Menyedihkan, Keluarga Pasien Covid 19 Harus Bayar Jasa Angkut Jenazah 1 Juta Hingga 2 Juta Di Badung Bali

Bali-menaramadinah.com-Menyedihkan,   Pemakaman jenazah Pasien Covid 19 yang memang menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun, pada praktiknya, keluarga pasien di Badung Bali harus mengeluarkan uang 1-2 juta untuk jasa gotong peti jenazah dari area parkir hingga liang lahat di TPU Cikadut, pemakaman khusus pasien COVID-19 di Bandung.

 

Hal tersebut dialami keponakan Tisna tiga hari lalu, yang merupakan warga Karangsetra, Kota Bandung yang dimakamkan di TPU Cikadut.

Keponakannya yang telah berusia 42 tahun itu meninggal di Rumah Sakit Hermina Pasteur, Jumat (22/1), dan langsung dikuburkan di TPU Cikadut sesuai protap COVID-19.

Namun hari ini hasil swab keponakannya itu keluar dan hasilnya dinyatakan negatif. Penyebab kematian keponakannya adalah komplikasi sejumlah penyakit.

Ia menyebut, saat pemakaman, tidak ada pemungutan biaya dari rumah sakit. Namun pihak keluarga harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah saat di TPU untuk biaya jasa gotong jenazah pasien corona 19.

“Tidak, cuma jasa itu (gotong jenazah), memberi kepada yang gotong Rp 1,3 juta, ditawar jadi Rp 1 juta, tidak keberatan, katanya mau diganti oleh pihak rumah sakit tinggal diperlihatkan kuitansinya,” kata Tisna kepada wartawan saat melayat kuburan keponakannya untuk menabur bunga di TPU Cikadut, Senin (25/1/2021).

Dari info  yang beredar menyatakan, bahwa jasa angkut jenazah pasien COVID-19 juga ada yang harus membayar Rp 2 juta hingga lebih. Memang memberatkan. Tapinaoa bileh buat keluarga pasien Covid 19 tidak berdaya.

Seperti diketahui, posisi tempat pemakaman di TPU Cikadut ada di bagian belakang dan untuk sampai ke lokasi dari tempat parkir harus berjalan sekitar 300 meter, mengitari jalan setapak dan sedikit menurun.

Menurut Tisna, atas pertimbangan keluarga, pihaknya memilih membayar jasa gotong jenazah. Sebenarnya bisa saja jenazah digotong pihak keluarga, tapi pihak keluarga memilih menggunakan jasa tersebut karena sudah mengetahui situasi TPU Cikadut yang orang biasa kesulitan mengangkut jenazah Covid 19.

Tisna mengaku tak keberatan membayar sebesar itu. “Tidak, kalau sendiri (gotong jenazah) berabe,” ujarnya.

Tisna menyebut memilih memberikan bayaran untuk menggotong jenazah keponakannya selain beratnya peti jenazah dan juga karena khawatir. “Selain berat, risi juga (takut kenapa-kenapa),” tambahnya.

Karena keponakannya sudah dinyatakan negatif, pihaknya berencana dalam waktu dekat akan memindahkan kuburan keponakannya itu ke Karangsetra Sukahadi.

Sementara Dr. Arya Wedakarna Senator Asal Bali mengatakan, menyayangkan biaya ambulan di Rumah Sakit untuk angkut jenazah masih cukup mahal. HM