Pagelaran Seblang Olehsari Seni Tradisi Suku Osing Yang Masih Lestari

Banyuwangi-menaramadinah.com, Ritual Adat Banyuwangi menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menarik wisatawan saat libur lebaran mengunjungi Banyuwangi.Seblang Olehsari merupakan ritual tari kuno yang sudah dilakukan masyarakat Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Ritual ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai macam tradisi Suku Osing serta budaya yang berada di daerah Banyuwangi secara keseluruhan.

Seblang Olehsari diadakan pada tanggal 15 April 2024 bertepatan dengan 6 Syawal 1445 H. dengan acara Ritual Seblang Olehsari Banyuwangi. Tradisi Seblang Olehsari ini merupakan agenda tahunan masyarakat Osing Desa Olehsari Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi pada bulan Syawal.

Dimana tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan warga serta untuk menolak bala, juga sebagai sarana silaturahmi.
Sejak jaman nenek moyang ritual ini biasanya dilaksanakan pada minggu awal bulan Syawal setiap tahunnya.

Ritual Seblang wajib dilaksanakan oleh masyarakat Osing di Desa Olehsari Kecamatan Glagah setiap minggu pertama Bulan Syawal. Pelaksanaan Ritual Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tiap tahun digelar selama tujuh hari.
Ritual yang sudah dilakukan secara turun temurun selama ratusan tahun ini rencananya digelar pada Senin- Minggu , 15-21 April 2024

Mystic Dance Seblang Olehsari, tarian magis dari Banyuwangi yang digelar setiap setahun sekali setelah Hari Raya Idul Fitri, dibawakan oleh seorang gadis dalam keadaan tidak sadar dan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut di Desa Olehsari.

Syarat utama Penari Seblang Olehsari harus gadis muda, Putri seorang perempuan yang ditunjuk leluhur melalui mediasi. Seblang akan menari-nari dengan mata tertutup selama 7 hari berturut-turut, yang biasanya dimulai pukul 14.00 hingga menjelang Maghrib.

Bermahkotakan bunga dan pupus (daun pisang muda),
Penari Seblang Olehsari di tahun ini merupakan penari di tahun sebelumnya. Dwi Putri Ramadani (20 tahun) menari dengan lincah.
Sang gadis seblang menari dibawah payung agung dengan berjalan mengelilingi pemain musik.
Raga Putri yang dalam keadaan tidak sadar menari dengan lincah mengikuti irama musik tradisional khas Seblang Olehsari.
Sesekali ia akan melemparkan selendangnya pada penonton, pertanda penonton harus ikut menari bersamanya. Ritual ini telah dilakukan selama bertahun tahun, dengan tujuan bersih desa dan tolak bala.

Ritual sakral ini dilakukan secara turun temurun kepada anak cucunya yang terpilih untuk menjadi penari untuk melakukan ritual bersih desa yang diyakini sebagai tolak bala.
Selain menjadi ritual adat, tradisi ini pun diminati oleh para pengunjung luar Olehsari dan daerah lainnya.

Tradisi Seblang Olehsari merupakan ritual kuno yang rutin dilaksanakan masyarakat Desa Olehsari sejak jaman leluhur mereka. Ritual ini dilaksanakan pada awal bulan Syawal setiap tahunnya.

Penari Seblang di Desa Olehsari merupakan remaja putri yang dipilih secara supranatural dari keturunan para penari sebelumnya. Ritual tari Seblang melalui proses trance di mana tubuh penari dimasuki energi spiritual leluhurnya.

Taufik Rohman selaku, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengaku bersyukur dalam pelaksanaan ritual adat Seblang Olehsari tahun ini karena diberikan kelancaran tanpa halangan apapun.

“Saya sangat bersyukur ritual adat Seblang Olehsari tahun ini diberikan kelancaran dari tahun ke tahun. Prosesi ritual adat yang begitu sakral ini dapat disaksikan masyarakat secara luas baik warga lokal maupun luar daerah,” kata Taufik.

“Adat seblang ini tradisi turun menurun, kami sebagai pewaris diwajibkan untuk melaksanakan,” ucap Joko Mukhlis, Kepala Desa Olehsari.

Joko menambahkan sesuai dengan hasil komunikasi dengan sesepuh desa, tokoh masyarakat, dan pihak terkait, “Kegiatan ritualnya diawali memanjatkan doa di makam Buyut Ketut dan di area pentas seblang,” ucapnya.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, “intisari dari ritual Adat Seblang ini adalah Selamatan Desa yang dilaksanakan pada bulan Syawal. Jika tidak dilaksanakan, menurut masyarakat adat akan terjadi pagebluk yang menimpa warga Desa Olehsari. Ritual adat Seblang Olehsari, biasanya hari Jumat atau Senin,” jelasnya.

Sebuah ritual desa yang dilaksanakan dengan melakukan selamatan dan dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga Desa Olehsari. Dan tradisi ini, merupakan wujud syukur warga kepada Allah Swt.

Patut disyukuri oleh para pemangku adat, dalam pelaksanaan ritual kali ini, berjalan dengan lancar tanpa halangan apa pun. Proses masuknya roh leluhur pada penari juga bisa dilakukan dengan satu kali pelaksanaan saja. Sehingga tarian Seblang bisa langsung dilaksanakan, urai Joko.

Ritual adat ini menjadi atraksi yang menarik wisatawan. Ratusan orang datang menyaksikan seorang penari dalam kondisi trance (kerasukan) di atas panggung bundar yang diiringi gending khas seblang. Gerakan ritmis penari yang memakai omprok (mahkota) daun pisang menambah keelokan tarian ini.

Sementara Ketua adat Desa Olehsari Ansori (57 ) mengatakan Ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Ritual Puncak adalah menggiring penari ke arena Seblang, letaknya di pusat desa.

Dengan alunan gamelan khas, penari Seblang menari berkeliling arena berbentuk bulat. Dua orang pengiring ikut mendampingi penari. Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Osing dilantunkan oleh para sinden. “Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an,” kata Ansori. (Rishje)