![](https://menaramadinah.com/wp-content/uploads/2021/05/IMG-20210518-WA0067.jpg)
Oleh : Gus Nur Cholis.
βπ Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat…
Ternyata ia hanya pandai menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah…
βπ Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri apa yang ada…
β πAku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian…
Ternyata dapat menikmati badai ujian dalam kehidupannya…
β πAku melihat hidup sahabatku begitu sempurna…
Ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya…
β πAku melihat hidup tetanggaku beruntung… Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung…
β πMaka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain…
Mungkin aku tak tahu dimana rizqiku…
Tetapi rizqiku tahu di mana diriku berada. Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku…
β πAllah yang Maha pengasih menjamin rizqiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku…
βπ Amatlah keliru bila berkeyakinan rizqi dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rizqi adalah urusan-Nya…
β πMelalaikan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda…
β πManusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati…
βπ Mereka lupa bahwa hakekat rizqi bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya…
β πRizqi tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh sekehendak-Nya…
Ikhtiar itu perbuatan dan Rizqi adalah kejutan…
βπ Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rizki akan ditanya kelak.
“Darimana dan digunakan untuk apa?”
Karena rizqi hanyalah “Hak Pakai”, bukan “Hak Milik”.
Semoga kita senantiasa menjadi orang yang bersyukur… Aamiin π€²π€²π€²“`