Kabupaten Terinovatif Nasional, Buah Tangan Dingin Bupati Ipuk

Banyuwangi 31/12/21-menaramadinah.com-
Silakan Bupati/Wali Kota datang Ke Banyuwangi. Kalau hanya belajar mengelola pemerintahan kabupaten/kota tak perlulah ke luar negeri, ujar Prof. Tito Karnavian, bangga.

Semua ada di Banyuwangi, penuh optimis, Kemendagri mantan petinggi Polisi itu memuji Banyuwangi. Nah ternyata terbukti, hasil penilaian yang diterjunkan Kemendagri ke kabupaten/kota se-Indonesia memutuskan bahwa Kabupaten Banyuwangi sebagai Kabupaten Terinovasi Nasional dengan raihan nilai tertinggi (84,19).

Dan prestasi prestisius itu diraih untuk kali ke-4. Ini sejarah bagi Banyuwangi.

Dukungan semua pihak untuk memajukan Banyuwangi satu di antara yang mendorong kinerja Pemkab di bawah kepemimpinan Bupati pasangan Hj. Ipuk – H. Sugirah ini terus melejit menasional.

Bukan isapan jempol dan pujian kosong terhadap produktivitas kinerja Pemkab Banyuwangi.

Di era pandemi di mana kondisi semua lini hampir lumpuh, dampak penyerta pandemi Cavid-19 sungguh telah melemahkan sisi perekonomian masyarakat. Namun Pemkab Banyuwangi sanggup mempertahanknn bahkan menekan indeks angka kemiskinan hingga di bawah 0,5.

Melalui proyek UMKM dan motivasi terhadap para pelaku ekonomi menengah ke bawah mendorong roda perekonomian rakyat berangsur-angsur pulih, bangkit dan kembali normal.

Itu kepiawaian tangan dingin Bupati Ipuk, ucap Hari Suharto, pegiatan sosial asal Jambewangi, Sempu. “Penilaian objektif itu ada di level bawah Mas, kalau beliau-beliau di atas sana bolehlah kita meragukan keobjektivitasnya, tapi ini pure pendapat orang kecil”, Hari menambahkan.

Diplomasi tertinggi itu by data, bukan katanya. Pengakuan atas kehebatan prestasi yang diraih oleh Kab. Banyuwangi menunjukkan bahwa kualitas kinerja Pemkab pada semua lini telah berjalan bagus, profesional.

Layanan publik selaras dengan tingkat kepuasan masyarakat. Linier. Trust muncul sehingga tidak ada keraguan para investor untuk membawa modalnya ke Banyuwangi. Investor itulah yang secara siqnifikan turut mendongkrak naiknya perekonomian karena uang banyak berputar di Banyuwangi.

Itu fakta, ujar tokoh bola mania Banyuwangi itu berujar. Masih menurut Hari yang kerap dipanggil ‘Cablak’ itu, “sejak kepemimpinan Bupati Anas, Banyuwangi ‘moncer’ menasional dan bahkan mendunia, itu juga fakta”.

Sportif harus diakui, cetusnya. Sayangnya gagasan Bupati Anas akan mengelola Pulau Tabuhan menjadi destinasi wisata khusus, dihalangi-halangi. Yang mereaksi rencana cerdas Bupati Anas waktu itu, tidak jauh dari para aktivis Banyuwangi yang itu-itu saja.

Aku apal Mas ‘betithete’ yang suka mengaku-ngaku paling peduli rakyat, ujar Hari sambil mengerutkan dahi.
Ngomongkan prestasi Banyuwangi, tak ada habisnya sekali pun pada bagian lain masih banyak yang perlu diperbaiki. Infrastruktur jalan di musim hujan ini banyak yang rusak.

Masyarakat harus sabar. Percayakan kepada pemerintah. Selanjutnya Hari menyarankan kepada semua lapisan masyarakat, para aktivis.

“Jangan pernah berhenti memberikan kritik karena itu membangun jika dengan semangat kolaboratif, argumentatif bukan dengan semangat sentimen”, ujar Hari seraya mengakhiri pembicaraan dengan awak media.
MR jurnalis, menaramadinah.com