Peringati Hari Sumpah Pemuda 2022 SMPN 2 Genteng Gelar Panggung Harmoni

Banyuwangi, 29 Oktober 2022, menaramadinah.com
“ … Makin canggih peradaban bangsa-bangsa di dunia, tidak ada pilihan bagi masing-masing negara kecuali meningkatkan kualitas SDM yang bisa untuk beradaptasi dengan pergaulan dunia dalam berbagai hal. Suatu yang tidak mungkin ditolak adalah hubungan interaktif antarbangsa.

Dan tentu hubungan interaktif itu membawa konsekuensi terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Fakta hari ini bahwa hubungan antarnegara hanya bersifat administrasi selebihnya bebas tanpa pagar pembatas yang dikenal dengan istilah borderless country.” Cuplikan pidato sambutan Kasek SMP 2 Genteng, Hj. Wahyu Handayani, M.Si. Selanjutnya Kasek penuh inovasi ini, menyampaikan kepada warga sekolah “… bahwa yang dimaksud kualitas SDM itu tidak hanya diukur dari kecanggihan dalam berteknologi semata, tetapi kuat kepribadian.

Kepribadian sebagai makhluk sosial, sebagai bangsa Indonesia dan sebagai warga dunia. Ciri kepribadian nasional kita yang menjadi kebanggaan bersama adalah kenusantaraan.

Pluralisme atau kebhinekaan adalah sunatullah yang tidak mungkin ditolak siapapun karena itu takdir ilahi…”, cetusnya dengan penuh semangat, kasek yang akrab dengan sapaan bunda itu. Di akhir pidato sambutan, alumni FKIP Universitas Jember ini menegaskan bahwa  “konsep kebhinekaan adalah satu di antara warisan leluhur yang wajib kita jaga, kita lestarikan, kita tumbuhkembangkan dari generasi ke generasi sebagai pondasi kuatnya bangunan kebangsaan negara kita tercinta”.

Panggung Harmoni yang diisi dengan kegiatan unjuk kesenian, pembacaan puisi, dll yang ditampilkan oleh masing-masing komunitas pelajar Muslim, Kristiani, dan Hindu. Kebetulan posisi SMP 2 Genteng ada di antara masyarakat pemeluk agama berbeda yang lumayan signifikan jumlahnya.

Karena itu pemerintah mengirimkan guru ASN berlatar belakang sarjana pendidikan agama Hindu dan Kristen. Pemeluk agama Katolik hanya seorang. Sakalipun hanya seorang tetap hak-haknya sebagai warga sekolah dilayani sama dengan pemeluk agama mayoritas. “…bukan jumlahnya yang menentukan bentuk layanan, melainkan hak menurut UU yang harus dipenuhi. Hak itu di antaranya, hak mendapatkan layanan pelajaran agama dari guru seiman, hak libur pada hari-hari besar agama”.

Pada kesempatan lain, Narasumber sekaligus konsultan pendidikan SMP 2 Genteng, H.M. Rifai dalam pidato sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Tokoh pendidikan sekaligus anggota Dewan Pendidikan Kab. Banyuwangi itu menguraikan tentang bahaya paham komunisme, radikalisme, dan tindakan-tindakan intoleransi berkedok agama. “…

di negara kita masih rawan adanya gangguan intoleransi dari sumber-sumber paham radikalis berkedok agama. Kerukunan kita diusik, persatuan kita direnggangkan, kekuatan kita dilemahkan. Generasi muda kita harus dijauhkan dari nalar paham sesat yang berpotensi menjerumuskan negara ini ke lubang kehancuran. Kita tidak boleh lengah. Dengan cara apa? Memahami konsep agama kita dengan benar dari guru yang benar.

Memahami konsep kebangsaan kita dengan benar. Kalau kedua konsep itu benar, insyaAllah tidak ada tindakan-tindakan intoleransi, kita akan hidup rukun, damai dan harmoni”.

Selanjutnya Hari Suharto, ketua Komite menguatkan  agar  warga sekolah terus semangat mengumandangkan hidup rukun dengan cara saling menghargai, menghormati dan saling bantu- membantu tanpa memandang perbedaan.

Dihadirkan pula dalam acara peringatan sederhana Hari Sumpah Pemuda 2022 itu, Pdt. Anang Sugeng, Ketua Dewan Gereja Banyuwangi, Pdt. R. Tommy Kalingan, Pamangku Untung dan Soijan serta Kiai Abdurrahim.

Beliau sangat mendukung dan berharap agar sekolah-sekolah negeri utamanya terus bersemangat membudayakan acara-acara perekat kebangsaan bagi anak-anak agar program Kemendikbud tentang Profile Pelajar Pancasila terwujud.
MR. Jurnalis Menaramadinah.com