H. Muhamad Nur Purnamasidi: Pendidikan vokasi, Soko Guru Peningkatan Kualitas SDM menyongsong Indonesia Emas 2045.

Lumajang, Menara madinah.com. Teknologi Informasi yang menjadi fundamental Kurikulum Merdeka Belajar laksana pisau bermata dua. Di satu sisi, Basis Teknologi dalam memicu serta memacu kemajuan dunia pendidikan merupakan suatu keniscayaan.

 

Pada sisi yang lain, “sentuhan” relasi interpersonal antara tenaga pendidik dengan peserta didik tidak bisa digantikan teknologi. Ujar anggota DPR RI H. Muhamad Nur Purnamasidi dalam acara Koordinasi Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Melalui Program SMK Pusat Keunggulan. Acara kerja sama Komisi X DPR RI dengan Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi dihelat di Hotel Prima Lumajang, Senin (20/11) diikuti oleh Ratusan Guru SMK dan Kepala Sekolah.

Lebih lanjut, Politisi Senayan Dapil Jawa Timur IV Jember Lumajang dari Partai Golkar ini menyatakan rasa prihatin yang mendalam terkait dengan dunia pendidikan. Berbagai kisah tragis perundungan menyisakan tanda tanya besar.

“Perundungan terjadi tidak hanya antar peserta didik, bahkan tenaga pendidik pun menjadi korban.” Imbuhnya.

Berbagai kejadian itu harus menjadi perhatian serius dari semua stakeholder. Norma dan nilai luhur yang adiluhung (mulia dan utama) sebagai bangsa dengan harkat dan martabat tinggi seakan hanya sebatas slogan. Padahal idealitas kurikulum merdeka belajar bertumpu pada orientasi mewujudkan pelajar pancasilais . Tandas Pria yang akrab di sapa Bang Pur.

“26 episode Kurikulum Merdeka Belajar secara yuridis formal memang belum menjadi “Kurikulum Nasional”. Meski demikian, secara konsepsi terdapat progress dan akseleratif, bersinergi serta kongruen dengan dinamika perkembangan serta perubahan yang terjadi.

Dalam kerangka itulah Pendidikan Vokasi melalui Program SMK pusat Keunggulan diperlukan Kolaborasi pemangku kepentingan sebagai bagian inhern dalam menyongsong Indonesia emas 2045. Bonus Demografi dengan usia produktif yang melimpah menjadi modal sosial yang wajib dikelola secara baik dan benar.

Kata kunci dalam menjawab problematika pendidikan Vokasi adalah sinergi dan kolaborasi bersifat simbiosis mutualisme antara dunia pendidikan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Dan tentunya diperkuat dengan political Will yang konsisten dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat. Dengan demikian, Program SMK Pusat Keunggulan ke depan menjadi sokoguru dalam menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi tinggi, berkualitas,serta berdaya saing . Pungkasnya.

Sementara itu, Adri dari Dirjend Vokasi Kemendikbudristek RI menyatakan program SMK Pusat Keunggulan memfokuskan dan menitikberatkan pada peningkatan kompetensi serta karakter unggul peserta didik. Sedang terkait Hasil produk yang dihasilkan, yang memiliki nilai ekonomi itu menjadi “bonus.”

Hadir para caleg dari Partai Golkar dalam Giat Koordinasi Pengembangan SMK melalui Program SMK Pusat Keunggulan, diantaranya Pudoli Sandra, SH.MH. untuk DPRD Jawa Timur yang maju dari Dapil V Jatim Lumajang Jember , M. Ali Murtadho Dapil 2 (Kunir, Tekung, Yosowilangun), dan Afan Habibi Dapil 3 (Pasirian, Tempeh) Caleg DPRD Kabupaten Lumajang.
(Red. Alien)