Rutinan Ngaji Malam Jum’at Legi Kiyai Lukman Hakim

Kediri-Menara Madinah.com. Kamis, 30 Desember 2021, Pengajian Rutin Malam Jum’at Legi di Ponpes Misbahul Ulum Sumbergayam Kepung, di hadiri mubalik dari Kabupaten Jombang. Mbah Joyo.

Mubalik dengan gaya dan penampilan khas berblangkon dan sarung batik tulis warna kontras hitam dan putih yang agak abstrak motifnya, berbaju hem putih dipadu blangkon warna hitam, old terasa kekinian

Kegiatan pengajian rutin Malam Jum’at Legi ini sudah beberapa tahun yang lalu.

Dari tahun ketahun ada peningkatan kehadiran masyarakat.

Kiyai Lukman Hakim, setelah selesai membacakan manaqib Syeh Abdul Qodir Al Jilani, mendoakan para hadir agar dikabulkan hajat dan keperluannya, dimudahkan segala urusannya, disembuhkan penyakitnya, juga digampangkan dalam membayar tanggungan hutang-hutang nya, dan juga berharap agar pondok tempat para santri segera selesai sehingga bisa untuk ngaji dengan enak dan nyaman.

“Tahun ini insyaallah sudah siap menampung santri diatas 30-an santri” ungkapnya.

Kiyai Lukman Hakim sangat mengasihi masyarakat dan lingkungan nya, hal ini diwujudkan dengan terus meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan pesantren.

Majelis taklim yang dikemas dengan nama Pengajian Rutin Malam Jum’at Legi, dengan acara pokok manaqiban sebagai salah satu upaya nyata untuk terus membangun mental spiritual masyarakat melalui dzikir, wirid dan doa ini adalah salah satu bagian penting untuk membentengi akidah ummat agar tidak terbawa arus faham radikalisme yg sudah ada di depan mata.

Menghidupkan majelis ilmi dengan pengajian rutin seperti malam ini sungguh berarti, kehadiran Mbah Joyo dari Jombang yang ‘Nyentrik’ untuk ukuran masyarakat Sumber Gayam, bisa mencairkan suasana saat Mbah Joyo, menyampaikan fenomena faham wahabi dengan diselingi lelucon segar.

“Enek bocah mendem/mabuk tidur di emper masjid Sumbergayam, saat dibangunkan dan di tanya seorang pemuda Taromin namanya, mengapa tidur di sini, si anak itu menjawab, “Arep sholat Subuh” jawabnya dengan sisa-sisa telernya yang masih terasa.

“Sholat subuh pirang rokaat?” tanya Taromin lebih lanjut. Si anak itu menjawab Bahwa solat subuh 4 rokaat.

Taromin mengulang pertanyaan lagi berapa rokaat sholat subuh, si anak tadi tetap menjawab 4 rokaat. Mendengar jawaban itu Toromin mengusir anak tersebut dan menyuruh pulang.

Cerita si anak mabuk itu masih berlanjut, dalam perjalan pulang sambil mengomelin Taromin.

Di jalan bertemulah si anak mabuk itu dengan Rozak, yang juga mau ke masjid untuk sholat subuh berjamaah. Si anak mabuk itu, dia menyapa: “Sampeyan siapa dan mau ke mana?” Rozak menjawab: “Aku Rozak mau sholat subuh”

Si anak mabuk melanjutkan pertanyaan nya: “Sholat Subuh pirang rokaat?”. Rozak menjawab singkat bahwa sholat subuh 2 rokaat.

“Aku sholat subuh 4 rokaat ae, Taromin nggokon mulih, opo maneh sampeyan mung 2 rokaat? Mulih ae” celotehnya.

Dari apa yang diceritakan Mbah Joyo tadi betapa pentingnya mendidik anak, keluarga dan lingkungan, maka kita hurus bersyukur ada Kiyai Lukman Hakim, yang terus mendidik anak-anak melalui madrasah dan pondok pesantren, juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan generasi muda lewat pengajian rutin malam jum”at legi ini.

Diakhir ceramahnya Mbah Joyo, berharap dengan kemajuan pembangunan pondok Kiyai Lukman Hakim ini, Sumber Gayam ke depan semakin maju.
Nur Habib mengabarkan.