Geliat Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai Desa Jerukgulung Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri

Kediri-Menaramadinah.com Minggu Wage, 25 Agustus 202 Kemeriahan HUT Kemerdekaan RI ke 79, masih terasa sekali, saat ini di Lapangan Desa Jerukgulung Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri,.menggelar Pencak Silat dari Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai,. Kepala Desa Muhammad Syamsul, dalam sambutan pembukaan nya menghadapkan masyarakat yang menonton bisa tertib, tidak membuat keributan, yang bisa mengganggu jalan nya pementasan. “Siapa saja yang membuat ‘resek’ onar, maka akan berhadapan dengan hukum dan harus mengganti seluruh biaya pementasan” kata Syamsul dengan suara lantang. Masyarakat menyambut dengan senang, pada akhir sambutannya Kades menyampaikan pekik merdeka: “Merdeka, merdeka,.merdeka”. Penonton secara serempak juga membalas pekik merdeka tersebut dengan suara yang keras, dan menggema.

Inilah profil Paguyuban Pencak Silat Cinta Damai yang tampil mengesankan, bisa menghibur masyarakat sejak jam 13.00 hingga sore yang mendung namun tidak hujan.

Menurut cerita para sepuh sekitar tahun 1950-an. Didirikan oleh Mbah SAEAN yang berasal dari daerah Pujon Malang. Sedangkan para Pendekarnya adalah: 1). Mbah SAEAN (almarhum), 2). Bapak Abdul Syukur (almarhum), 3). Bapak Sumali (Almarhum), 4). Bapak Suwuhin (Almarhum, 5). Bapak Juri dan Bapak Sueb.(Sekarang). Sebagai tambahan keterangan bahwa masing-masing angkatan pendekar mempunyai personil yang tidak bisa sebut satu persatu dalam kesempatan ini. Suatu keunikan tersendiri ada yang disebut ‘bahasa pencak silat tradisional khas Jerukgulung’ ada khas yaitu *’Irama’* pengiring, ada beberapa a). irama :: Irama Jati Ngarang, b). Irama Pasundan, c). Irama Jombangan, d). Irama Kemaren, e). Irama Kembang Kacang.

Ahmad Fadil, salah satu senior di Paguyuban ini yang juga ikut tampil dan mendapatkan sambutan meriah dari penonton n/berkata; “Irama yang saya tampilkan tadi adalah Jombangan”

Ahmad Fadil menjelaskan lebih jauh bahwa dari pemerintah Desa Jerukgulung setelah terbentuk panitia PHBN HUT RI ke 79, tersirat untuk menampilkan kesenian asli Desa Jerukgulung yaitu Kesenian Tradisional Pencak Silat yg dimiliki yaitu pencak silat, yg merupakan budaya leluhur desa Jerukgulung yang keanggotaannya juga para warga tua dan muda Jerukgulung. Sebagai upaya uri- uri budaya lokal yang sempat tenggelam puluhan tahun. “Ini adalah pertanda baik” imbuhnya.

Pada pagelaran ini personil yang tampil ada 40 orang yang terbagi group dengan irama masing-masing dan penampilan tunggal yang dilakukan oleh beberapa personil kategori senior.

Melalui kegiatan tersebut, harapannya kepada generasi muda agar Pencak Silat Tradisional Asli Jerukgulung ini tetap lestari, yang sempat tenggelam puluhan tahun. Dengan moment HUT RI ke 79 ini kita bangkitkan sebagai langkah edukasi, dakwah, serta melestarikan budaya asli Nusantara yaitu pencak silat.

Melalui penampilan pada pagelaran kali ini sebagai langkah awal bangkit membangun desa dengan mempertahankan budaya asli dari leluhur dan sesepuh. Penataan kembali paguyuban/organisasi pencak silat, menelusuri para sesepuh dan pinisepuh untuk selalu membimbing dan membina pencak silat cinta damai agar tidak punah tergerus perkembangan masa sekarang. Menerapkan latihan rutin, dan menggali potensi/skill generasi untuk tetap mencintai budaya sendiri dan siap menjadi penerus keberlangsungan kesenian dan kebudayaan, yg senada dengan moto Kab. Kediri “KEDIRI BERBUDAYA”.

Alhamdulillah dukungan Kades sangat responsif, dan sangat mendukung dan memfasilitasi pagelaran. Jika para penerus mampu menjaga lestari budaya, tahun-tahun depan akan tetap dan wajib digelar pertunjukan tersebut, dengan maksud lebih baik budaya asli lokal daripada yang lain.
Semoga dengan dukungan dari perangkat desa yang baik ini masyarakat bisa menyabut dengan membenahi diri, berlatih dengan tekun dan rajin, generasi muda yang antusias masa pada suatu saat nanti Desa Jerukgulung akan bisa menjadi gudangnya pendekar dan atlet Pencak Silat yang berprestasi.
Nur Habib, mengabarkan