*Festival Ngopi Sepuluh Ewu Sedot Ribuan Pengunjung*

Banyuwangi-menaramadinah.com, Festival Ngopi Sepuluh Ewu kembali menyedot  ribuan orang untuk datang ke Desa Adat Kemiren, Glagah Banyuwangi, Sabtu (04/11/23) malam. Acara yang sudah memasuki tahun kesepuluh ini tak ubahnya menjadi lebarannya para pecinta kopi Banyuwangi.

Festival Ngopi Sepuluh Ewu merupakan salah satu acara tahunan yang digelar di Desa Kemiren. Acara ini bertujuan untuk melestarikan tradisi minum kopi sekaligus mempromosikan produk kopi lokal , diramaikan dengan pertunjukan seni hingga lomba photografi

Festival ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari petani, tukang sangrai, barista, penikmatnya, hingga travel agen. Semua pihak berkolaborasi untuk mewujudkan festival yang sukses dan bermanfaat.

Acara ini dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Fiestiandani melalui virtual.
Dalam sambutannya, Bupati Ipuk mengapresiasi kegiatan yang sudah dimulai sejak tahun 2013 ini. Ia menilai, Festival Ngopi Sepuluh Ewu merupakan salah satu upaya untuk menggali potensi yang ada di Desa Kemiren.

“Ngopi merupakan aktivitas sehari-hari warga Kemiren. Melalui Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang sekarang 1 dekade ini merupakan bagian dari atraksi yang bisa dinikmati oleh wisatawan,” kata Ipuk.

Ipuk juga berharap, Festival Ngopi Sepuluh Ewu dapat menjadi sarana promosi Kemiren kepada wisatawan. Ia mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kualitas festival dari hari ke hari.

Sesepuh adat Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan warga Kemiren memiliki falsafah lungguh, suguh dan gupuh dalam menghormati. Ngopi Sepuluh Ewu sangat menggambarkan falsafah yang dipegang warga.
Lungguh, papar Suhaimi, adalah menyiapkan tempat. Sedangkan suguh adalah menyajikan hidangan. Adapun gupuh adalah kesigapan tuan rumah dalam menyambut tamu tersebut.
“Kita siapkan tempat duduk di sepanjang teras warga sebagai bagian dari lungguh. Kita juga siapkan kopi dan beragam jajanan tradisional sebagai suguh. Serta kita berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik sebagai bentuk dari gupuh kita,” pungkasnya.

Hadirnya ribuan tamu wisatawan ini, Dariharto owner Jenneg Homestay berharap mereka bisa menjadi saudara bagi warga Kemiren.
“Dengan ngopi bareng di sini, kami ingin mereka menjadi saudara bagi kami. Karena kami punya semboyan, Sak Corotan Dadi Sakduluran – Menyeduh Bersama maka Kita Bersaudara,” harap Dariharto

“Acara ini menjadi cara untuk mengundang orang datang ke sini. Sebagai desa wisata, kedatangan orang ke Kemiren menjadi sesuatu yang penting untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif yang sedang tumbuh di sini. Seperti kuliner, batik, seni pertunjukan hingga penginapan,” tutup Darihato.(Rishje*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *