Sukses Besar Event Kolaborasi Songsong Masa Depan Cerah T.O.A Jala Puspa RSPAL dr Ramelan Bersama Paguyuban Puspa Swara, Rotary Club of Surabaja dan Rotary Club of Surabaja di BG Junction Mall Surabaya

Kediri-Menaramadinah.com Minggu Legi, 15 Desember 2024 Sukses menggelar acara Kolaborasi oleh Klinik T.O.A Jala Puspa yang berada dibawah naungan Sub Departemen THT-BKL Pengembangan bidang Telinga dan Pendengaran Bayi-Anak, RSPAL dr.Ramelan bertempat di BG Junction Mall, L2 (lantai 6). Event Kolaborasi itu melibatkan Paguyuban Puspa Swara, Rotary Club of Surabaja dan Rotary Club of Surabaya dihadiri lebih dari 50 orang tua dan anak pasien, Team T.O.A Jala Puspa, serta undangan lainnya, nampak hadir juga anak pasca gangguan dengar yang telah sukses menjajaki sarja Kak Shafa di dampingi Ibunda nya Ibu Roy, Medina yang saat ini bersekolah di SMAN Surabaya didampingi ayah-ibunya serta kedua adik kembarnya.

Event Kolaborasi yang meriah ini ditampilkan lomba mewarna, fashion show, tari Remo, atraksi beladiri, baca puisi, bercerita tentang ‘Timun Mas’ oleh Abida, Pembacaan doa juga oleh anak-anak.
Penampilan mereka juga sangat menarik dan mendapatkan tepuk-tangan meriah dari para hadirin.

Sedangkan pada Sesi Mini Review Buku Songsong Masa Depan Cerah, dr. Sulantari menjelaskan tentang sejarah berdirinya T.O.A Jala Puspa, para orang-orang hebat di Team Jala Puspa serta peran serta nyata Jala Puspa dalam kontribusi nya membantu dan melayani anak-anak istimewa gangguan dengar bayi-anak di Jawa Timur khususnya dan di Indonesia pada umumnya. dr. Sulantari merasa bersyukur dengan diterbitkannya bu Songsong Masa Depan Cerah ini. Hal itu berkat bantuan, doa dan dukungan para orang tua serta anak-anak istimewa gangguan dengar. dr. Sulantari berkata: “Setelah menerima buku ya dibaca ya? dan mari bersama-sama terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya deteksi dini gangguan dengar bayi-anak, terus-menerus”.
Selain itu juga secara khusus mengucapkan Ucapan terima kasih kepada: Drs. Husnu Mufid, M.Pd.I direktur Menara Madinah Publishing yang dengan perjuangan keras berhasil menerbitkan buku Songsong Masa Depan Cerah ini sampai mendapatkan ISBN, “Buku ini resmi dan legal”: jelasnya sambil menunjukkan bukunya kepada para hadirin yang menyangkut tepuk-tangan meriah. Ucapan Terima kasih berikutnya diberikan kepada Nur Habib, S.Pd., M.Pd.I sebagai penulis kedua yang hampir setahun harus bolak-balik Kediri-Surbaya bahkan dalam cuaca, sering basah kuyup. “Mohon maat kalau buku Songsong Masa Depan Cerah ini ada bau-bau sejarah, karena adikku ini seorang ‘budayawan'(sambil menepuk-nepuk bahu Nur Habib), dia ini Pelukis Cekakik Indonesia yang sampai mendapatkan penghargaan dari Menara Madinah Award sebagai Maestro Lukis Cekakik’ (disambut tepuk-tangan hadirin)”: jelas dr. Sulantari dengan senyum manis dan tawa lebar.
Beberapa kali dia meminta peran-peran para orang tua dan semua yang hadir untuk bersama-sama melakukan sosialisasi tentang pentingnya deteksi dini gangguan dengar bayi-anak kepada orang yang bisa kita jangkau, dr. Sulantari berkata lagi: “Jika anak sedini mungkin di ketahui mengalami gangguan dengar dan dengan adanya campur tangan medis, gangguan itu bisa diatasi”.

Sementara itu Nur Habib, menanggapi ajakan itu menyampaikan bahwa din Kabupaten Kediri dia sudah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya KPM PKH, teman-sejawat Pendamping PKH, pejabat pemerintah, mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. “Buku Songsong Masa Depan Cerah sudah diserahkan kepada Camat Kepung, Camat Kandangan,. Anggota DPRD Kabupaten Kediri, dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kediri, yaitu Perpustakaan Mastrip di Pare”: jelasnya.

Dalam perbincangan kecil bernama dr. Sulantari Nur Habib, menyampaikan bahwa kegiatan kolaborasi ini sudah lengkap, maksudnya: Fashion show, tari, atraksi beladiri, mewarna itu sudah jelas bisa meningkatkan kapasitas diri anak juga keberanian serta percaya diri, namun untuk kegiatan baca puisi, bercerita/mendongeng juga berdoa, bisa menjadi bukti yang nyata dan kuat bahwa anak-anak pasca gangguan dengar betul-betul bisa mendengar dan berbicara serta berprestasi. Nur Habib lebih lanjut berkata: “Kemampuan mendengar dan berbicara ini perlu mendapatkan porsi yang lebih lagi, karena ini yang bisa dilihat oleh orang banyak”.

Pada akhir sambutannya dr. Sulantari menyampaikan agar orang tua anak istimewa gangguan dengar bayi-anak tidak takut di bully, diejek dihina orang lain, jadikan itu justru menjadi penguat bagi kita, semakin di bully semakin kita menjadi kuat. “Saya sudah kenyang di bully sejak SD”: jelasnya dengan semangat. Sedangkan kepada anak-anak istimewa pasca gangguan dengar dipesan agat tidak menamai diri dengan ‘anak bisu-tuli’ tetapi katakan: “Saya anak pasca gangguan dengar” karena fakta nya kalian semua sekarang sudah ‘MENDENGAR DAN BICARA’, dan berbanggalah bahwa untuk bisa mendengar dan berbicara itu orang tua kalian sudah berjuang dengan sangat luar biasa, berkorban apa saja, waktu, tenaga, pikiran, waktu dan dana (uang) yang tidak sedikit. Belajarlah sungguh-sungguh, ingat orang-tua kalian sudah bersusah-payah agar kamu bisa bersekolah, tidak jarang ibu-bapak kalian menanggung malu yang memilukan pada saat ditolak oleh sekolah saat mendaftar kamu sekolah.
Maka belajar dan belajar agar kamu bisa berpartisipasi.
Nur Habib, mengabarkan.