9 Tokoh NU Bergelar Pahlawan Nasional

 

Jam’iyyah Nahdlatul Ulama melahirkan Para Pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berikut ini laporan M. Basori :

Meski Para Pahlawan dari NU dan Pesantren terbilang banyak, tapi hanya beberapa Nama yang kemudian mendapat gelar Pahlawan Nasional.

✨🔰Para Pahlawan Nasional dari NU ini, menurut sejarawan KH. Abdul Mun’im DZ menunjukkan bahwa NU bukan Pemain figuran dalam pembentukan negara ini, melainkan sebagai Pemeran Utama.

Berikut ini nama tokoh bergelar Pahlawan Nasional yang pernah aktif di NU di berbagai tingkatan yang disusun berdasarkan tahun penetapan gelar.

Hanya disajikan riwayat sangat singkat dan sebagian kecil peran dan jasa mereka yang besar untuk umat dan negaranya.

☪️1.Hadlratusy Syekh KH Hasyim Asyari.

Beliau adalah tokoh utama dan pendiri Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926.
Beliau merupakan satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya dan tak pernah ada lagi hingga sekarang.
Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar dalam pendidikan melalui NU dan melawan penjajah.

Salah satu di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad fi Sabilillah yang direkomendasikan untuk pemerintah RI yang baru berdiri dan Jihad fi Sabilillah untuk umat Islam dengan fatwa, setiap orang dewasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran melawan penjajah wajib berperang.

Keduanya diputuskan menjadi pernyataan resmi organisasi NU pada 22 Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari Santri Nasional.

☪️2.KH Abdul Wahid Hasyim .

KH.Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratusy Syekh KH. Hasyim As’yari dan ayah dari Presiden keempat RI KH Abdurrahmann Wahid.
Beliau merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Di Pondok Oesantren Tebuireng Beliau mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia Pesantren dengan mendirikan Madrasah Nidhomiyah dengan ilmu umum 70 persen, ilmu agama 30 persen.

Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 17 November 1960.

☪️3.KH. Zainul Arifin.

KH. Zainul Arifin, merupakan tokoh NU asal Barus, Sumatera Utara.
Keturunan Raja-raja Barus ini aktif di NU sejak muda melalui kader dakwah.
Di antara jasanya adalah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah.
Kemudian menjadi Panglimanya.
Beliau pernah menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua DPR-GR.
Selain itu,Beliau juga berjasa dalam menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah menetapkan dirinya sebagai Pahlawan Nasional pada 4 maret 1963.

☪️4.KH. Zainal Musthafa.
KH Zainal Musthafa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya. Pernah menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah. Beliau salah seorang Kyai yang secara terang-terangan melawan Para Penjajah Belanda.
Ketika Belanda lengser dan diganti penjajah Jepang, Beliau tetap menolak kehadiran mereka. Bersama para santrinya mengadakan perang dengan Jepang.
Atas jasanya Beliau dianugerahi sebagai pahlawan nasional pada1972.

☪️5.KH.Idham Chalid.

Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, Beliau merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984. Hingga saat ini ia merupakan ketua paling lama di ormas bentukan Para Kyai ini.
Atas jasanya, Beliau ditetapkan sebagai pahlawan pada 8 November 2011.
Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru,pecahan Rp.5 ribu.

☪️6.KH.Abdul Wahab Chasbullah.

KH.Abdul Wahab Chasbullah merupakan Salah seorang pendiri NU. Sebelumnya, Beliau adalah:
🔷Pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran).

🔷Pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri).

🔷Pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang).

Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis yang bermazhab.

Usulannya terwujud dengan mendirikan NU pada 1926 bersama Kyai-Kyai lain.
Beliau juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU.
Kyai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan gelar pahlawan pada 8 November 2014.

☪️7.KH.As’ad Syamsul Arifin.

KH As’ad Syamsul Arifin adalah salah seorang Kyai berperang melawan penjajah.
Beliau menjadi Pemimpin Para Pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur.
Di masa revolusi fisik, Kyai As’ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945. Selepas kemerdekaan Kiai As’ad adalah penggerak ekonomi sosial masyarakat.
Beliau menyerap aspirasi dari warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan pembangunan yang merata. Kiai As’ad juga berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman.
Atas jasa-jasanya, ia mendapat anugerah pahlawan pada 9 November 2016.

☪️8.KH.Syam’un.

KH.Syam’un merupakan pengurus NU di Serang, banten. Beliau pernah hadir di Muktamar NU keempat di Semarang pada 1929.
Pada Muktamar NU kelima di Pekalongan 1930 dan pada Muktamar NU kesebelas di Banjarmasin pada 1936. KH Syam’un selain alim dalam keilmuan, menguasai tiga bahasa asing dan pernah mengajar di Arab Saudi pada masa mudanya, ketika kembali ke tanah air, Beliau bergabung dengan kelaskaran.
Beliau pernah menjadi perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat Daidancho atau mayor tahun 1943.
Tahun 1944 dilantik jadi Komandan Batalion PETA berpangkat Mayor, memimpin 567-600 orang pasukan.
Saat TKR dibentuk 5 Oktober 1945, pangkatnya naik jadi kolonel, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin 10.000 orang pasukan.
Tahun 1948, Beliau naik pangkat brigadir jenderal. Beliau memimpin gerilya di wilayah Banten, sampai wafatnya tahun 1949.
Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada 8 November 2018.

☪️9.KH. Masykur.

KH.Masjkur adalah tokoh Nahdlatul Ulama pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di antara kontribusinya semasa hidup adalah ikut terlibat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.
KH.Masjkur juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur Laskar Rakyat dan TNI di seluruh Jawa.
Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai Pemimpin Barisan Sabilillah.
Beliau pernah menjadi Menteri Agama Indonesia pada 1947 hingga 1949 dan 1953 sampai 1955.
Beliau juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 1956 sampai 1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1968. Selain itu, Kyai Masjkur ikut serta membangun moral anak bangsa dengan mendirikan:
💠Yayasan Sabililah, lembaga masyarakat yang bergelut di bidang pendidikan.

Beliau ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah pada tanggal 8 November 2019.“`

Penulis: Abdullah Alawi .