8 Diksi Narasi Fahrurrozi Live Di Padasuka Bersama Kiai Imaduddin Utsman Kamis, 18/4/2024

 

Oleh AW Kertapati

Fahrurrozi menggiring Opini Tesis KH Imaduddin sebagai Media pemecah belah Umat Islam. Fahrurrozi klaim bahwa Tesis KH Imaduddin sebagai pemicu adanya caci maki dari masyarakat kepada habaib yg mengeneralisir semua Habaib yg ada di Indonesia ini berkelakuan bejat ( suka selangkangan, pemalsu kuburan, pembelokan sejarah perjuangan kemerdekaan dan penceramah khurafat )
Bahwa Tesis KH Imaduddin menurut Fahrurrozi tidak layak dibicarakan dikampung2 majelis ta’lim atau pengajian rutinan.

Fahrurrozi klaim bahwa KH Imaduddin selama melakukan safari atas Tesinya menggunakan simbol-simbol NU ( posting tulisan2 menggunakan Portal RMI Banten )
Fahrurrozi klaim ada 9 habaib sebagai pengurus struktural PBNU
Fakta peristiwa diakar rumput yg memicu amarah warga Nahdliyin sebagai contoh twit Faisal Assegaf yang menghina ketua PBNU, Rizeiq Shihab menghina Gus Dur yang diuraikan oleh KH Imaduddin justru dianulir bahkan dibelokan Fahrurrozi dengan narasi bahwa itu perbuatan orang per orang atau oknum bukan golongan habaib.

Robithoh Alawiyah bagian dari NU kiasan ini yg dilontarkan Fahrurrozi dengan diksi bahwa RA itu adalah ikatan keluarga ba’alwi tidak ada masalah jika berafiliasi dengan organisasi NU
Musyawarah gabungan di tubuh PBNU akan melakukan tindakan tegas hingga pemberentian kepada KH Imaduddin dari anggota LBM PBNU dan Ketua RMI NU Banten
Pertanyaan – pertanyaan akhirnya muncul dari 8 diksi narasi yang disampaikan Fahrurrozi di LIVE Pada Suka TV Channel YT.

Fahrurrozi dalam LIVE tersebut sebenarnya membawa dirinya sebagai pribadi atau sebagai pengurus PBNU ( ketua PBNU bidang keagamaan )

Kalimat Pemecah Belah Umat Islam yg disampaikan Fahrurrozi dengan mimik cengengesan sebagai efek dari Tesis KH Imaduddin fakta peristiwanya apa ? dimana ? berakibat apa ? Siapa saja yang terlibat dan siapa yg menjadi korban ?

Jika Tesis KH Imaduddin tidak layak dibicarakan di kampung – kampung seperti majelis taklim atau pengajian lalu apa urgensinya Farurrozi ? Apakah dia sebagai pemilik Majelis Taklim – Majelis Taklim yang ada di Indonesia ? Apakah dia sticholder dari perkumpulan Peneliti Nasab Indonesia sehingga dia bisa membuat regulasi bahwa sebuah tesis wajib dibicarakan di kampus – kampus kalangan akademisi ?

Jikalau Naqobah dunia seperti negara – negara dataran Arab mengakui Nasab Klan ba’alwi sebagai Dzuriyah Rosululloh seperti peryataan Fahrurrozi . Kenapa Yayasan pengepul nasab bernama RA hanya ada di Indonesia ?
Jika KH Imaduddin melanggar etik PBNU dengan menggunakan simbol – simbol NU ketika berceramah membahas tesisnya, kenapa tidak dari dulu PBNU melakukan tindakan tegas kepada KH Imaduddin ?

Jika penghinaan Faesal Assegaf melalui twitnya kepada Gus Yahya Kholil Staquf dan Rizeq Shihab menghina Gus Dur adalah orang perorang oknum bukan bagian dari klan ba’alwi Habaib pertanyaanya dua orang ini Faesal Assegaf dan Rizeiq Shihab apakah bukan termasuk anggota dari Ikatan keluarga ba’alwi yang dikumpulkan dalam satu rumah bernama RA ?

Farurrozi harus mengklarifikasi peryataanya bahwa di tubuh NU struktural ada 9 Habib sebagai pengurus. Sebutkan namanya apa jabatanya.

KH Imaduddin diberhentikan dari anggota LBM PBNU dan Ketua RMI NU Banten yg dilontarkan oleh Farurrozi dalam LIVE malam ini tgl 18/4/2024 TV Pada Suka Channel bukan pada tempatnya, dan tidak ada relevensinya. Peryataan yg sebetulnya sebagai peryataan internal tidak publis kenapa diobral di LIVE ini ? ada kesan bahwa Farurrozi mendapat tekanan yg kuat dari 9 Habaib yg disebut – sebut tadi. Dan kalau itu benar, hancurlah marwah PBNU hanya gara-gara 9 Habaib bisa ngatur PBNU, PWNU, PCNU dan ranting- rantingnya diseluruh Indoenesia. Ketua PBNU Gus Yahya Qolil Staqub dikemanain ?
Apa kata dunia ?

Farurrozi ini sebagai Ketua PBNU bidang Agama sebagai referenstasi Nahdliyin atau Habaib klan ba’alwi ?

Kenapa Farurrozi tidak menggunakan data Ilmiah kenapa dia mendukung shohihnya Nasab klan Ba’alawi ( data yang lain ) bukan copy paste data Rumail Abbas. Gelar doktornya perlu dipertayakan

Apakah PBNU selama ini tidak pernah mengevalusi orang-orang dengan jabatan distruktural tapi miskin kapasitas tidak mewakili suara Nahdliyin sebagai low SDM yang membebani benalu organisasi