
Jember-menaramadinah.com-Anggota MPR RI Fraksi Partai Gokar Dapil Jatim IV Jember Lumajang H. Muhamad Nur Purnamasidi melakukan Giat Sosialisasi empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).
Acara dilaksanakan di Warung Kembang, Kecamatan Ajung Jember, Sabtu (16/10) dikuti oleh dua ratusan peserta yang hadir dari Unsur Kepala Sekolah SD/SMP/SMU, Wali Kelas dan perwakilan orang tua siswa.
Pria alumni FISIP Universitas Jember yang karib disapa Bang Pur ini menekankan pentingnya sosialisasi empat pilar yang merupakan amanah dari konstitusi. “Empat pilar kebangsaan itu harus terimplementasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari segenap masyarakat” ungkapnya.
Berbagai perubahan yang begitu cepat dan dinamis harus diantisipasi dengan mempersiapkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berdaya saing tinggi. Setiap waktu, kapanpun dan dimanapun dengan posisi dan peranan masing-masing, kita dituntut untuk meng up grade kapasitas, kapabilitas, kompetensi secara terus menerus. “Tidak boleh terjebak pada rutinitas, stagnan tetapi harus berpikir dan bertindak dinamis, melalui kreativitas, inovasi dengan tetap mempertahankan karakter, identitas serta jati diri sebagai bangsa Indonesia” Tandasnya.
Lebih lanjut, Bang Pur menegaskan relevansi dunia pendidikan sebagai medium strategis dalam kerangka pembangunan mental, pembentukan karakter siswa yang pancasilais. Di tengah Disrupsi Teknologi, ditandai dengan kecepatan menggali dan mendapatkan informasi termutakhir, ketetepatan mengambil keputusan dibutuhkan kolaborasi dan sinergi semua pemangku kepentingan,. Berbagai dinamika serta perubahan yang terjadi, dengan Digitalisasi di semua sektor misalnya, jangan sampai mendistorsi, membuat terjadinya abrasi/pengikisan nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, disrupsi teknologi ibarat pisau bermata dua. Bila tidak disikapi secara arif dan bijak dengan berbagai terobosan, dalam jangka panjang akan berdampak pada loose generation.
Terlebih dengan masih dalam suasana Pandemi Covid 19, kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sedikit banyak berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Tuntutan capaian materi ajar dengan clustering jumlah siswa dan waktu yang dipadatkan memaksa para tenaga pendidik harus berinovasi.
Namun bila kemajuan teknologi yang cepat berubah itu mampu diadaptasikan dan dijadikan sebagai spirit untuk maju, secara perlahan namun pasti, wajah dunia pendidikan akan menjadi kawah candradimuka pemproduksi insan-insan berkualitas tinggi dan berjiwa Pancasilais.
Konsep Merdeka Belajar menjadi embrio prototype dunia pendidikan di masa yang akan datang Pungkasnya. Om Lyan.