Surabaya-menaramadinah.com-Laksamana Pertama TNI ( Purn ) dr. Sulantari, Sp. T.H.T.B.K.L yang sejak tahun 2004 sampai 2015 sebelum pensiun, sebagai Kepala Unit T.O.A Jala Puspa, sekarang dokter honorer, menjelaskan bahwa hampir di semua dinding di ruangan maupun di luar ruangan maksudnya di lorong, dipasang poster PGPKT ( Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian ) yang kesemuanya sudah dibingkai dengan rapi agar menarik dibaca.
“Poster-poster itu sarat dengan informasi tentang telinga dan pendengaran, juga Referensi dari Komnas PGPKT” ungkap Oma Rita, sebutan ‘beken’ dr.Sulantari.
Kepada mereka yang pada awal melihat Lukisan Cekakik heran, cekakik itu apa? Setelah dijelaskan oleh dr. Sulantari bahwa bahan lukisan tersebut dibuat dari ampas kopi dan putih telur, mereka bilang “Kok bisa ya? Unik ya dok”
Dia memberikan motivasi kepada pelukis cekakik agar sebaik nya Lukisan Cekakik lebih disosialisasikan lagi, kopi di Indonesia berada di hampir setiap daerah. Mungkin lebih ekonomis karena tidak perlu membeli pensil warna, krayon, cat air dan lain-lain semua harus keluar uang lagi, jadi dibandingkan dengan cekakik tentunya lebih ekonomis.
“Lukisan Cekakik karya original Indonesia, jempol pas dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang hobby minum kopi, ampasnya pun masih dapat dimanfaatkan untuk mengangkat sebuah seni lukis yang unik” kata dr. Sulantari dengan senyum yang sangat apresiatif.
Nur Habib, mengabarkan.