Calon-calon Pendekar Masa Depan Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai Desa Jerukgulung Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri

Kediri-Menaramadinah.com Minggu Wage, 25 Agustus 2024 Generasi muda adalah aset masa,.maka selayaknya disiapkan dengan baik.

Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai, akan melakukan persiapan untuk pembinaan anak-anak generasi muda menjadi pesilat dan pendekar juga menjadi atlit Pencak Silat.

Berikut ini penjelasan Ahmad Fadil, pesilat, tokoh pemuda, sekaligus kader Lesbumi PC NU Kabupaten kediri.

Lebih jelasnya Fadil menerangkan bahwa dalam pembinaan akan ditekankan komitmen melestarikan kesenian bela diri tradisional agar bisa menjadi nilai jual atau icon lokal sebagai identitas desa jerukgulung yang salah satu unggulannya adalah pencak silat. Unt bisa tetap kokoh berdiri dan lestari ada plan kedepan yaitu: 1) intensif latihan untuk seluruh generasi usia SD, SMP, SMA serta kategori dewasa (umum) 2) penataan organisasi sesuai bidang dan tanggungjawab 3) mengangkat tali silaturrahim yang erat bahwa ini budaya asli desa Jerukgulung 4) menggalang para senior agar tetap membimbing generasi-generasi dibawahnya.

Pada waktu penampilan sore ini anak beberapa nama yang bisa disebut kan antara lain: Farrl, Yusuf, Kelvin, Zidan, Doni, Damar, dan juga para senior yaitu: Fadli, Natan, Alam, Aji, Yusuf, Munir, Juri, Sueb, Fadil.

Ke depan sudah ada rencana untuk menyiapkan generasi penerus seni pencak silat ini untuk bisa lebih berprestasi.
Saat ini untuk masalah legalitas pencak ini sedang kami bahas agar bisa diakui, maka langkah yang kami lakukan tahap awal untuk konsultasi dengan IPSI, untuk membentuk perguruan pencak silat yang profesional. Selain itu juga koordinasi dengan dinas pendidikan sebagai upaya layak sebagai olahraga seni bela diri. Kepengurusan saat ini berupaya menelusuri sejarah atau riwayat asal perguruan.

Pada akhir wawancara Fadil menjelaskan sejarah singkat Pencak Silat di Desa Jerukgulung sebagai berikut penuturannya; “Mbah SAEAN yang ahli pencak dulu datang dari Pujon ke Jerukgulung, karena kakak perempuan yang bernama mbah SATINI menikah dengan Mbah Paidi yang aslinya dari bareng Jombang. MBAH SATINI akhirnya menetap di Jerukgulung bersama Mbah Paidi. Dengan hal tersebut Mbah SAEAN ikut kakak perempuannya dan menetap di Jerukgulung. Dengan keahlian beliau Mbah SAEAN baik secara skill bela diri dan juga Kanuragan, menghimpun pemuda Jerukgulung yg asalnya tidak pernah ada kegiatan dan keahlian bela diri. Akhirnya yang diupayakan Mbah SAEAN menjadi besar dan terkenal se desa Jerukgulung bahkan keluar darrah. Dari riwayat singkat diatas tadi, pencak menjadi ketetapan para pemuda Jerukgulung yang model perguruannya adalah semua pemuda dusun adalah anggota. Dengan kompak hingga sekarang. Pengertiannya, pemuda yang tidak terlibat langsung pada perguruan tetap siap mendukung dan siap diperbantukan demi dusun/desa Jerukgulung. Dan pemuda yang menjadi siswa perguruan tidak semena-mena kepada yang tidak tergabung langsung, yang menyadari kokohnya perguruan adalah dukungan seluruh warga nyengkuyung keberadaan perguruan. Bahkan menjadi agenda tahunan yaitu setiap bulan Muharram atau bulan suro walau tidak menggelar pagelaran besar, sekedar tampil di lingkungan dusun Jerukgulung pasti digelar. Biasanya kirim doa kepada yang tokoh yang membabat desa/dusun yaitu Mbah Suo Wiyono dan Mbah Bismono, setelah itu digelar yang dilakukan oleh seluruh anggota se dusun”

Fadil menambahkan: “Kami akan terus melakukan riset tentang pencak silat asli dusun Jerukgulung.
Masukan yang konstruktif dan kritik yang membangun menjadi harapan kami”.

Semoga apa yang sudah dilakukan dan diupayakan Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai dari Desa Jerukgulung bisa turut serta berkontribusi dalam melestarikan budaya leluhur Nusantara seni Pencak Silat.
Nur Habib, mengabarkan.