Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unesa Melakukan Kegiatan Pembuatan Hand Sanitizer Non-Alkoholik Berbahan Toga Untuk Mencegah Penularan Covid 19 Pada Santri Pondok Pesantren BMNK Pasuruan

 

Surabaya-menaramadinah.com-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya (LPPM UNESA) melakukan Kegiatan Pembuatan Hand Sanitizer Non-Alkoholik Berbahan Toga Untuk Mencegah Penularan Covid 19 Pada Santri Pondok Pesantren BMNK Pasuruan. MINGGU, 26 September 2021 pukul 09.00-13.00 wib.

Adapun Tim Pelaksana dari LPPM UNESA terdiri dari Prof. Dr. Tukiran, M.Si. (Ketua), Prof. Dr. Suyatno, M.Si, Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, S.Si.,M.Si, Mirwa Adiprahara Anggarani, S.Si., M,Si, Nur Hayati, S.Si., M.Si.

Menurut Prof. Dr. Tukiran, M.Si Ketua Tim Pelaksana mengatakan, Pesantren Bahriyatul Maghfiroh Nurul Karomah (BMNK) Pasuruan merupakan pesantren tradisional yang memiliki santri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), Madrasah Diniyah (Madin), Harifz Al-Quran, dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Sebagian santri tinggal menetap di pondok pesantren, namun sebagian lagi tinggal di rumah masing-masing dan hanya mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan jenjangnya.

Dari santri yang tinggal di pondok pesantren, sebagian berasal dari desa-desa di sekitar pondok, dan sebagian lagi berasal dari kota-kota lain di Jawa Timur maupun Jawa Tengah, bahkan ada yang berasal dari Palembang, Jambi, Riau, maupun Tarakan.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, di samping belajar di jenjang sekolah yang ada maupun bersekolah di SMA maupun Perguruan Tinggi di Kabupaten atau Kota Pasuruan, para santri belajar memasak maupun memenuhi kehidupannya sendiri seperti beternak ayak, ikan dan sejenisnya, serta menanam tumbuhan untuk keperluan sehari-hari mereka, seperti menanam ketela pohon, lombok, tomat, serta tanaman toga seperti sirih, sereh, jeruk, dan sebagainya.

Dalam masa Pandemi Covid-19 ini, para santri yang tinggal di pondok tidak pulang karena lokasi asal mereka yang sebagian besar jauh di luar kota maupun di luar pulau.

 

Kondisi seperti ini rawan bagi kesehatan mereka jika tidak ditanamkan kebiasaan sesuai dengan SOP kesehatan dalam masa Pandemi Covid-19 ini. Di samping itu, sebagai pondok pesantren yang memiliki peran untuk juga ikut berpartisipasi dalam masyarakat pada penanganan Covid-19 ini, maka Tim PKM bermaksud untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi santri pondok pesantren BMNK untuk membuat produk hand sanitizer yang non-alkohol.

 

Hand sanitizer yang diproduksi ini menggunakan bahan-bahan yang sebenarnya sebagian sudah tersedia di kebun milik pondok pesantren, yakni daun sirih dan jeruk nipis.

Namun, sebagian juga masih digunakan bahan-bahan kimia seperti gliserin dan hidrogen peroksida (dioksidan).

Dari kegiatan PKM ini diharapkan: (1) santri pondok pesantern BMNK memiliki keterampilan dalam membuat hand sanitizer berbahan tanaman toga, (2) meringankan beban pondok pesantren dalam pembelian hand sanitizer yang harganya dibilang cukup tinggi di era Pandemic Covic-19 ini, (3) meningkatkan peran pondok pesantren untuk ikut berpartisipasi di masyarakat dalam membantu memberikan hand sanitizer berbahan alamiah, dan (4) Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan di daerah terdampak Covid-19.

Gambar 1: Ketua Tim Pelaksana mengenalkan anggota tim pelaksana PKM kepada para peserta pelatihan (santri)

Gambar 2. Tim Pelaksana mengenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan hand sanitizer kepada peserta.

Gambar 3. Peserta pelatihan secara berkelompok praktek membuat hand sanitizer dibawah arahan tim pelaksana PKM.

Gambar 4. Peserta pelatihan secara berkelompok praktek membuat hand sanitizer dibawah arahan tim pelaksana PKM

Gambar 5. Tim pelaksana PKM dan peserta berpose
menunjukkan produk hand sanitizer yang sudah berhasil dibuatnya

Husnu Mufid