Oleh : Yahya Aziz
الهوى إله يعبد من دون الله
الهوى ملك غشوم ومتسلط ظلوم
“Hawa nafsu adalah Tuhan yang disembah selain Allah. Hawa nafsu adalah raja kejam dan penguasa dlolim”
Syair di atas adalah kumpulan mutiara mahfudlot pelajaran di KANADA KMI PMDG, betapa bahayanya hawa nafsu apabila kita tidak mampu mengendalikan.
Keinginan adalah hasrat yang tak pernah mati dalam diri manusia. Sebagai gejala kejiwaan, keinginan manusia tak pernah ada batasnya.
Bahkan ciri khas manusia adalah mahluq yang tidak pernah mengenal puas
Satu didapat, ingin 2,3,4.5 dan seterusnya. Sebab keinginan selalu melampaui apa yang telah didapatkan.
Banyak orang yang merelakan dirinya tersiksa karena mengikuti keinginannya, bahkan tak jarang banyak orang menghalalkan segala cara dan upaya demi memenuhi hasrat yang diinginkannya.
Kalau keinginan itu positif bagus, tapi kalau keinginannya negatif itu yang berbahaya.
Sampai kapankah manusia diperbudak oleh keinginannya ? Kalau memang benar keinginan adalah hasrat yang tak terbatas, haruskah manusia terus menerus menuruti keinginan tersebut ?
Seringkali manusia tak sadar dengan persoalan ini.
Keinginan menikah lagi, tercapai pada akhirnya tiada kedamaian dalam hidup rumah tangga. Keinginan korupsi, tercapai pada akhirnya masuk bui. Itulah manusia tidak pernah puas apa yang ada.
Keinginan terkenal dan viral ingin dipuji manusia, padahal orang terkenal itu kadang tersiksa selalu diperhatikan banyak manusia.
Mari kita tingkatkan gerakan instropeksi bahwa hawa nafsu itu perlu dikendalikan.
1. Mari kita jadkan hawa nafsu adalah budak kita bukan kita diperbudak hawa nafsu.
2. Hidup selalu bersyukur dengan apa yang ada jangan memikirkan apa yang gak ada.
3. Meletakkan kebutuhan di atas keinginan.
4. Penyebab stres adalah selalu memuja keinginan padahal kita belum butuh.
5. Lawan kata miskin bukan kaya tapi CUKUP.
Banyak orang kaya tapi mentalnya miskin selalu kurang sehingga menuruti hawa nafsu nya.
Setetes ilmu sederhana. Semoga manfaat aja.
(Ngaji Rutin Kitab Muhtar Ahadits Nabawiyah PPM Aljihad)
“Penulis buku Taubatnya Peselingkuh dan Menara Madinah com”