Petilasan Jolosutro Tempat Munajat Santri Sunan Ampel di Jegong Wilangan

Nganjuk.MenaraMadinah.com. Jolosutro adalah tim khusus yang dibentuk oleh Raden Said atau Kanjeng Sunan Kalijaga dengan tujuan untuk menjalankan tirakat atas bakal tanah dan masyarakat , disebar meliputi semua penjuru mata angin pasca Kerajaan Demak Bintoro dilanda konflik internal berkepanjangan, menyongsong munculnya kekuatan baru bila telah tiba titi mongso atau waktunya.

 

Salah satu dari anggota Tim Jolosutro adalah santri Sunan Ampel yaitu Suryo Kusumo atau Dewo Agung Pranoto Kusumo yang pada akhirnya menyandang gelar Syekh Sulukhi sebab ia tekun melakukan laku suluk, menempuh jalan spiritual menuju Allah lewat dzikir dan amalan lainnya.

Ia merupakan putra dari Raja Majapahit Brawijaya V dengan istri selir , maqbarohnya berada di Desa Wilangan , Kecamatan Wilangan , Kabupaten Nganjuk.

Makamnya sangat ramai didatangi para peziarah dari berbagai daerah , terutama pada malam Jum’at legi . Sebagai juru kunci makam Syekh Sulukhi adalah Mbah Damiran yang merangkap sebagai perangkat desa setempat.

Selain memiliki maqbaroh, Syekh Sulukhi yang pernah menjabat sebagai Adipati Mbarat dan divisi logistik dalam pendirian Masjid Agung Demak Bintoro juga mempunyai sebuah petilasan di Jegong , berjarak sekitar 1 kilometer ke selatan dari makamnya . Lokasinya di jalan punden, tepat di depan SDN Wilangan 4 .

Wujud petilasannya berupa sebongkah batu besar dalam pagar dengan pintu berwarna hijau . Di sisi barat petilasannya terdapat aliran sungai yang airnya bersih , dipergunakan oleh Syekh Sulukhi untuk berwudhu.

” Di atas batu inilah Syekh Sulukhi melakukan sholat lima waktu, bermunajat , dan berdzikir “, kata tokoh masyarakat Desa Wilangan KH.M.Mukhyar Rifa’i , S.Ag yang menemani jurnalis media online ini melihat dari dekat batu pasujudan tersebut . ( 08 / 11 /2021 )

Keterangan dari sesepuh Dusun Jegongk.u , petilasan ini telah dikunjungi oleh almaghfurlah KH.Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) tanpa sepengetahuan banyak orang di malam hari. Seperti diketahui , cucu dari pendiri Nahdhlatul Ulama Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari tersebut dikenal sebagai figur ulama yang gemar berziarah , baik di makam ataupun petilasan wali yang masyhur ( dikenal orang banyak , red ) dan mastur ( tersembunyi , red ).

Sekali dalam setahun , kawasan petilasan yang asri dan sejuk ini menjadi tempat pelaksanaan acara slametan nyadran atau bersih desa yang diikuti masyarakat Wilangan dengan hiburan pementasan wayang kulit.
* Isyaroh untuk membangun mushola kayu sono *

Beberapa waktu lalu , seorang tokoh sepuh Dusun Jegong menerima isyaroh dari Syekh Sulukhi untuk mendirikan sebuah mushola dengan bahan khusus yaitu kayu sono tua .
Akhirnya, pembangunan mushola itu berhasil diwujudkan secara gotong – royong oleh masyarakat dengan kayu sono tua dari Hutan Madiun. Mushola tersebut diberi nama Jolosutro ” Roudhlotussyifa ” yang artinya taman obat . ” Tiap Kamis pahing di mushola Jolosutro ” Roudhlotussyifa ” ada rutinan khataman Al- Qur’an “, ujar Ketua Ta’mir Masjid Syekh Sulukhi KH.M. Mukhyar Rifa’i , S.Ag.
Pensiunan guru dan sesepuh Gerakan Pramuka itu menambahkan bahwa di mushola tersebut juga digunakan sebagai tempat belajar mengaji untuk anak – anak dalam naungan Taman Pendidikan Al- Qur’an ” An – Nur “. Photo : Teguh Al- Farie . Naskah : Bro- J