Kemendesa : Peran Dana Desa 2023 dalam Peningkatan Literasi Warga cukup tinggi, sekitar 12% sebesar Rp14,4 Triliun

 

MALANG, Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi menyebutkan kontribusi Dana Desa dalam rangka Progran Sustanable Development Goals level Desa cukup tinggi dalam kontek Pendidikan Desa Berkualitas sebesar 11,56% atau senilai Rp14,4 Triliun.

Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Desa PDTT, Nasrun Annahar dalam Seminar Nasional Literasi Desa : Desa Peduli Pendidikan yang digelar oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang di Kampus FIB UNM pada Kamis (2/5/2024).

“Dana Desa telah memberikan kontribusi besar dalam rangka mendorong peningkatan literasi warga desa, ini bisa dilihat dari data SDGs Desa 2023 pada Pendidikan Desa Berkualitas sebesar 11,56% dengan nilai Rp14,4 triliun,” kata Nasrun saat memaparkan materi pada Seminar Nasional Literasi Desa: Desa Peduli Pendidikan FIP UNM.

Nasrun menyatakan dalam Peraturan Menteri Desa PDTT nomor 8 tahun 2022 tentang prioritas dana desa jelas dicantumkan adanya prioritas peningkatan kualitas SDM Desa.

Peningkatan budaya literasi di desa, kata Nasrun, bagi warga desa sangat berperan penting dalam lompatan kebudayaan Bangsa.

“Ini akan berperan penting dalam memberdayakan 30% warga buta huruf sehingga bisa lebih melek literasi. Peran DD menjadi sangat penting dalam kontek itu, seperti perpustakaan desa dan kegiatan lainnya mesti semakin didorong. Kontribusi DD dalam Goal SDGs Desa khususnya pada Pendidikan Desa Berkualitas bisa semakin membesar,” ungkap Nasrun.

Dalam Seminar Nasional Literasi Desa :Desa Peduli Pendidikan, Dalam Rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 itu, selain Nasrun, ada 2 pembicara lainnya yaitu Winartono, TA PM Kabupaten Malang serta Zulkarnaen, Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah UNM.

Winartono memberikan pemaparan terkait pengalaman sebagai tenaga pendamping desa terkait betapa pentingnya untuk konsisten mendorong peningkatan pendidikan dan budaya literasi warga desa.

“Dalam menjalankan tugas selaku pendamping desa, TPP [Tenaga Pendamping Profesional] khususnya yang berada di Kabupaten Malang selalu didorong untuk memperkuat implementasi DD pada sektor pendidikan termasuk membuat Pemerintah Desa semakin peduli budaya literasi dan pendidikan,” kata Winartono pada kesempatan sama.

Secara khusus Winartono menegaskan bahwa literasi merupakan indikator penting Peradaban

“Paradigma pendidikan lama yang sentralistik, kebijakan top down, orientasi parsial, peran pemerintah dominan, lemahnya peran non sekolah mesti dirubah dengan paradigma baru yang desentralistik, kebijakan bottom up, orientasi holistik, peran dan partisipasi masyarakat tinggi, institusi warga berperan,” kata alumnus Universitas Islam Negeri Malang.

Zulkarnaen menegaskan kalaborasi sektor pendidikan warga desa mesti melibatkan banyak sektor.

“Peran Perguruan Tinggi mesti semakin meningkat dalam membangun Desa Peduli Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat,” kata Zulkarnaen pada kesempatan sama.

Zulkarnaen menegaskan dengan adanya UU Desa yang memberikan kewenangan skala lokal desa maka harapannya sejumlah problem desa seperti kemiskinan, pendidikan warga rendah, fasilitas kesehatan minim bisa segera diatasi secara bertahap.

“Peran dan Manfaat Pendidikan Luar Sekolah pada masyarakat desa sangat membesar dan perlu semakin di beri ruang khususnya dalam meningkatkan peran serta dan partisipasi warga desa dalam sektor pendidikan dan membuat desa semakin peduli literasi,” tegasnya.