Catatan : Gus Miskan Turino
Masjid Baiturohmah Kranggen Temanggung secara tidak langsung dan disengaja atau tidak, dia telah memulai transformasi rumah peribadatan.
Semangat mengedepankan kepentingan saudara sebangsa dalam bertuhan adalah sebuah bentuk cara memanusiakan manusia.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan (Allah swt) paling sempurna dimuka bumi, karena keberadaannya harus bertuhan.
Dalam bertuhan tentu sesuai dengan kepercayaan keyakinannya menurut ajaran yang dianutnya (kitab suci).
Dalam sebuah tugas kemanusiaan yg membawa pesan agama, tentu ditengah tengah perjalanan jika mereka tidak mendapati banyak fasilitas rumah peribadatan untuknya, maka bisa saja mereka melakukan peribadatan pada tempat2 yang dianggap suci (masjid, gereja, vihara, klenteng dst..) atau di tempat2 pelataran yang bersih…
Hidup dalam sebuah negara yang warganya 99 % bertuhan, apalagi dalam sebuah negara yang berketuhanan seperti Indonesia, tentu apa yang dilakukan oleh pengurus Masjid Baiturohmah Kranggen Temanggung adalah sebuah bentuk pendekatan cara beragama yang mengedepankan kepentingan saudara sebangsa yang bertuhan dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa (Allah swt).
Jadi jika MUI menyikapi persoalan Masjid Baiturohmah menyambut tamunya terdiri dari para Biksu yang sekalian melakukan beribadat di Masjid yang katanya “kebablasan” adalah merupakan sikap yg berlebihan.
Fiqih klasik kadang menjebak umat pada tempurung saudara seiman yang penuh simbolik, sehingga kepentingan saudara sebangsa yg bertuhan dan rasa kemanusiaannya menjadi terabaikan.
Umat beragama Indonesia dalam beragama sudah waktunya melaksanakan kehidupan beragama dengan tetap mempertahankan budaya keIndonesiaanya.
Islam Nusantara hadir dengan maksud untuk semakin memperkuat ikatan bangunan kehidupan yang plural atau beragam suku, agama, ras dan antar golongan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang kokoh.
Semangat Bhineka Tunggal Ika adalah tetap menghargai dan menghormati adanya keragaman, tetapi didalam keragaman tersebut ada jiwa kebersamaan, kesatuan dan persatuan yang sudah tumbuh sejak bangsa ini bertuhan sebelum bangsa lain bertuhan.
Ingat !
Hanya bangsa Indonesia yang melaksanakan dan mengakui bahwa keragaman adalah bagian integral dari sebuah negara dan merupakan sunnatullah yang harus dirawat.
Sekali lagi sunnatullah dalam pengertian tersebut diatas, hanya umat beragama dan bangsa Indonesia yang bisa dan mampu merawatnya. Sementara umat beragama dan bangsa lain didunia belum ada.
Salam,
Miskan Turino 🇮🇩