Sisi Unik Dusun Langring Banyuwangi

Banyuwangi-menaramadinah.com -Selalu ada Sesuatu yang unik dan menarik tentang Banyuwangi. Banyuwangi, Kabupaten yang terletak di Ujung Timur Pulau Jawa dan berbatasan dengan Pulau Dewata Bali ini menawarkan begitu banyak pesona yang teramat sayang untuk dilewatkan.

Letak Geografis Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali menjadi alasan utama dari Jawaban mengapa Budaya dan Tradisi Wong Osing Banyuwangi mirip dengan Budaya dan Tradisi yang ada di Bali termasuk juga Kemiripan Kosakata yang digunakan.Orang Bali menggunakan kata Sing atau Tidak untuk sesuatu yang Mereka Tolak/ Tidak Mereka sukai.Penggunaan kata Sing atau Osing juga digunakan oleh Wong Osing Banyuwangi.

Dusun Langring,Sebuah Dusun yang mayoritas Penduduknya adalah Suku Osing dan masuk dalam wilayah Desa Jambesari Kecamatan Giri Banyuwangi.Mata Pencaharian Penduduknya mayoritas Petani.Seperti Desa Desa Osing lain yang ada di Kabupaten Banyuwangi,Dusun ini juga menawarkan keunikan tradisi dan budaya khas Suku Osing Banyuwangi.

Tidak Seperti Desa Kemiren atau Beberapa Desa lain yang ada di Kecamatan Giri,Dusun Langring ini terasa kuat dan kental nuansa keislamannya.Di Dusun ini Memukul Gong menjadi Hal Tabu untuk dilakukan.Beberapa Anak Anak Kecil yang diberi Hadiah sesuatu selalu mengucapkan kalimat Kulo Terami atau Saya Terima sebagai ungkapan Rasa Syukur dan Berterima Kasih.Dalam Fiqh,Akad menjadi Hal utama dalam Bertransaksi dan mungkin Kalimat Kulo Terami adalah Pembumian dari Akad yang terambil dari Kitab Fiqh Klasik yang diajarkan Turun temurun oleh Sesepuh Sesepuh Dusun Langring.Terkait larangan membunyikan Gong misalnya.

Beberapa Ulama Klasik berbeda pendapat mengenai Hukum Musik.Mereka yang menolak dan menghukumi Musik dengan Hukum yang ” Ketat ” jelas didasari oleh Adanya Nash Agama dan mereka yang menghukumi Musik dengan Hukum yang longgar pun tentu juga punya Dasar yang kuat dalam Beristinbath.

Menurut Saya,Adanya Hukum jelas dilatari oleh keinginan kuat untuk menciptakan sebuah tatanan agar Warganya bisa Tertib dan taat.

Dan ini juga yang mungkin saja dahulu menjadi dasar bagi Sesepuh Dusun langring dalam menetapkan larangan membunyikan alat musik/gong.Sebuah Tindakan Preventif ( Menurut Saya ) dari Orang Tua dahoeloe kala agar Keturunannya atau penerusnya tidak terjadi permusuhan atau hal buruk lainnya dimana hal buruk tersebut diawali dari musik.

Apakah akan terjadi Sesuatu yang Tidak baik kala larangan Orang Tua dahulu kemudian dilanggar ? Banyak kisah atau cerita dari warga Dusun Langring sendiri dimana pernah ada satu kejadian Warga Dusun melaksanakan Hajatan dengan mengundang Tarian Jaranan.

Beberapa saat kemudian Seusai Hajatan dilaksanakan,Kejadian buruk menimpa Shohibul Hajat.Wallahu A’lam…

Beberapa kali Almaghfurllah KH.Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) mengunjungi Dusun ini.Kedatangan Beliau ke Dusun ini untuk Bersilaturrahmi kepada Almaghfurllah KH.Imam Muhtadi Thohir Annawawi,Seorang Ulama yang berasal dari Kajen Pati Jawa Tengah yang Hijrah dari Tanah Kelahirannya dan menetap di Langring pada Era 1950 an.

Salam….

Penulis : Arif Pojok Baca Nahdliyyin