Bali- menaramadinah.com-Anggota DPD / MPR RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, S.E, (M. Tru), M. Si menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Auditorium Fakultas Teknik Industri Universitas Mahendradatta, Gedung Conefo, Denpasar, Bali.
Serangkaian tugas dan fungsi sebagai anggota DPD / MPR RI sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MD3.
Adapun kegiatan tersebut menghadirkan I Nyoman Suandika, S.H., M.H sebagai Moderator dan dua narasumber dari kalangan akademisi yakni Dosen FISIP Universitas Mahendradatta, I Made Arka, S.Pd., M.Pd dan Emma Ratna Sari Moedy, S.Sos., M.Ap.
Dalam paparannya, pembicara I Made Arka, S.Pd., M.Pd menjelaskan bahwa Empat Pilar berarti Empat Konsensus dan Berbangsa berarti Empat Wawasan Kebangsaan yang mana arti wawasan yaitu sebagai cara pandang dan kebangsaan yaitu bagaimana kita menjunjung tinggi geografis, sosial budaya, sejarah, ekonomi dan politik.
Dosen FISIP Universitas Mahendradatta ini juga menceritakan bahwa pada zaman orde baru terdapat sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan yang disebut “Penataran P4” yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Ia juga menambahkan kutipan dari Ir. Soekarno yang mengatakan “Bangsa hebat adalah bangsa yang menjunjung tinggi sejarah dan pahlawannya.”
Kemudian Pembicara kedua menambahkan mengenai kurangnya pemahaman nilai-nilai Pancasila oleh anak-anak yang harus bersekolah online akibat terdampak Covid-19 sehingga tidak adanya interaksi antara guru dan anak didik yang menyebabkan anak didik susah untuk memahami materi pembelajaran khususnya dalam penghafalan Pancasila.
“Belum lagi pengaruh Globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin ketat, sehingga mengharuskan kita untuk tetap mengamalkan Empat Pilar tersebut” ujarnya.
Kalangan genersai muda harus sering diingatkan bahwa kodrat bangsa ini adalah keberagaman. Namun ditengah perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat seperti ini tidak bisa kita pungkiri kehidupan berbangsa dan bernegara sedang mengalami tantangan, salah satunya yaitu eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi. Di akhir acara, sosialisasi ini ditutup dengan pesan-pesan yang disampaikan “Dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika kita bisa hidup rukun dan bergotong – royong untuk memajukan negeri.
Pancasila adalah harapan dan rujukan masyarakat Internasional untuk membangun dunia yang damai dan makmur ditengah kemajemukan.
Apalagi saat ini Indonesia terpilih sebagai Presiden G20 yang diselenggarakan di Bali sejak dibentuknya G20 pada 1999, dimana hal tersebut juga menjadi peluang besar untuk pariwisata Bali bisa hidup kembali di tengah Pandemi.” Ungkap Senator DPD RI Provinsi Bali Dr. Arya Wedakarna. Menurutnya, pemahaman tentang Empat Pilar Bangsa khususnya Ideologi Bangsa dirasa sangatlah penting dan menjadi hal yang sangat mendasar untuk dipahami oleh seluruh komponen masyarakat terutama generasi muda bangsa.
“Generasi muda sebagai penerus bangsa dan calon pemimpin bangsa harus mengenyam Pendidikan yang tinggi dan berkualitas, sebagai anak muda harus memiliki ambisi untuk bisa menjadi tokoh pemimpin yang hebat.
Harus bangga menjadi bangsa Indonesia yang berpancasila dan hal itu wajib untuk dipertahankan sebagai bentuk kecintaan kita terhadap negara dan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan dan dicita-citakan oleh pendiri bangsa.” tutur Presiden Sukarno Center yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua V Pimpinan Kelompok DPD di MPR RI. Husnu Mufid