Surabaya-Menaramadinah.com Minggu Legi, 15 Desember 2024
Anak-anak yang ikut mengisi acara Songsong Masa Depan Cerah yang diselenggarakan oleh T.O.A Jala Puspa RSPAL dr Ramelan di Surabaya bekerja sama dengan Paguyuban Puspa Swara, Rotary Club of Surabaja dan Rotaract of Surabaya yang dilaksanakan di BG Junction Mall Surabaya, sebagai bagian dari motivasi, membantu mencarikan ide-ide untuk anak-anak istimewa, mendukung mereka belajar tampil, pada acara diatas juga ditampilkan anak-anak berprestasi itu adalah: Rania Azzahra Prita Dharmawan, anak perempuan, yang sedang duduk di Kelas 5, SDN Pakis VIII Surabaya.
Lahir di Surabaya, pada tahun 2013. Anak dari pasangan suami-isteri Riesky dengan Rini. dan mereka tinggal Pakis Tirtosari, Surabaya.
Hobi nya Rania, panggilan akrabnya (Rania Azzahra Prita Dharmawan), antara lain: Menggambar, Mewarnai(Menggambar/Melukis), Menari, dan Fashion show. Itu semua hobi yang bermanfaat dan menghasilkan Kesejahteraan.
Rania mengikuti acara T.O.A Jala Puspa, pada agenda tiap tahun, sejak bergabung di tahun 2018-2024, jadi sudah 6 kali.
Bunda Rini menyatakan berkesan di acara Songong Masa Depan Cerah, adalah grup discussion nya.
Bunda Rini mengatakan bahwa mereka bisa sharing bersama dengan
mentor seperti psikolog (Bapak Putro), sharing dengan dokter Sulantari, sharing dengan kak shafa, sebagai figure yang memiliki hambatan pendengaran namun berprestasi dan mandiri di usia dewasa.
Dan dalam acara yang di promotori oleh dokter Sulantari ini, membuat mereka para orang tua dapat bersilaturahim kembali, senang rasanya bisa melihat anak-anak yang dahulu merintis dan berjuang bersama dari yang tadinya masih balita, kini sudah menginjak usia remaja dan mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi verbal, akademis maupun sosiologis nya.
Saat ditanya pendapatnya tentang sosok dokter Sulantari,
Bunda Rini berkata: ” dokter Sulantari ‘The figure of wingless angel who sincerely helps children to achieve their dreams’. Figure
panutan yang senantiasa memberikan semangat dan pencerahan untuk kami para orang tua, agar
kelak anak-anak dengan gangguan dengar setara kemampuan nya dengan anak-anak seusianya”
Bunda Rini, mempunyai usulan untuk acara seperti ini kedepan nya: “Semoga ke depan semakin banyak yang hadir agar bisa sambung silaturahim dengan yang
lain nya” kata Bunda Rini, dengan senyum yang manis.
Pada akhir wawancara Bunda Rini ingin menyampaikan masyarakat luas yang belum tahu/faham keberadaan anak
pasca gangguan dengar, berkata: “Don’t judge book by the cover”.
“Jangan nilai kami dari sebagian kecil sisi kekurangan nya,
tapi nilailah kami secara utuh sebagai pribadi yang berbeda dan luar biasa”: pungkasnya.
Semoga masyarakat semakin memahami keberadaan anak-anak istimewa pasca gangguan dengar, dan mereka bisa menunjukkan prestasi yang bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat luas.
Nur Habib, mengabarkan.