
Jombang-menaramadinah.com-Aksi penolakan kedatangan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf di Tulungagung oleh berbagai elemen masyarakat mendapat perlawanan dari sejumlah massa dan ormas bayaran. Massa AMT, PWI, LS dan PNIB yang sebelumnya melakukan damai aksi kirab merah putih menolak pendakwah tersebut , diklaim oleh pihak penyelenggara acara sebagai massa bayaran.
Yang kemudian terjadi pihak penyelenggara tetap mengadakan acara dengan pengawalan dari warga dan mengundang ormas lain untuk menghadang ormas yang menolak acara. Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengecam keras upaya adu domba yang dilakukan oleh pihak penyelenggara.
“Dalam aksi kirab merah putih kami sebelumnya sudah terjadi kesepakatan bersama antara AMT PWI LS PNIB – dengan pihak panitia penyelenggara serta disaksikan pihak polres Tulungagung pada 11 Desember yang berlangsung di Mapolres Tulungagung yang menyatakan bahwa acara tersebut batal digelar. Namun hari ini acara tetap akan digelar dengan pengawalan ketat dari ormas bayaran yang disewa panitia. Ini menjadi upaya adu domba masyarakat yang rawan terjadi bentrok” jelas Gus Wal kepada awak media.
Penolakan kehadiran Habib Syech Abdul Qodir Assegaf sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat terkait beberapa ceramahnya yang dianggap membelokkan sejarah. PNIB bersama ormas lintas agama budaya dan kebhinekaan lainnya menganggap kehadiran pendakwah kontroversial akan semakin menyesatkan publik. Untuk itu aksi penolakan murni dari kegelisahan masyarakat bukan untuk menolak acara dakwah dan sholawatan.
“Penolakan kami murni aspirasi warga masyarakat yang tidak ingin diadu domba oleh upaya pembelokkan dan manipulasi sejarah pendakwah imigran impor yang tidak paham sejarah. Kami pemilik sah Republik ini sekaligus pelaku sejarah, jangan bohongi kami dengan provokasi mengatasnamakan Agama. Kami tidak butuh pendakwah asing yang mendompleng tenar bermodal gelar Habib namun ujungnya merampok, memalsukan, memanipulasi sejarah dan peradaban Nusantara” imbuh Gus Wal.
PNIB meminta dengan sangat kepada aparat penegak hukum untuk konsisten menampung aspirasi masyarakat. Acara yang rencananya tetap akan digelar hari ini Senin pukul 18.00 akan berpotensi terjadi gesekan di akar rumput
“Jika himbauan kami AMT, PNIB dan masyarakat Tulungagung tidak dihiraukan oleh panitia penyelenggara, maka Tulungangung dalam status darurat toleransi. Tidak ada tempat berdakwah bagi penceramah provokator di Nusantara ini dan upaya penolakan kami lakukan demi menyelamatkan persatuan dan kesatuan bangsa, bukan mengajak bermusuhan dengan segolongan orang yang punyak agenda kepentingan asing” pungkas Gus Wal.