PEMBELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI DI ERA INDUSTRIALISASI

Penulis :

St. Dzurrotun Nisa’ 06020923053 a, 1, Amelia Putri Ardiani 06040923059 b, 2, Firdausi Nuzula Lestari 06040923067 c, 3, Khansa Aulia 06040923073 d, 4, Nabiilah Maiza Adisti 06040923079 e, 5, Vadia ‘Aliyatus Tsabitah 06040923096 f, 6
aIndonesia
1dzurrotunnisa087@gmail.com; 2ameliaardiani603@gmail.com; 3firdausinuzulaosi@gmail.com; 4Liaakansa0821@gmail.com; 5nabiilahicha697@gmail.com; 6vadiatsabita05@gmail.com

Informasi Artikel
ABSTRAK

Received :
……………………
Revised :
……………………
Publish :
……………………

Kata Kunci :
Kata kunci 1 :
Pembelajaran Anak Usia Dini,
Kata kunci 2 :
Revolusi Industri,
Kata kunci 3 :
Teknologi Pendidikan,
Kata kunci 4 :
Karakter Anak
Artikel ini membahas pentingnya pembelajaran bagi anak usia dini di era industrialisasi, dengan fokus pada pengaruh teknologi terhadap perkembangan pendidikan dan karakter anak. Pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dalam membangun fondasi kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Di era revolusi industri 4.0, teknologi memberikan dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, peran keluarga, guru, dan masyarakat menjadi sangat penting dalam membimbing anak memanfaatkan teknologi secara optimal. Artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan analisis deskriptif untuk menggali peran teknologi dalam pembelajaran anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi harus diimbangi dengan inovasi metode pembelajaran untuk menjaga aspek perkembangan anak, termasuk kognitif, motorik, sosial-emosional, dan seni. Simpulan dari artikel ini menekankan bahwa kesiapan Indonesia dalam menghadapi era teknologi membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan berbasis teknologi yang inovatif dan kontekstual, guna menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

ABSTRACT

Keyword :
Keyword 1:
Early Childhood Learning,
Keyword 2 :
Industrial Revolution,
Keyword 3:
Education Technology,
Keyword 4 :
Child Character
This article discusses the importance of learning for early childhood in the era of industrialization, with a focus on the influence of technology on the development of children’s education and character. Early childhood education plays an important role in building children’s cognitive, affective and psychomotor foundations. In the era of industrial revolution 4.0, technology has both positive and negative impacts. Therefore, the role of family, teachers and society is very important in guiding children to make optimal use of technology. This article uses a literature study method with descriptive analysis to explore the role of technology in early childhood learning. The research results show that technology-based learning must be balanced with innovative learning methods to maintain aspects of children’s development, including cognitive, motor, social-emotional and artistic. The conclusion of this article emphasizes that Indonesia’s readiness to face the technological era requires improving the quality of human resources through innovative and contextual technology-based education, in order to answer the challenges of the industrial revolution 4.0 and society 5.0.

Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia pendidikan saat ini sangat cepat; kemajuan ini tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak di sekolah dasar. Dalam dunia pendidikan, teknologi banyak digunakan untuk membantu interaksi antara guru dan siswa. Perkembangan teknologi saat ini memiliki efek positif dan negatif, tetapi dampak positif harus lebih banyak dinikmati oleh pengguna.

Maraknya penggunaan perangkat teknologi saat ini berkembang secara pesat menandai era digital. Revolusi digital, yang juga dikenal sebagai revolusi industri 4.0, adalah era di mana profilerasi komputer dan otomatisasi pencataan di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Indonesia baru saja memasuki tahap pertama revolusi industri 4.0. Di Indonesia, revolusi industri 4.0 telah memasuki sektor pendidikan dan industri. Peningkatan sumber daya manusia melalui program yang menghubungkan pendidikan dengan industri menunjukkan upaya industri 4.0 dalam pendidikan.

Pendidikan anak usia dini sangat penting karena anak-anak yang mengikuti program PAUD berbeda dari anak-anak yang tidak. Ini karena stimulus yang diberikan kepada anak-anak di PAUD lebih terarah. Anak-anak akan menjadi lebih mandiri karena mereka dapat mengembangkan berbagai keterampilannya secara mandiri tetapi dalam keteraturan yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Anak usia dini didefinisikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai mereka yang dilahirkan hingga berusia enam tahun. Anak usia dini disebut “masa emas” atau “masa emas” karena mereka akan mudah menyerap pelajaran, yang akan memudahkan mereka untuk berkembang lebih jauh. Pendidikan sangat penting karena perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak usia dini berjalan sangat cepat.

Anak-anak yang lahir di era teknologi digital seperti gadget, laptop, dan tablet telah menjadikannya ketergantungan. Akibatnya, penggunaan gadget yang berlebihan menyebabkan stres dan bahkan dapat membahayakan kesehatan anak usia dini.

Mereka yang mampu menyesuaikan diri akan bertahan, dan mereka yang tidak mampu akan hilang dengan sendirinya. Di antara 72 negara berkembang di dunia, pendidikan Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak memberikan perhatian yang cukup pada pendidikan, terutama pendidikan anak usia dini. Pendidikan umumnya merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimiliki setiap orang melalui proses pembelajaran.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan studi Pustakaan, berupa penelitian yang objeknya berupa karya-karya kepustakaan yaitu jurnal ilmiah, artikel dalam media massa. Kepustakaan yang didapatkan akan digunakan sebagai alternatif untuk menjawab permasalahan penelitian yang ditulis oleh peneliti mengenai perkembangan agama dan moral anak usia dasar. Setelah itu dilanjutkan dengan menelaah informasi untuk mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan moral dan agama anak, serta menelaah bagaimana karakteristik yang diperlihatkan oleh anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Adapun sifat dari studi yang dilakukan adalah deskriptif analisis yaitu memberikan edukasi dan pemahaman kepada pembaca, serta jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Temuan
Pembelajaran karakter secara digital sering hanya diterjemahkan sebagai pembelajaran dengan penggunaan alat digital. Hal ini ada simplifikasi dan kegagalan dalam memahami sebuah konsep. Pembelajaran digital adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan tidak hanya sekadar pemanfaatan alat digital di kelas. Oleh karena itu, pembelajaran digital tidak dapat sebagai tren untuk menggunakan alat-alat digital melainkan suatu tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Anak-anak usia sekolah dasar mulai mengenal orang-orang di sekitarnya setelah awalnya hanya bersosial dengan orang-orang di rumah. Anak-anak ini juga mengenal gaya hidup digital dari rumah, teman-teman, sekolah, dan lingkungan sekitar mereka. Di era digital, ada baik dan buruk. Kita sebagai orang tua, pendidik, dan masyarakat dewasa harus membantu dan membimbing anak kita untuk menjalani hidup mereka dengan cara yang benar dan bermanfaat bagi mereka sendiri. Jika aktivitas dilakukan secara teratur dan berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan, itu akan menjadi karakter. Pendidikan karakter dapat diterapkan di semua bidang. Setiap subjek yang terkait dengan norma-norma harus dibuat dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Keluarga, guru, dan masyarakat sekitar sangat penting dalam membangun karakter penerus bangsa di era modern. Keluarga, sebagai tempat utama dan pertama peserta didik menjalani kehidupan, harus mengawasi dan membimbing mereka dengan hati-hati, tegas, dan penuh kasih sayang. Peran guru dalam membangun karakter siswa semakin kompleks, sulit, dan berat. Guru tidak hanya harus mengajarkan ide-ide tentang karakter yang baik kepada siswa mereka, tetapi mereka juga harus mengajarkan mereka untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai panutan, guru juga harus menunjukkan contoh karakter yang baik pada diri mereka sendiri. Masyarakat sekitar juga memantau dan mendorong karakter peserta didik. Belajar yang efektif berarti berubah, yaitu mengubah cara kita melihat sesuatu dan pengalaman dalam hidup kita. Perubahan ini berarti mengubah cara kita menerima sesuatu, yang pada gilirannya dapat mengubah perilaku kita dan cara kita berinteraksi dengan masyarakat. Jika pengalaman itu signifikan, perubahan yang dialami siswa akan signifikan. Kita tahu bahwa pengalaman menyebabkan perubahan perilaku siswa itu.

Menentukan tujuan, yang berarti bahwa media harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan; menentukan keefektifan, yang berarti bahwa guru harus memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan; mengukur kemampuan guru dan siswa, yang berarti bahwa guru harus mampu mempertimbangkan apakah media yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang diinginkan dan apakah materi yang disampaikan juga harus sesuai dengan pola berpikir siswa. Semua faktor ini juga harus dipertimbangkan. Menentukan faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya, yang berarti apakah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media yang digunakan tersebut bermanfaat atau tidak untuk tujuan pembelajaran; Menentukan faktor kualitas, yang berarti bahwa guru harus memilih media yang berkualitas tinggi untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik. Alat ini membantu pengguna menyelesaikan pekerjaan, mengisi waktu luang, menikmati hiburan, dan bahkan menambah teman melalui media sosial. Dalam situasi ini, penggunaan gadget harus diperhatikan secara khusus karena penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kerugian. Kerugian termasuk kerugian ekonomi dan kesehatan.

Sementara seleksi alam tidak akan berhenti, masyarakat di abad kedua puluh satu, atau era masyarakat, harus menggunakan teknologi dan jaringan internet untuk bertahan hidup. Bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya. Aplikasi seperti WhatsApp, Zoom, Gmeet, Classroom, dan lainnya masih digunakan untuk mengajar, terutama di sekolah usia dini. Pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka kini dilakukan secara online. Tentu saja, hal ini memiliki efek yang berbeda terhadap perkembangan anakOrangtua yang bertindak sebagai pengganti guru di rumah harus mampu mendorong anak mereka dengan cara yang sesuai dengan arahan guru untuk memastikan bahwa anak tidak kehilangan pondasi awal untuk terus melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya. Namun, metode pembelajaran online di setiap jenjang gagal mencapai hasil yang diharapkan. Faktor-faktor berikut dapat menyebabkan kegagalan ini: jaringan internet yang buruk, tidak semua wali murid memiliki smartphone, dan tidak semua wali murid siap menyiapkan paket data untuk mengikuti proses pembelajaran daring.

Teknologi tidak hanya digunakan untuk mengajar, tetapi juga membantu guru dan orangtua berkomunikasi. Karena orantua tidak hadir ketika diundang oleh lembaga, komunikasi dengan pendidik dan orangtua menjadi sulit saat ini. Namun, komunikasi antara orangtua dan pendidik dapat menjadi lebih intens selama pandemi kedua. karena orang tua di rumah diberi tugas baru sebagai pengganti guru sekolah. Setiap hari, orang tua harus melaporkan dan mengumumkan kinerja anak mereka di rumah kepada guru. youtube dan menyebabkan ketergantungan atau kecanduan pada anak, karena anak mengalami masalah perkembangan seperti terlambat berbicara atau bahasa yang dia ucapkan susah dipahami, suka mengamuk ketika tidak diberikan perangkat (stres), dan terlihat terkonsentrasi pada perangkat sehingga mengabaikan lingkungan sekitarnya. Ini disebabkan oleh fakta bahwa anak-anak lebih suka menghabiskan waktu mereka dengan permainan yang tersedia di ponsel mereka daripada aktivitas fisik lainnya, seperti bermain permainan tradisional seperti petak umpet, kelereng, dan layangan.

Untuk memulai proses pembelajaran anak usia dini, penting untuk memperhatikan tahap perkembangan anak. untuk pendidik dapat menyesuaikan kegiatan atau program yang diberikan kepada anak. Ini karena cara belajar anak usia dini berbeda dari orang dewasa. Anak-anak belajar melalui bermain. Anak akan bermain sepanjang waktu karena bermain membantu perkembangan berbagai aspeknya, seperti kognitif, motorik, seni, dan afrktif. Jadi, pendidik anak usia dini harus kreatif dan inovatif dalam pembelajaran mereka. Dunia pendidikan pada era revolusi industri berada di masa pengetahuan, di mana pengetahuan meningkat dengan cepat. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan masa pengetahuan. Bahan pembelajaran harus membuat tugas yang nyata di mana siswa bekerja sama untuk menciptakan solusi masalah pembelajaran. Metode pemecahan masalah memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawaban. Setelah itu, mereka dapat menerapkan pemecahan masalah dalam konteks pembelajaran dengan menggunakan sumber daya informasi yang mereka miliki.

Simpulan
Di Indonesia kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah segera meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia Indonesia melalu pendidikan dengan melahirkan operator dan analis handal bidang manajemen pendidikan sebagai pendorong kemajuan pendidikan berbasis teknologi informasi di Indonesia menjawab tantangan Industri 4.0 yang terus melaju pesat. perkembangan zaman yang terus berubah, dimana saat ini telah memasuki era society.
Anak-anak sejak balita sudah disuguhi dengan kecanggihan teknologi, ia telah mengembangkan enam aspek perkembangannya dibantu dengan teknologi, terutama gadget. Sehingga, pendidik anak usia dini harus bekerja keras untuk melakukan inovasi pembelajaran karena harus bersaing dengan teknologi. Pada dasarnya, teknologi memang memberikan pengaruh yang sangat positif bagi anak, akan tetapi juga dapat merusak perkembangan anak, salah satunya adalah, anak sulit di dalam mengungkapkan emosi yang benar dan baik, kurang memiliki rasa simpati dan empati kepada sesame serta kurangnya interaksi sosial. Sehingga, menjadi tanggungjawab pendidik untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk memikat perhatian anak.