politik move on kontra politik dendam turunan

Catatan : Gus Muskan Turino.

Fenomena politik “Gemoy”, politik “Move On”, politik “Gembira”, politik “Jogetin aja” dan politik “gak usah diladenin”, kini mampu membius kalangan muda dan sebagian elemen masyarakat yang anti kekerasan.

Tentu hembusan politik tersebut berawal dari anak anak Jokowi yang mungkin mereka terinspirasi oleh sikap politik bapaknya sendiri yang selama ini selalu mendiamkan hujadan, cemohan bahkan sekalipun direndahkan.

Apakah masyarakat kita sudah bosan dan muak dengan dinamika sosial politik yang penuh dengan kekerasan ?.

Jika selama reformasi hingga hari ini nuansa politik kekerasan dan rasis masih terasa meski selalu dibungkus dengan kalimat demokrasi, tapi ujungnya tetap aja kekerasan. Apakah pemilu serentak 2024 mampu merubah kondisi tersebut menjadi lebih cooll ? atau malah semakin brutal ?.

Kita lihat aja bagaimana perkembangan politik nasional paskah pilpres 2024, apakah kita masih ingin terjebak dan tetap melanggengkan politik dendam turunan, atau kita mau dan mampu melakukan rekonsiliasi nasional melalui pembangunan politik move on untuk menuju Indonesia maju ?

Ingat, bahwa menjadikan negara maju dibutuhkan banyak syarat syarat yang harus dibangun secara gotong royong, tidak bisa dilakukan oleh satu kelompok golongan saja.

Oleh karenanya jika kita semua mau melepaskan ego kelompok apalagi politik dendam turunan, maka Indonesia akan dengan muda menjadi negara maju, karena semuanya ada dan tersedia…..???????? ????????

Semoga Tuhan (Allah Swt) tidak marah…

Salam,
Miskan Turino.