“Mewaspadai kelompok gerakan kembali ke Piagam Jakarta yg sedang dibelakang Anies”

Catatan : Gus Miskan Turino

Sebagian umat Islam Indonesia melalui sebagian tokoh2 Islam dan ormas Islam tertentu sedang terjebak disorientasi cara dakwah dan pelaksanaan beragama.

Tokoh2 tersebut sedang terdoktrinasi oleh ideologi transnasional sehingga mereka merasa bahwa dimana kelompok mayoritas harus dan bisa merebut kekuasaan sebagaimana budaya yang terjadi dan berlaku di Timur Tengah.

Biasanya yang melakukan itu adalah mereka yang tidak mau mengakui pancasila sebagai ideologi maupun azas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kelompok itulah yang selama ini ditengarai terseret oleh pemikiran ideologi transnasional, sehingga mereka selalu mencari panggung untuk menyuarakan politik identitas melalui gerakan mendegradasi kepercayaan publik pada kinerja pemerintah dan negara, gerakan kota bersholawat, kota bertauhid dan sejenisnya…..

Tujuannya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agama.

Kenapa kita harus hati2 dan waspada terhadap Anies di pilpres 2024 ini, karena dibelakang Anies adalah sebagian besar kelompok yang ingin menghidupkan kembali piagam Jakarta.

Sejak magangnya Anies sebagai Gubernur DKI melalui eksperimen kampanye rasisme agama akhirnya dia berhasil terpilih sebagai DKI 1. Untungnya masyarakat segera sadar bahwa bahaya politik identitas yang manyebabkan lahirnya “kadrun, kampret dan cebong”, sehingga publik melakukan gerakan melawan politik identitas yang begitu kuat dan berujung pada penolakan politik identitas.

Adakah gerakan terselubung yang dilakukan oleh kelompok maupun tokoh2 yang masih consern untuk memperjuangkan politik identitas ?

Mari kita lihat ?

Baru baru ini melalui berita online detik.com telah beredar dukungan dan statmen ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang mendukung dan menjamin jika Anies terpilih maka sistem pemerintahan Indonesia tidak lagi menggunakan hukum negara, tapi akan dirubah menjadi hukum agama.

Kedua, langkah anies yang selalu berhianat yaitu :
1. Setelah diberikan kepercayaan memimpin Jakarta selama satu periode, namun Jakarta tetap terbengkalai.
2. Dia menghianati Prabowo yang sudah membesarkan dirinya.

Ketiga, dalam kontestasi pilpres 2024 ini telah ditengarai ada upaya kolaborasi antara capres 1 dan 3 untuk melakukan desain dua putaran agar mampu melawan paslon Prabowo-Gibran, dengan terlebih dulu mendorong gerakan pemakzulan Presiden.

Lalu gerakan tersebut siapa yang menginisiasi ?

Mungkinkah inisiasi tersebut hasil kesepakatan antar masing2 partai pengusungnya melalui konsultan politiknya ?, atau jangan2 diinisiasi oleh dua playmaker nya saja ?, wallahu a’lam.

Yang pasti gerakan ideologi transnasional yang sedang dimainkan oleh proxy asing di pilpres 2024 dengan cara membenturkan anak bangsa.

Benturan tersebut telah terlihat nyata berawal dari terciptanya tiga playmaker dari ketiga paslon capres yang berkontestasi.

Namun demikian lagi2 Allah masih menyayangi bangsa ini, dengan terkuaknya rencana jahat yang dilakukan oleh kelompok mereka dengan gerakan 100 petisi yang mendorong pemakzulan presiden, namun jalannya tertutup dan waktunyapun telah habis.

Lalu siapa empat tokoh sentral petisi 100 tersebut, publik sudah paham siapa mereka.

Salam,
Miskan Turino