CATATAN PERJALANAN MISI DIKLAT DI PULAU KANGEAN SUMENEP (BAGIAN 1)

 

Oleh: Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I (Widyaiswara BDK Surabaya).

 

*Perjalanan Panjang yang Mengesankan*

Pagi jelang siang itu, tepatnya Ahad (28/3) cuaca Kota Surabaya tampak cerah. Saya bersama teman-teman widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya dan panitia pelatihan Teknis Substantif Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah siap berangkat menuju Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep lokasi pelatihan. Dengan membawa 3 kendaraan, kami berangkat menuju Pelabuhan Kalianget Sumenep. Rombongan saya belombang kedua berangkat pada pukul 09.05.

Perjalanan jalur darat ini relatif lancar karena pada titik kemacetan kami lewati sudah siang jadi pasar pasar yang biasanya macet saat itu tidak terlalu padat. Di perbatasan Sampang-Pamekasan kami rombongan berhenti di Warung Makan Sederhana untuk istirahat shalat, dan makan siang. Lumayan masakan Pantura khas Madura ada di sini.

Di samping warung ada sebuah musholla panggung terbuat dari kayu jati. Meski di makan usia, musholla masih tampak kuat. Kami Rombongan 2 bersama rombongan 1 shalat Dhuhur dan Ashar dengan Jama’ Qashar di sini.

Setelah istirahat shalat dan makan, kami melanjutkan perjalanan darat menuju Sumenep, tepatnya di MAN Sumenep. Rombingan tiba di lokasi pukul 14.30. Di MAN ini kami transit sekalian mandi sambil menunggi jemputan. Untuk mengisi waktu, kami mencari kinuman es degan di warung depan MAN Sumenep.

Sesuai rencana, jam menjukkan pukul 16.10 menit, kami dijemput oleh tim Pokjawas kepulauan. Dengam mengendarai Mobil mini bus kapasotas 15 orang, kami bwrangkat menuju pelabuhan Kaliamget. Tidak sampai satu jam kami sampai di lokasi. Di di pelabuhan beetemu rombongan Kepala Kantor Kemenag Kab. Sumenep dengan tujuan yang sama. Sejenak kami berfoto bersama.

Jelang pukul 18.00, satu persatu rombongan naik Kapal Perintis. Saya lihat di geladak kapal banyak penumpamg memadati kapal. Kami diarahkan ke lt.2. di sini tidak kalah ramai. Rupanya mereka rara-rata pedagang yang telah ‘kulakan’ barang dagangan di Sumenep ataupun Jawa dibawa ke Kepulauan.

Rombongan kami ditempatkan kamar khusus ABK. Tempat tidur dalam bentuk susun, ada yang satu ada dua, dilengkapi mesin pendingin udara kami bisa istirahat dengan segala keterbatasannya. Lumayan bisa ‘ngongkek geger’. Selama peejalanan laut ini kami nikmati dengan bercengkerama dengan teman-teman. Maghrib telah tiba. Saya bersama teman dan penumoang lain berjamaah di mushlla yang tidak lebih dari empat meter persegi. Kami harus berdesakan untuk bisa jamaah.

Kami coba naik anjungan. Tampak di kegelapan malam di bawah sinar bulan malam nisfu Sya’ban, kami menikmati suasana dinginnya malam di atas kapal. Saya mencoba menikmati kopi di kantin kapal. Di situ saya bertemu penumpang yang sudah biasa menaiki kapal ini. Dia seorang karyawan perhutani. Saya diberi obat anti mabuk olehnya. Saya juga dapat cerita jika jelang masuk kepulauan, kapal akan sedikit bergoyang karena ada pertemuan arus.

Bersamaan dengan makan malam, obat saya minum. Alhamdulillah, saya bisa istirahat di kapal. Sekitar pukul 12.00-01.00 dini hari, kapal terasa oleng. Saya ke kamar kecil ketemu kepala kemenag, beliau tampak lihat lihat mesin kapal. Saya lnjutkan istirahat. Tapi rupanya beberapa kawan sudah terbangun.

Tidak terlalu lama, kapal mulai merapat dan sekitar pukul 3.00 kapal bersandar setelah menempuh perjalanan sekitar 8-9 jam. Di Daratan Kangean tampak gerimis. Saya menuju parkiran. Di parkiran sudah siap beberapa,mobil penjemput. Saya bertemu kawan lama di IAIN panitia yang juga pengawas setempat.

Dari pelabuhan Kangean ke penginapan perjalanan membutuhkan wakru 30 nenit. Jelang subuh, rombongan tiba di penginapan di Desa Kali Katak Kecamatan Arjasa. Sambil menunggu waktu subuh kami bercengkerama sejenak bersama Kepala Kemenag H. Juhedi dan beberapa pimpinan yang hadir.