Ada yang menarik saat saya melihat dari dekat bagaimana kondisi Geladak Perak sampai putus diterjang lahar lava panas Gunung Semeru, pada erupsi 4 Desember lalu. Berikut ini kisahnya :
Ada dua jembatan yang menghubungkan antarbukit itu, yaitu jembatan lama yang sudah tidak dipakai berbahan dasar besi dibuat tahun 1952, dan sebelahnya jembatan baru yang dibangun tahun 90an. Bangunan jembatan baru itu terbuat dari konstruksi cor beton.
Jembatan Perak menarik dilihat; pertama karena kedalaman dasar sungai (sekitar 70 meter) yang menampung air dan material lain langsung dari badan Gunung Semeru, dan kedua karena eksotis, wow, membentang dibangun antara bukit dengan bukit panjangnya 192 meter.
Saat terjadi letusan, sekitar pukul 15.00 banyak orang pengunjung atau pengendara yang lewat biasa berhenti untuk ‘ngopi’ di kedai-kedai sekitar.
Tentu saja mereka berhamburan mencari selamat, kecuali yang sedang melintas konon kabarnya ikut terjun terbawa arus banjir.
Menarik perhatian saya saat menyaksikan keadaan di sekitar jembatan Gladak Perak itu, ada dua mobil terjebak posisi menghadap ke arah jalan menuju Malang.
Satu mobil Izuzu Panther (1997) warna hijau tua bernopol S 1582 bi ada di sebelah kiri jalan depan kedai, pada sebelah kanan jalan minibus (carry tahun 90an) warna hijau tua bernopol AB 1582 NF.
Masih menjadi tanda tanya saya, dua mobil ini kebetulan sama nomor ataukah milik satu keluarga? Kalau mereka selamat tentu akan ada cerita yang menarik, bagaimana mereka menyelematkan diri.
Melihat bekas kerusakan kanan kiri bukit, ada hembusan angin kencang, banyak pohon besar tumbang, batangnya patah dan rata-rata layu karena pasir panas serta ada longsoran material batu bari bukit sekitar jembatan menutup jalan.
Muhammad Rifai, Menaramadinah.com.