DeKaje dan Gunung Watangan Jember

 

 

Catatan Eko Sumargono.

 

Saya menyaksikan sudah 7 (tujuh) tahun temen-temen DeKaJe konsisten membersamai masyarakat pewaris, pemerhati, dan pelaku kebudayaan termasuk di dalamnya SENI dalam berjuang memberdayakan KEBUDAYAAN. Dari seluruh aktifitas KEBUDAYAAN tersebut diperolehlah satu pelajaran berharga bahwa KEBUDAYAAN merupakan EJAWANTAH titik bertemunya dinamika sinergisitas struktur mendasar kehidupan, yakni, MANUSIA, LINGKUNGAN ALAM, dan ZAT ABSOLUT/MUTLAK.

Di etape perjalanan pemberdayaan kebudayaan yang kesekian kalinya DeKaJe akan MEREPORTUARKAN ejawantah tersebut sebagai wajah kebudayaan dalam perspektif strategi maupun ekpresi kerja pemberdayaan kebudayaan yang berkelanjutan di wilayah kebudayaan JEMBER, khususnya, di kawasan situs purba kaki Gunung Watangan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perkembangan awal peradaban dan kebudayaan Jember berlangsung di Gunung Watangan.

Saya yakin seluruh masyarakat Jember, khususnya, yang memiliki spirit menguatkan eksistensi kebudayaan Jember akan bersemangat untuk bersama-sama menggelorakan gerakan kebudayaan ini yang oleh temen-temen DeKaJe diberi tema sentral: KRIDHA SINTRIA BHUMI WATANGAN.