bergelora dan bergejolak di dada kami PRIBUMI NUSANTARA.

Majikan kalian yaitu Penjajah Belanda sudah kami usir selamanya, maka sebagai jongos harap kalian selalu menjaga sikap !
Bangsa Mongol yang telah melumat Kerajaan Khazar leluhurmu pun telah mampu kami hancurkan, maka apalah artinya kalian yang cuman segerombolan pengecut dan penista agama. Waspadalah !!!

Wassalamu’alaikum wr.wb, Astungkara, Rahayu Nusantaraku !!!
(DEMAK, 30 DESEMBER 2024)