Puasa Tidak Mencaci Orang

Oleh : Dr. AlQudus Nofiandri Eko Sucipto Dwijo, Lc, MHI.

Di awal awal Ramadhan 1443 H pada kajian duha, kultum dzuhur, sebelum buka dan sebelum tarawéh di berbagai masjid dan majlis taklim saya selalu menyampaikan tentang BAHAYA NYA LISAN.
Puasa tidak makan minum selama 15 jam itu mudah, tapi yang sulit itu PUASA TIDAK MENCACI ORANG.
Banyak orang mampu beribadah shalat, puasa, bahkan Umrah dan haji berkali kali, tapi tidak mampu MENJAGA LISAN.
Inilah keprihatinan kita di zaman now, sesama muslim justru saling mencaci, menghina, memfitnah dan membuka aib sesama.

Berkata kata kotor, mencaci, menghina sesama muslim adalah KEBIASAAN BURUK. Kebiasaan buruk yang terus dipelihara tidak segera dibuang, meskipun awalnya kecil maka akan tumbuh menjadi besar dan akhirnya sulit di atasi. Kenapa, karena sudah menjadi kebiasaan.

Menurut Imam Alghozali, dosa adalah ibarat debu yang menempel pada kaca. Ketika debu debu itu kau bersihkan tiap hari, maka debu itu akan mudah dibersihkan. Tetapi ketika debu debu itu dibiarkan terus menempel di kaca, tidak pernah dibersihkan, maka akan menjadi karat yang sulit dihilangkan.

Begitu juga dengan kebiasaan buruk mencaci orang, karena dilakukan terus menerus dan tidak ada usaha untuk segera menguranginya, maka kesalahan itu menjadi KEBIASAAN dan BUDAYA dan tanpa beban serta tidak merasa berdosa. Ini yang sangat fatal sekali.

Disinilah kami hidangkan mutiara mutiara tentang menjaga lisan, agar selamat dunia akhirat. Mutiara itu adalah :
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
1. “Keselamatan manusia terletak pada menjaga lisannya”
Banyak orang terkenal hancur namanya karena tidak mampu menjaga lisannya.
رب قول اشد من صول
2. “Berapa banyak perkataan yang lebih menyakitkan dari pada pukulan”
Orang kena pukul mungkin sakit seketika, tapi begitu kena lisan, sakitnya ingat sampai mati.
رب سكوت ابلغ من كلام
3. “Berapa banyak sikap diam itu jelas dari berkata kata”
Jika Anda wahai para istri, suami Anda diam terus itu tandanya marah pada Anda
رب كلمة سلبت نعمة
4. “Berapa banyak sebuah kalimat bisa menyebabkan hilangnya kenikmatan”
Banyak rumah tangga hancur karena ada kata kalimat yang tidak mengenakkan dari pasangan suami istri sehingga hilangnya kenikmatan dalam berkeluarga.
الصمت حكمة
5. “Diam itu keputusan / emas”
Jika ada debat pertengkaran suami istri dalam berumah tangga akan selesai masalah nya, jika salah satunya megalah atau diam.
عثرةالقدم اسلم من عثرة اللسان
6. “Tergelincirnya kaki lebih selamat dari pada tergelincirnya lisan”
Ucapan lisan yang suka mencaci dan melukai hati seseorang ibarat busur panah yang melesat jauh tidak bisa kembali.
Inilah 6 mutiara embun pagi tentang pentingnya menjaga lisan. Ternyata ibadah yang paling sulit adalah menjaga lisan.
Puncak ibadah yang paling berharga adalah :
MENJAGA PERASAAN ORANG.
Hanya setetes ilmu sederhana, semoga manfaat aja.
(Kultum Dzuha di Masjid Raya Ulul Albab UINSA 11-4-2022)
“Penulis Dosen P A I UINSA, Pembaca Setia Menara Madinah”