Catatan Gus Kampung Pinggiran :
“Apa benar sejarah peradaban bangsa kita sudah hilang” ?
Peradaban manusia syarat dengan kejahatan sejarah, setiap pemenang peradaban selalu menghilangkan sejarah peradaban itu sendiri.
Begitu juga peradaban agama agama samawi, meski pada sekitar abad kelima agama samawi bisa bergandengan tangan bahkan bersatu dalam peribadatan pada satu titik yang namanya tembok ratapan, namun kini hubungan mereka bagaikan air dan minyak, jangankan disatukan bertoleransipun tidak.
Kekejaman “politik sejarah” sepertinya berorientasi memberangus peradaban sejarah sebuah bangsa.
Kekejaman peradaban agama dan paham sepertinya selalu berorientasi memberangus kemanusiaan.
Apakah peradaban manusia dan agama itu memang kejam ?
Kita coba berangkat dari negeri kita sendiri dengan gugusan pulau pulau yang begitu luas dengan beragam bangsa, hingga hari ini kesejarahan setiap bangsa yang mestinya terawat dengan baik, namun kini tak tersentuh oleh tangan tangan sejarawan sehingga yang muncul dan mendominasi di permukaan seolah sejarah perjuangan umat dan paham tertentu sesuai konsep peradaban yang ditawarkan.
Jika bicara konsep ekonomi, yang muncul adalah kapitalis/imperalisme seolah yang mendominasi peradaban semua bangsa.
Jika bicara konsep bernegara yang muncul adalah Amerika seolah dengan keunggulan konsep peradabannya ia seolah sebagai penguasa dunia.
Jika bicara agama yang muncul seolah Islam mendominasi dengan konsep rahmatan lil’alaminnya, dan seterusnya…
Kita ingat Indonesia sebelum berdiri, apakah benar pendudukan Belanda selama 350 tahun ?, yang kemudian digantikan Jepang selama 3,5 tahun ?, okelah jika semua kurun waktu itu kita abaikan, namun yang menjadi pertanyaan dan cacatan sejarah bagi kita sebagai bangsa, apakah kita tidak punya catatan sejarah yang lain, selain asumsi tiga abad setengah tersebut ?
Proses tersebut hingga diproklamirkannya kemerdekaan bagi Indonesia, bahkan sejak berdirinya negeri ini hingga terpuruk karena tragedi kemanusiaan yang dipicu oleh konflik paham (kapitalism vs sosialism atau sebagai ajang pertarungan global player) pada tahun 1965, dan disusul keterpurukan yang dipicu oleh dominasi barat dan eropa yang gagal, sehingga lagi2 Indonesia menjadi korban untuk yg kesekian kalinya.
Dari ketiga catatan tersebut menggambarkan seolah sejarah peradaban pembangunan bangsa ini tak nampak bahkan tak berbekas, karena seolah bangsa ini peradabannya didominasi oleh Barat, Eropa dan agama.
Kita saat ini mungkin boleh bangga sebagai negara dengan umat beragama terbesar dunia (Islam), sehingga bangsa Indonesia berpredikat sebagai bangsa yang berketuhanan, namun disisi lain kita seolah tak sadar jika peradaban bangsanya sebagai bangsa yang berbudaya, santun, permisif, gotong royong, dan toleran semuanya hilang ditelan angin….
Apakah para ahli sejarah dan sejarawan sudah merasa kelelahan berliterasi atau memang sudah kehilangan data sejarah dan sejarah peradaban bangsa indonesia sudah dihilangkan oleh setan gundul….
Mudah mudahan menjelang satu abad kemerdekaan indonesia lahir sejarawan2 muda yang mampu menguak tabir sejarah bangsa.
Semoga Tuhan (Allah Swt) tidak marah…
Salam,
Miskan Turino