In Memoriam Almarhum Wartawan Eko Suryono di Ingatan Mas Singgih Sutoyo

Innalilahi wainalilihi rojiun. Eko Suryono, pernah aktif wartawan Media Indonesia/RCTI dan MNC Group telah berpulang kehadirat Allah SWT Senin tadi sore pukul 17.50 WIB di RSUD Dr Soebandi Jember. Eko adalah asli kelahiran Jember alumni Fisip Unej angkatan 86 setelah lulus langsung bergabung dengan Koran Media Indonesia untuk liputan Jember dan sekitarnya. Besamaan dengan itu, dia juga berkarir menjadi wartawan RCTI untuk liputan Jawa Timur Bagian Timur.

Husnu Mufid

Koresponden MM.com
Saya menganggapnya dia adalah seorang adik, seorang teman dan sahabat bahkan saudara. Sejak dia jadi wartawan di Jember dia sering datang ke rumah saya di Jember daerah Gladak Kembar. Saya lebih dulu mengawali jadi waratawan Jawa Pos di Jember tahun 1986-1988, kemudian pindah ke Harian Koran Pelita hingga tahun 2000. Saat itulah Eko yang memiliki prinsip keras dan penuh idealisme ini, sering mengajak diskusi hingga larut malam. Dengan sikap dan prinsipnya yang keras sering kali mengalami benturan dengan sesama wartawan seusianya. Saya sebagai seniornya seringkali memberikan nasehat untuk lebih dapat bersikap sabar dan mampu mengontrol emosi yang masih sering meledak-ledak.
Suatu saat ketika Eko melakukan liputan di bencana Sunami Pantai Pancer Banyuwangi Selatan sekitar tahun 1989/1990 dia sangat menghasilkan running news di Media Indonesia. Saat itu, merupakan Sunami pertama di Indonesia yang menelan korban ratusan jiwa. Saat di tengah tugas liputan dia menelpon ke rumah, mengatakan kalau dia akan balik ke Jember karena kehabaisan uang untuk ongkos makan ,transport dan akomodasi karena sudah berlangsung lebih seminggu. Saya melarangnya balik sebelum semuanya tuntas, soal kehabisan uang harus dapat dpt diatasi bagaimanapun caranya. Jangan meninggalkan liputan lapangan dalam peristiwa besar seperti itu karena akan mendapat reward dan penilain bagus dari redaksi bila mampu menuntaskan tugas liputan. Sempat saya berkata kasar, kalau kamu pulang sebelum selesai liputan berarti kamu wartawan goblokā€, ucapan saya ini ternyata selalu dia ingat sebagai sebuah nasihat.
Setelah tahun 1990 saya hijrah area liputan untuk Koran Harian Pelita di Surabaya. Ternyata apa yang saya lakukan juga diikuti oleh Eko ikut pindah liputan di Surabaya. Meski di Surabaya ada dua waraawan Media Indoensia yakni Rochim dan Faisol. Eko sempat mengalami benturan dengan Faisol berebut pos Liputan. Tapi Eko dengan cepat melakukan adaptasi, sekaligus melakukan lobi dengan redaksi Media Indonesia di Jakarta. Selain Eko lebih mengambil stresing liputan wisata dengan laporan lebih mendalam. Bargaining Eko dengan lobi redaksi membuat dia memiliki posisi yang kuat untuk pos liputan di Surabaya. Masih ingat saat Eko berceritera bariusan kirim mangga madu dari Probolinggo untuk beberapa nama redaksi media Indonesia di Jakarta. Kebetulan istri Eko bernama dik Wiwit juga alumni Fisip adalah asal rumah Probolinggo.
Ada beberapa teman alumni Unej di Suarabaya saat itu seringkali kongkow bareng saat malam. Ada Lutfi Hakim waratawan Bisnis Indonesia Biro Surabaya, ada Agus Toha (almarhum, smg chusnul khotimah), wartawan Karya Dharma, Eko dan Saya seringkali kongkow di Jalan Lesti, tempat kos Lutfi. Bergabung juga Akhbar Faisal, wartaawan Jawa Pos yang saat ini anggota DPR RI Fraksi Nasdem. Lutfi dan Akhbar sama-sama kos di Jalan Lesti, dekat GOR Pancasila. Lebih dari itu, saya, Lutfi, Agus Toha(alhamrhum, smg chusnul khotimah) dan Eko adalah mantan aktivis HMI Cabang Jember.