SUKU KETURUNAN DEWA

Catatan Ayu Renata Ketua PERMATA.

 

Jin seperti halnya manusia memiliki kemampuan yg berbeda dari yg tertinggi sampai yg terendah, Allah SWT telah memberikan jin sifat tersembunyi artinya jin tidak bisa terlihat oleh manusia biasa hanya keturunan Nabi Sulaiman, orang memiliki ilmu Gaib dan orang kesurupan jin saja yg isa melihat jin.

Sementara mereka bisa melihat manusia.Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu disuatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf:27),

Disamping wujud aslinya yang tidak bisa dilihat oleh manusia, Allah membekali jin dengan beberapa kemampuan lain yang tidak dimiliki manusia. Jin mampu berpindah tempat dengan kecepatan tinggi dan kemampuan teleportasi, dengan kemampuan itu mereka dapat berada di manapun dalam kecepatan detik dan menjelajah ruang angkasa.

Jin memanfaatkan ini untuk mencuri berita langit sehingga mereka mengetahui peristiwa yang akan terjadi dibumi dan informasi inilah yang akhirnya disampaikan pada tuannya yakni ahli Metafisika atau ahli ilmu Gaib sehingga memiliki kemampyan dapat meramal, sehingga selalu ramalannya tepat. Jin juga menguasai pengetahuan dan teknologi dan pengetahuan juga teknologi yang dimiliki oleh jin ini jauh lebih maju dari pada manusia. Allah SWT telah menceritakan kepada kita, bagaimana jin membentu Nabi Sulaiman as membangun gedung, arca dan bangunan lainnya yang tentu membutuhkan ilmu yang tinggi dalam bidang teknologi dan arsitektur bangunan.

“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi, patung-patung dan piring-piring yang(besarnya)seperti kolam dan priuk yang tetap (berada ditungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang berterima kasih.(QS. Saba:13).

Segala teknologi, informasi yang kita miliki saat ini telah dimiliki jin berabad-abad yang lalu. Dunia jin hanyalah sedikit dari perkara gaib yang tidak diketahui manusia biasa, diluar sana masih banyak hal gaib yang tidak diketahui manusia seperti dunia malaikat, peri, kahyangan dll JIN ADALAH MAKHLUK MODERN BAHKAN SEBELUM ADAM TURUN JIN TELAH MAMPU MEMBUAT PERADABAN JAUH MODERN DARI PERADABAN MANUSIA SAAT INI TERMASUK JIN MERUPAKAN PENCIPTA ATOM NUKLIR PERTAMA DI DUNIA:

Perpecahan dan peperangan atom sudah terjadi dan menyaksikan kerusakan bumi yang dahsyat dan hanya beberapa tempat yang selamat. Ledakan itu jugalah yang menghancurkan sebahagian besar peninggalan peradaban sebelum Adam. Beberapa manuskrip dari Sweden turut dilampirkan sebagai bukti nyata bahwa ledakan yg menghancurkan peradaban sebelum Adam akibat Perang Nuklir yg dilakukan BANGSA JIN PENGHUNI BUMI SEBELUM MANUSIA. Taurat Kuno menyebut sebuah lagenda yang mengatakan semasa penghijrahan Nabi Musa a.s. bersama 70 orang Bani Israel, sebagian pengikut Musa telah melihat gambar-gambar yang aneh di dasar Sungai Nil.

Dari gambaran penglihatan mereka gambar-gambar itu mengisahkan kehidupan peradaban sebelum kedatangan Adam.

Namun, Nabi Musa melarang mereka untuk melengah-lengahkan perjalanan kerana bimbang tentera Firaun akan sempat mengejar mereka. Pengikut-pengikut Musa yang telah melihat gambar-gambar itu telah menulisnya di dalam manuskrip-manuskrip dan diwarisi oleh anak cucu mereka. Fakta serta hujah berkenaan dengan kemampuan jin dalam menghasilkan teknologi atom dan fusion turut dibuktikan dalam manuskrip-manuskrip kuno serta bukti sejarah yg lain bahkan termasuk radioaktif yang ditemui di beberapa buah lokasi di dunia sejak beberapa tahun kebelakangan ini merupakan suatu ‘peninggalan’ dari tamadun spesis makhluk yang disebut sebagai ‘jin.

Kenyataan yang kukuh : “Nabi Adam telah turun ke bumi sejak berjuta-juta tahun yang dahulu dan sebelum turunnya Adam, bumi telah dihuni oleh makhluk mukallaf yang juga diturunkan syariat agama yaitu Jin. Bangsa Jin telah membangunkan peradaban-peradaban yang moden sehingga membuat mereka ingkar terhadap seruan Allah.

Mereka (Jin) berperang sesama sendiri sehingga terjadinya ledakan atom yang menghancurkan sebahagian besar peninggalan peradaban mereka.

Kemudian Adam diturunkan dan dalam masa yang sama Allah memperkenankan doa para Jin yang mohonkan diri mereka tidak dapat dilihat oleh manusia.

Maka jelas memperlihatkan kita peradaban yang maju yang tersisa hingga sekarang itu ialah peninggalan bangsa Jin kerana hanya golongan jin yang dapat terbang ke langit, hidup di lautan dan berlari secepat kilat.” jin berkaitan erat terbentuknya tanah Jawa karena sejak zaman dahulu tanah Jawa ini sudah ada yang menghuni.

Yang menghuni tanah Jawa adalah Jin dan manusia yang bersifat suci, berwujud badan halus atau ajiman (aji artinya ratu, man atau wan artinya sakti). Selain penghuni yang baik, juga dihuni penghuni brekasakan, anak buah Bathara Kala. Makanya tak ada yang berani tinggal di bumi Jawa sebelum mendapat izin Wisnu atau manikmaya atau Semar, hanya Suku Yunan China Selatan yg terkenal kaum bahari sakti mandraguna yg mendapat ijin tinggal di tanah Jawa, setiap orang india datang pasti karam di laut kapal hancur semua awaknya mati sia-sia tak pernah di temukan sisa kapal dan jasad para awaknya hingga akhirnya datang dari india Mahapati Ngerum diantar Aji Saka menemui Wisnu dan isterinya Dewi Sri Kembang dimana wisnu merupakan penguasa kerajaan Jawa bernama Medang Kamulan. Saat bertemu dituturkan bahwa wadyabala warga Ngerum yang mati dalam perjalanan ke tanah Jawa tidak bisa hidup lagi dan sudah menjadi Peri Prahyangan anak buah Batara Kala. Tapi ke-8 Hadipati yang gugur dalam tugas berhasil diselamatkan oleh Wisnu dan diserahi tugas menjaga 8 mata angina. Namun mereka tetap menghuni alam halus. Atas izin Wisnu, Mahapati Negrum dan Aji Saka berangkat ke tanah Jawa untuk menghadap Semar di Gunung Tidar. Tidar dari kata Tida:hati di dada, maksudnya hidup. Supaya selamat, oleh Wisnu, Mahapati Ngerum dan Aji Saka diberi sifat kandel berupa rajah Kalacakra, agar terhindar dari wabah penyakit dan serangan anak buah Batara Kala, bahwa ada makna yang tersirat di dalamnya. Wisnu dan Aji Saka itu dwitunggal, bagaikan matahari dan sinarnya, madu dan manisnya, tak terpisahkan. Loro-loro ning atunggal. Maka itu, keraton Wisnu dan Aji Saka itu di Medang Kamulan, yang maksudnya dimula-mula kehidupan. Kalau dicermati, intinya adalah kawruh ngelmu sejati tentang kehidupan manusia di dunia, sejak masih gaib hingga terlahir di dunia, supaya hidup baik, sehingga kembalinya nanti menjadi gaib lagi, perjalanannya sempurna. Singkat cerita, perjalanan ke tanah Jawa dipimpin oleh Aji Saka dengan jumlah warga yang lebih besar, 80 ribu atau 8 laksa, disebar di berbagai pelosok pulau. Sejak itulah kehidupan di tanah Jawa Dwipa yang disebut masyarakat Kabuyutan telah ada sejak 10.000 SM, tetapi mulai agak ramai sejak 3.000 SM. Sesudah kedatangan pengaruh Hindu, muncul kerajaan pertama di Jawa yang lokasinya di Gunung Gede, Merak. Rajanya Prabu Dewowarman atau Dewo Eso, yang bergelar Sang Hyang Prabu Wismudewo. Raja ini memperkuat tahtanya dengan mengawini Puteri Begawan Jawa yang paling terkenal, yakni Begawan Lembu Suro atau Kesowosidi di Padepokan Garbo Pitu (penguasa 7 lapis alam gaib) yang terletak di Dieng atau Adi Hyang (jiwa yang sempurna), juga disebut Bumi Samboro (tanah yang menjulang tinggi). Puterinya bernama Padmowati atau Dewi Pertiwi. Dari perkawinan campuran itu, lahirlah Raden Joko Pakukuhan, yang kelak di kemudian hari menggantikan tahta ayahnya di kerajaan Jawa Dwipa atau Keraton Purwosarito dan bergelar Sang Prabu Sri Maha Panggung. Lalu keraton dipindah lokasinya ke Medang Kamulan. Penggantinya adalah putranya Prabu Palindriyo. Dari perkawinannya dengan puteri Patih Purnawarman, Dewi Sinto, lahir Raden Radite yang setelah bertahta dan bergelar Prabu Watugunung.Dia memerintah selama 28 tahun. Pemerintahannya mempunyai pengaruh kuat di Jawa Barat. Adalah kakaknya,vPrabu Purnawarman yang membuat Prasasti Tugu, sebelah timur Tanjung Priuk dalam pembuatan saluran Kali Gomati, Prasasti Batu Tulis di Ciampea, Bogor.Untuk menguasai Jawa Timur, Prabu Watugunung mengawini puteri Begawan Kondang yaitu Dewi Soma dan Dewi Tumpak. Dia juga mengawini Ratu Negeri Taruma yang bernama Dewi Sitowoko. Dalam pemerintahannya terjadi perebutan tahta dengan Dewi Sri Yuwati, saudara lain ibu (Dewi Landep). Dewi Sri Yuwati dibantu adiknya lain ibu, Joko Sadono (putera Dewi Soma). Akhirnya Prabu Watugunung berhasil dikalahkan dan Joko Sadono menggantikan tahtanya dengan gelar Prabu Wisnupati permaisurinya Dewi Sri.bKakak Dewi Sri diangkat sebagai raja Taruma bergelar Prabu Brahma Raja ,kenapa pulau Jawa di namakan pulau Jawa? kenapa Sukunya juga di namakan suku Jawa? karena pulau Jawa ada di peruntukan suku keturunan Dewa yang di sebut Jawataka yang kemudian di singkat menjadi Jawa adapun inilah kisah asal-usul suku Jawa “Keturunan Nabi Adam yang diangkat menjadi nabi hanya satu; Nabi Syits (Set, dalam bahasa Ibrani; Sang Hyang Esis, dalam bahasa Jawa). Syits merupakan keturunan Adam yang lahir tunggal (semua anak Adam dilahirkan kembar) diturunkan Yang Mahaesa sebagai pengganti anak Adam yang terbunuh. Rupa Syith sangat mirip dengan rupa Adam dan menjadi satu-satunya manusia yang memiliki kebijaksanaan terhebat sepanjang masa.

Begitu mengasihinya Adam meminta pada Yang Mahaesa supaya kelak keturunan Syits diizinkan menjadi penguasa atas keturunan saudara-saudaranya. Saat berdoa, Jin Azaziel (Iblis) ternyata mencuri dengar. Azaziel paham, bila doa Adam akan selalu didengar dan dikabulkan Yang Mahaesa. Seketika itu pula, tumbuh keinginan Azaziel untuk mencampurkan darah keturunannya dengan darah keturunan Syits.

Malaikat Azaziel terus mengintai Syith dan menunggu kesempatan mencampurkan darah keturunannya. Maka ketika Syits menikah dengan Dewi Mulat, pada suatu malam, Dewi Mulat di-sirep, diambil Azaziel, lalu keberadaannya digantikan putrinya, Dewi Dlajah, yang telah beralih rupa menjadi Dewi Mulat. Setelah dibuahi, Malaikat Azaziel langsung mengangkat Dewi Dlajah dan mengembalikan Dewi Mulat.

Pada suatu pagi, Dewi Mulat melahirkan dua orang anak; satu berwujud laki-laki normal dan satunya berupa cahaya berkilauan (kasatmata). Sore harinya Dewi Dlajah juga melahirkan, wujudnya berupa gumpalan darah yang berkilauan. Oleh Malaikat Azaziel, gumpalan darah berkilauan itu disatukan cahaya berkilauan anak Dewi Mulat. Dari hasil penggabungan itu, muncullah seorang anak laki-laki yang cakap. Anak Dewi Mulat diberi nama Sayid Anwas, sedang anak campuran Dewi Mulat dan Dewi Dlajah diberi nama Sayid Anwar.

Sayid Anwas maupun Sayid Anwar memiliki rupa yang sangat tampan. Sayid Anwas besar dalam perlindungan Adam, sedang Sayid Anwar besar dalam asuhan Azaziel. Sebagai keturunan yang terberkati, keduanya memiliki kemampuan yang sama-sama hebat. Bedanya, Sayid Anwas gemar mempelajari ilmu agama, sedang Sayid Anwar gemar tirakat dan bertapa.

Ketika Sayid Anwar dewasa, dia bertanya pada Dewi Dlajah tentang siapa ayah sejatinya. Maka diberitahulah Sayid Anwar bila dia merupakan keturunan Syith. Pada Dewi Dlajah dan Ngajajil, Sayid Anwar berpamitan untuk menjumpai sang ayah. Ketika berjumpa dengan Syith, terkejutlah sang ayah. Semula Syith tidak mau mengakui keberadaannya, tetapi setelah Yang Maha Esa membisikan mengenai asal-usal Sayid Anwar, barulah Nabi Syith menerima kenyataan itu.

Sayid Anwas dan Sayid Anwar kemudian besar dalam asuhan Adam. Ketika melihat Sayid Anwas dan Sayid Anwar, Adam mulai paham bila Sayid Anwas kelak akan melahirkan keturunan yang mempertahankan ajaran agama, sedang Sayid Anwar kelak akan melahirkan keturunan yang menghancurkan ajaran agama. Dalam asuhan Adam, Sayid Anwar melanggar pantangan dengan meminum air kehidupan yang membuat hidupnya abadi. Mengetahui itu, Nabi Adam marah lalu mengusir Sayid Anwar.

Sayid Anwar sangat kecewa dengan sang kakek lalu pergi berkelana. Di tengah perjalanan dia bertemu Malaikat Haruth dan Maruth yang menyesatkannya menuju ke arah Sungai Nil dan bertemu dengan beberapa anak Adam lainnya. Dengan sang paman, Sayid Anwar belajar ilmu melihat masa depan (semacam ilmu laduni) dan berbagai ilmu hebat lain. Usainya, Sayid Anwar melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju pulau kecil di antara Pulau Maladewa dan Laksadewa, yang bernama Lemah Dewani.

Di situlah Sayid Anwar melakukan tapa brata dengan cara melihat matahari mulai terbit sampai tenggelam. Setelah tujuh tahun bertapa, daya linuwih pada Sayid Anwar terolah hebat sehingga bisa menghilang (kasatmata). Dalam pengembaraannya di Lemah Dewani, Sayid Anwar banyak bertarung dengan para jin dan membuat mereka tunduk di bawah kekuasaannya. Mendengar kehebatan Sayid Anwar, lama-lama banyak kaum jin yang memilih mengabdi padanya.

Kejadian tersebut sangat mengganggu Prabu Nuradi, raja para jin yang menguasai Lemah Dewani. Prabu Nuradi melabrak Sayid Anwar dan mengajaknya bertarung. Dalam pertarungan itu Prabu Nuradi kalah dan tunduk pada kekuasaan Sayid Anwar. Prabu Nurani memilih turun tahta lalu mengangkat Sayid Anwar menjadi raja para jin dan menyerahkan putrinya menjadi isteri. Ketika menjadi raja jin, Sayid Anwar mendapatkan gelar Prabu Nurasa.

Prabu Nurasa yang telah memiliki kehidupan abadi, kemudian tinggal di tempat tinggi dan meminta izin pada Yang Maha Esa untuk mengangkat diri sebagai Tuhan Semesta Alam. Yang Maha esa mengabulkan dan membiarkan Prabu Nurasa murtad dari ajaran keturunan Nabi Adam. Ketika menjadi raja, Lemah Dewani diubah nama menjadi Tanah Jawi (Tanah Jawa). Dari Prabu Nurasa lahirkan keturunan-keturunannya yang kemudian menjadi para dewa mulai dari Batara Guru sampai raja-raja di Tanah Jawi.

Di lain pihak, Sayid Anwas yang besar dalam asuhan Nabi Adam, keturunanya kemudian menjadi manusia-manusia terpilih mulai Nabi Idris, Ibrahim, Musa, Isa sampai Muhammad. Keturunan Sayid Anwas juga menumbuhkan suku-suku bangsa superior seperti bangsa Israil, bangsa Arab, bangsa Arya dan bangsa-bangsa besar lainnya. Di lain pihak keturunan Sayid Anwar, karena juga mendapatkan berkah dari doa Adam, juga banyak melahirkan bangsa-bangsa besar pada masa-masa kerajaan Jawa. Tidak sedikit raja-raja keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa lain di permukaan bumi.

Dalam perputaran peradaban, keturunan Sayid Anwar dan Sayid Anwas telah banyak yang bersilangan. Persilangan-persilangan inilah yang membuat kehidupan mereka tumpang-tinduh. Ada keturunan Sayid Anwas yang kemudian mengikuti jejak pemikiran Sayid Anwar yang sesat. Sebaliknya, tidak sedikit pula keturunan Sayid Anwar yang kembali pada ajaran nenek moyang mereka dan menganut agama yang diajarkan Adam serta leluhur mereka Nabi Syith. Terlepas dari semua itu, keturunan-keturunan Sayid Anwas maupun Sayid Anwar sama-sama memiliki darah superioritas yang membuat mereka banyak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa lainnya, karena suku Jawa adalah keturunan Para Dewa keturunan dari garis silsilah Sayid Anwar itulah sebab menamakan dirinya sebagai suku Jawataka berarti Keturunan Dewa, lambat laun kemudian di kenal sebagai Suku Jawa” Konsultasi Paranormal dan Pemahar Pusaka/Amulet/Talisman bisa hubungi HP/WA Ayu 085236426998,maaf tidak terima chat kenalan atau hal yang tidak penting lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *