Hardiknas PCTA Indonesia Gelar Doa Bersama Demi  Suksesnya G-20

Kediri-menaramadinah.com-Organisasi kebangsaan lintas agama Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan akan menggelar acara bertema “Santunan dan Doa Bersama Hardiknas – Semoga G-20 di Bali Mencapai Keputusan Terbaik Bagi Bangsa dan NKRI”. Acara akan terpusat akan dilaksanakan di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno tepat pada, 02 Mei 2022 mendatang.

“Insya Alloh DPP PCTA Indonesia melalui Departemen Pendidikan akan tetap melaksanakan tasyakkuran Hari Pendidikan Nasional nanti pada tanggal, 02 Mei 2022. Meski pertepatan dengan Idul Fithri. Kan lebih baik kalau kita tetap melaksanakan,”  aku Drs. Ismu Syamsuddin Sekjen DPP PCTA Indonesia. Sabtu, 30 April 2022.

Pihak panitia mengatakan karena bermaberangan dengan monent Idul Fithri maka Tasyakuran Hardiknas akan kita adakan sederhana dengan Selamatan, Santunan Anak Yatim dan Doa bersama bekerjasama dengan  Situs  Ndalem Persada Soekarno Kediri dan berbagai komunitas.

“Doa ini kita tujukan untuk  G-20 di Bali.  Semoga pelaksanaan G-20 belansung lancar, selamat dan sukses serta menghasilkan keputusan yang baik untuk bangsa, NKRI dan perdamian dunia,” kata Lukito Sudiarto Sekretaris Panitia Hardiknas.

Namun perhelatan G-20 di Bali bagi PCTA Indonesia tidak bisa dianggap remeh.

“Kita tahu saat ini sedang terjadi perang   Rusia dan Ukraina. Pihak Amerika mengancam tidak hadir pada G-20 jika  Rusia hadir.  Menteri Keuangan AS Janet Yellen sudah mengatakan  tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan G-20 bila ada Rusia. Demikian berita beredar dimedia,” kata Kushartono Ketua Depaetemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia.

Amerika Serikat menyatakan menolak tegas rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia.

“Jadi Indonesia ini dalam keadaan sulit, keadaan yang kurang mengenakkan. Ini persoalan tidak gampang,” kata Kus.

Persoalan berikutnya, akankah Indonesia mampu ‘mendamaikan’ dua raksasa yang sedang bersitegang itu, dan jangan sampai sebaliknya.

“Jika Indonesia ingin menjadi juru damai maka Indonesia harus mempunyai power yang lebih besar daripada dua raksana itu,” ujar Kus.
“Jika tidak ya mana mungkin,” ucap Pria yang juga Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri ini.

“Apa power terbesar kita?,” tambahnya. Apa kekayaan sumber daya alam diperebutkan dunia? Apa negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia? Letak geografi yang setrategis? Posisi astronomis yang ideal? Bonus demografi dunia  2024?  Gotong royong dan kebhinekaan tunggal ika kita? Kekuatan dan ketangguhan rakyat Indonesia?

“Semua  bisa menjadi sumber kekuatan tapi menurut para pendahulu sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 bahwa kekuatan terbesar bangsa yang berjiwa Pancasila ada pada “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur”, tegas Kus lagi.

Dikatakan,  dalam alam pikirin pendidikan modern menginsyafi akan adanya “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa” sebagai kekuatan terbesar bangsa Indonesia tidaklah mudah.

“Disinilah  pentingnya diperlukan pendidikan.. Jadi inti pesan moral yang ingin kita sampaikan pada Hari Pendidikan Nasional  ini adalah Jas Merah, jangan melupakan sejarah, ayo kembali ke jatidiri bangsa Indonesia,” ungkapnya.

“Mari kita didik diri kita, anak-anak kita generasi bangsa ini untuk sadar dan yakin adanya kekuatan maha besar bangsa Indonesia yakni Kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.  Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” tambah Kushartono.

“Terima kasih mohon maaf. Semoga Allah senantiasa  melimpahkan Berkat Rahmat untuk diri kita bangsa dan NKRI. Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fithi dan Hardiknas. Aamin,” pungkasnya.* Surya