Oleh : Sujaya, S. Pd.
*Sebuah Pengantar*
Suatu hari di awal bulan Agustus 2024 tiba-tiba saya dapat kunjungan dari seorang sahabat bernama Acep Syahril dari Indramayu. Beliau dikenal sebagai seorang penyair dan pembaca puisi. Karya-karyanya antologi dan resensi atau kritik puisinya sudah sangat banyak. Saya sudah mengoleksi sebagian dari karya-karyanya dari tahun 2010 yang lalu. Di samping itu beliau dikenal sebagai Ketua Institut Kecakapan Hidup yang menargetkan tujuannya lebih berfokus pada literasi kecakapan hidup (life skills) bagi para peserta didiknya.
Sekolah kami pernah mendapatkan kunjungan beliau untuk masuk ke kelas-kelas dan beliau memberikan beberapa hal tentang literasi dan memberi tantangan kepada para peserta didik untuk menulis puisi yang akan diterbitkan bersama para peserta didik sekolah lainnya di Indramayu. Hingga pada akhirnya dari sinilah terbit buku kumpulan puisi yang diberi judul ” Tumbuh ” hingga terbit beberapa jilid.
*Silaturahmi hingga Literasi dan Inovasi**
Namun kedatangan kali ini ternyata beliau tertarik pada fokus pembahasan dan kegiatan literasi yang ada dan dilaksanakan di sekolah kami. Katanya beliau sudah lama memantau kegiatan literasi yang dianggap lebih maju dan ideal dalam pemahaman literasi versi beliau.
Menurutnya ciri khas dalam kegiatan literasi yang menonjol di sekolah kami berupa kegiatan literasi yang melibatkan upaya implementasi dan integrasi kegiatan penelitian sains sederhana bagi para peserta didik. Banyak karya-karya penelitian terapan dan penelitian sederhana yang telah dibuat dan dihasilkan bahkan sudah berhasil memenangkan berbagai juara lomba penelitian tingkat nasional.
Memang di sekolah kami saya penanggung jawab kegiatan literasi dan saya juga pembina dan sekaligus pelatih ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) sehingga saya mengintegrasikan literasi untuk dikembangkan lebih jauh pada kegiatan life skills atau kecakapan hidup yang menurut saya lebih berdaya guna dan bekal bagi para peserta didik di kehidupan nyata kemudian hari.
Beberapa karya inovatif, berbaris potensi lokal dan original kami seperti membuat kapsul Effervescent dari daun kelor, membuat destilasi sampah bioetanol, membuat minyak urut dari mangrove, membuat briket dari limbah kayu mangrove, membuat bubur pasta dan bubuk daun kelor instan dan lain-lain.
Menurut Acep Syahril, konsep dan implementasi literasi seperti di sekolah kamilah yang dianggap ideal dalam pandangan beliau. Bahkan beliau mengaku sering mengikuti dan diundang dalam berbagai forum tentang literasi. Di mana beliau sangat menyayangkan bila literasi hanya berkutat dan anak hanya bisa membaca buku kemudian paling banter bisa membuat laporan buku. Bila demikian katanya sangat disayangkan dana proyek literasi triliunan Rupiah hanya dihamburkan dengan hasil yang didapat cuma seperti itu.
Dari sini kemudian kami berdua terlibat pembahasan mendalam tentang literasi dalam berbagai konsep dengan pemahaman yang saling mengisi dan mencerahkan.
*Meningkatkan Literasi Siswa*
Kemampuan literasi dan numerasi adalah kemampuan yang bersifat general dsn sangat mendasar. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat general bukan bagian dari konten kurikulum atau pelajaran ). Artinya dalam literasi dan numerasi, guru diharapkan dapat berinovasi dalam mengembangkan potensi dan kompetensi siswa.
Literasi mencakup kemampuan spiritual, emosional, keahlian dan hingga perubahan perilaku yang kita alami seumur hidup. Di luar membaca dan menulis, literasi dan numerasi juga mencakup berbagai ketrampilan yang lebih luas meliputi literasi media, ketrampilan digital, maupun ketrampilan khusus yang dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu. Tentu saja mengintegrasikan cakupan literasi yang begitu luas membutuhkan sebuah tantangan dalam meningkatkan literasi peserta didik.
Kemampuan berpikir tentang dan dengan bahasa serta matematika, dalam berbagai konteks personal, sosial dan profesional.
Menurut UNESCO, literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis tetapi juga menyangkut kecakapan kita untuk mengidentifikasi, memahami, menginterpretasikan, menciptakan dan mengkomunikasikan dalam dunia yang berubah dengan begitu cepat, jenuh akan informasi serba digital dan berbahasa tulis.
Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik bukan hanya sekedar meningkatkan kemampuan baca tulis. Tetapi literasi juga merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (life skills).
Menurut riset Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah melaksanakan dan menerapkan program literasi namun masih perlu ditingkatkan supaya dapat menunjukkan dampaknya terhadap capaian kecakapan literasi peserta didik. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kompetensi literasi guru agar mampu mengelola lingkungan belajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Ada banyak cara untuk meningkatkan minat baca dan literasi siswa, Misalnya, kombinasi beberapa strategi di bawah ini dapat meningkatkan literasi baca tulis siswa di sekolah. Seperti berikut ini.
1.Sediakan sudut baca yang menarik dan nyaman di kelas agar siswa dapat membaca dengan bebas.
2.Adakan kegiatan yang membangkitkan minat baca, seperti klub buku, pertukaran buku, dll.
3.Buat diskusi kelas agar siswa dapat menyampaikan ide dan untuk meningkatkan pemahaman materi bacaan.
4.beri kesempatan untuk menulis kreatif, berupa puisi atau cerita pendek.
5.Ajarkan proses merencanakan, menyusun draf, merevisi, dan menyunting tulisan.
6.berikan umpan balik yang konstruktif atas tulisan siswa.
7.Gunakan komputer, laptop, atau tablet untuk mengakses sumber-sumber online
ajarkan siswa. 8.Membaca dengan kritis dan menganalisis berbagai jenis teks
fokus pada kemampuan siswa untuk mengevaluasi informasi, 9.Mengidentifikasi perspektif, hingga membangun argumen.