Sang Pejuang NU dari Pulau Dewata

 

Catatan Arif.

Rasanya,bila tidak diingatkan oleh Pelayan di Cafe yg menjadi tempat Kami nongkrong di Kota Banyuwangi,mungkin bisa saja semalam suntuk Kami duduk di Cafe tersebut dan ngobrol kesana kemari tanpa henti.

 

Tak terasa hampir 2 Jam lebih obrolan Kami terjadi. Sosok Teman ngobrolku malam ini memang Seseorang yg sangat menyenangkan. Dan topik obrolan dengannya pun sangat beragam.dari mulai Dunia NU ( Karena Hampir 20 Tahun Beliau lalui hidupnya dengan menjadi Bendahara lalu meningkat menjadi Ketua NU Kotamadya Denpasar hingga Ketua Tanfidz NU Provinsi Bali selama 2 Periode ),Dunia Politik hingga Dunia Sepakbola

Karib disapa dengan Sapaan Haji Wawan ( Mulyono Setiawan ),Saat ini Beliau menjabat sebagai Mustasyar NU Bali.Sosok Pengusaha nan ramah ini tak pernah lepas dan jauh kehidupannya dari Menjadi Khodimul Ulama’.Baginya,Mengurus NU adalah sama dengan menjadi Pelayan para Ulama.dan merupakan suatu kebanggaan baginya menjadi pelayan para Ulama yg berhimpun dalam wadah Nahdlatul Ulama.

Awal menjabat sebagai Ketua NU Kotamadya Denpasar,Ia membuat gebrakan besar.Beberapa hari menjelang pelantikan Pengurus NU yg baru Kota Denpasar,Ia berkeinginan mengundang Kyai Besar Almaghfurllah KH.Abdullah Faqih dari Pesantren Langitan Tuban.Dan gerak cepat pun Ia lakukan.Ia datangi kediaman Mbah Kyai Faqih di Langitan seorang diri.Dan berhasil.

Beliau berhasil menemui Mbah Kyai Faqih.awalnya, Mbah Kyai pun sempat menolak undangannya agar sudi rawuh ( hadir ) dalam acara pelantikan tersebut karena Beliau pun pd Hari yg sama diundang oleh warga NU di Lampung.tapi khas gaya aktifis Anak Anak PMII yg pantang mundur,Ia tak patah arang.dengan nada yg agak sedikit “mengancam”,Ia pun berbisik lirih kepada Mbah Kyai ” Mbah Kyai,Kadose Kulo kedah mekso panjenengan kersane saget rawuh dateng Denpasar ” ( Mbah Kyai,sepertinya Saya harus memaksa Anda agar bisa hadir di Denpasar ).

Dan Ajaibnya mendengar ancaman yg disertai senyuman tersebut,Mbah Kyai tiba tiba berdiri dari tempat duduknya.Beliau melihat Kalender yg terpampang di Dinding sembari mencoret coret beberapa tanggal dengan tinta merah.

Dan Beliau pun akhirnya mengiyakan undangan tersebut.Dan NU Kotamadya Denpasar membuat cerita.Almaghfurllah KH.Abdullah Faqih hadir lengkap beserta Keluarga pd saat acara pelantikan.Dan usai acara bersama dengan Keluarganya pula, Ketua NU Kotamadya Denpasar yg baru dilantik menjadi Pengantar rombongan Mbah Kyai Faqih Langitan berziarah ke Maqbarah Habib Ali Alhamid Di Kusamba, Klungkung, Bali.

Dari ragam cerita tentang keunikan Dunianya Para Kyai,Topik beralih kepada keprihatinannya menyikapi maraknya Asongan Khilafah yg dijual bebas bagai Obat tanpa resep.Beliau dengan nada getir menyampaikan keprihatinannya menyikapi hal tersebut.

Dengan nada tegas Beliau berkata ” Muslim terikat dengan perjanjian yg mereka buat.Dan Khilafah jelas merupakan pengingkaran nyata dari perjanjian yg dilakukan oleh seluruh Anak Bangsa.

Khilafah jelas sebuah hal yg absurd.adalah sunnatullah dan kehendak Tuhan semata keberadaan Negara dan Bangsa Bangsa.Dan keinginan mendirikan sebuah kekuasaan dibawah satu tangan yg disebut Khilafah dengan menafikan keberadaan Negara dan Bangsa Bangsa hakikatnya jelas adalah bentuk perlawanan dari Sunnatullah !

Warga NU wajib menolak dan melawan Hal itu ! Wajib hukumnya melawan kampanye dan jualan khilafah yg norak tersebut.Dan ingat,Tidak ada sama sekali Manusia Manusia berkualitas Alim Allamah di kalangan para Pengasong Khilafah.Mereka hanya kumpulan manusia bodoh tak tahu diri yg mengingkari perjuangan Pendiri Negeri ! Tegas Beliau.