Lembaga Pendidikan Islam : Pondok Pesantren Lirboyo Kediri

Catatan Wakhlul Ukhdah dkk, Yahya Aziz & Saefullah Azhari : Mahasiswi PIAUD & Dosen FTK UINSA

Surabaya, Menara Madinah Com.
Inilah riset penelitian kelompok kami :
1.Wakhlul Ukhdah Nim :06020923057
2.Shafira Indah Nuraini Nim : 06040923090
3.Rogiatul Afifah Nim : 06020923051
4.Mufidatul mahdiyah Nim : 06040923078
Ke 4 mahasiswi ini dibimbing langsung oleh Yahya Aziz & Saefullah Azhari Dosen FTK Uinsa dalam penelitian mata kuliah Pancasila & Bahasa Indonesia dengan judul Pondok Pesantren Lirboyo Kediri

Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh K.H. Abdul Karim yang pada mulanya bertempatan di Desa Lirboyo kota Kediri pada tahun 1910 M. sebelum menetap di Desa Lirboyo, ia mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng asuhan K.H Hasyim Asy’ari yang juga menjadi teman sebaya Ketika berguru di Syaikhona Kholil Bangkalan, lalu K.H Abdul Karim menikah dengan Nyai Khodijah binti K.H Sholeh dari Banjarmlati, Kediri. Sejak pernikahan itulah K.H Abdul Karim menetap didesa Lirboyo. Berpindahnya K.H Abdul Karim dari Tebuireng ke Desa Lirboyo disebabkan oleh adanya dorongan dari mertuanya K.H Sholeh dengan harapanagar Syi’ar dan dakwah Islam menjadi lebih luas.

Kemudian atas keinginan dan inisiatif dari K.H Abdul Karim membangun sebauh masjid di dalam wilayah Pondok Pesantren dengan tujuan sebagai sarana beribadah. Hingga saat ini, masjid tersebut masih ada dengan nama Masjid Lawang Songo, sebab jumlah pintu (lawing) masjid tersebut berjumlah Sembilan.

Hingga saat ini Pondo Pesantren Liboyo mendidik kurang lebih 43.600 santri putra dan putri yang berasal dari seluruh plosok Indonesia. keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo sangat berkembang pesat menjadi pusat studi Islam Klasik ala pesantren yang usianya sudah menginjak lebih dari satu abad. Dalam peristiwa-peristiwa Sejarah Indonesia, Pondok Pesantren Lirboyo selalu terlibat dan ikut adil dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya kemedan perang seperti peristiwa Pertempuran 10 November di Surabaya. Sebagai salah satu pusat Pendidikan agama Islam, Pondok Pesantren Lirboyo selalu mencetak kader-kader generasi agama dan bangsa yang mumpuni dalam berbagai bidang dan disiplin ilmu agama. Selain itu Pondok Pesantren Lirboyo tetap berpegang teguh pada Pendidikan salaf (tradisional) dengan merhamonisasikan antara budaya yang mampu mengisi modernisasi, serta telah terbukti bahwa pondok Pesantren Lirboyo sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh yang salih dalam bidang keagamaan, sekaligus shalih dalam bidang Intelektual.

Adapun naman-nama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo dari masa ke masa.
1. K.H Abdul Karim 1910-1954
2. K.H Marzuki Dahlan 1954-1975
3. K.H Mahrus Aly 1975-1985
4. K.H Idris Marzuqi 1985-2014
5. K.H Anwar Mansyur 2014-sekarang

berikut beberapa nasehat K.H Mahrus Ali yang merupakan sesepuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan Toko kharismatik NU ini agar hidup kita (orang islam) tentram, yakni:
1. Kalua ingin Rumah Tangganya sukses, kuncinya menghormati isteri.
2. Orang yang igin hidupnya mulia, hormati kedua orang tua khusunya ibu.
3. Ingat kalau kamu jadi pemimpin , tolong hindari 2 masalah:
Pertama jangan sampai kamu mata duitan. Kedua jangan sampai tergoda Perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah kamu bakal selamat.
4. Nabi Sulaiman as itu sukses dalam 90 tahun dan Nabi Nuh as sukses dalam waktu 900 tahun. Tetapi di dalam Al-Qur’an yang disebut ulul ‘azmi adalah Nabi Nuh as. Ini menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid.
5. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadhoi dengan yang tidak di riyadhoi, itu hasilnya berbeda. Riyadhoh yang paling utama adalah istiqomah.
6. Saya dulu waktu di pondok, tak pernah membayangkan akan jadi kyai, orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, di akhirat tidak dapat bagian apa-apa
7. Ngajarlah ngaji. Kalau nanti kami tidak bisa makan, kethoen kupingku (potonglah telingaku).
Barakallah